Masalah obesitas sering kali menjadi topik yang hangat dijadikan perbincangan. Kebanyakan orang melihat obesitas menjadi suatu masalah yang harus dituntaskan. Menjadi tidak percaya diri, dijauhi oleh lingkungan, sampai keterbatasan fisik bahkan menjadi tantangan yang selalu dihadapi setiap harinya. Pernahkah terbesit oleh kita, bagaimana mereka yang mengalami penyakit obesitas ini dapat menerobos stigma negatif dan melewati semua tantangan yang mereka hadapi setiap harinya di masyarakat pada umumnya?

Obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh sehingga berat badan berada di luar batas ideal pada umumnya. Kondisi ini menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Jika kondisi seperti ini dibiarkan, maka akan berdampak banyak hal negatif bagi penderita.

Tetapi apakah pernah terllintas bahwa obesitas ini dapat mengakibatkan penderita terserang di bagian psikologisnya?Contoh hal psikologis yang dapat dialami oleh penderita obesitas tersebut adalahBulimia Nervosa.Bulimia Nervosaadalah gangguan perilaku makan yang ditandai dengan makan yang berlebihan serta terus menerus dan kemudian disertai oleh pembersihan diri dari makanan yang dimakannya dengan cara yang tidak normal, contohnya adalah dimuntahkan dengan paksa agar tidak bertambah gemuk.

Mencibir orang yang berlebihan berat badan menjadi suatu hal yang sudah biasa, bahkan sudah mendarah daging di pribadi beberapa orang. Bahkan ketika kita menasihati atau bertanya kepada mereka soal berat badan yang sudah terlewat besar, justru bisa jadi pemicu orang obesitas bertambah gemuk.

Nggak mau diet?

Kok ngemil terus sih? Nanti makin gemuk lho

Kamu itu cakep banget lho, tapi kalo lebih kurus lagi kamu akan lebih cakep

Mungkin kita pernah melontarkan kata-kata tersebut bermaksud untuk mengingatkan dan menasihati serta kita percaya bahwa kata-kata itu dapat mendongkrak dan memotivasi mereka untuk menurunkan berat badan. Sesungguhnya kata-kata itu bisa menjadi kebalikan bagi para penderita dengan apa yang sebenarnya kita maksud. Pada akhirnya mereka terkena serangan psikologis dan mengakibatkan mereka mengonsumsi asupan yang lebih untuk menghilangkan stress yang mereka alami.

Dilaporkan olehTech Times, orang-orang yang mendapat komentar gendut terus menerus tentang tubuhnya malah cenderung mengalami kenaikan berat badan secara drastis dibandingkan mereka yang menerima dukungan motivasi dan kata-kata positif yang tepat.

Peneliti dariUniversity College Londonmenyelidiki 3000 orang pria dan wanita berumur 50 tahun ke atas dalam kurun waktu 4 tahun terpisah. Selama penelitian berlangsung, orang-orang yang mendapat cibiran negatif mengalami kenaikan berat badan sebanyak 16 kilogram dan 6 kali lebih besar kemungkinannya untuk mengalami obesitas. Sedangkan orang yang mendapat komentar positif dan dukungan yang benar, berhasil mengalami penurunan berat badan.

Sebagai contoh, seorang remaja yang berinisial R dan berumur 16 tahun yang mengidap obesitas berkata bahwa dia sering mendapat teguran atau atau motivasi yang terus menerus. Pada awalnya dia merasa termotivasi dan memiliki niat untuk kurus. Tetapi dalam kurun waktu yang cepat dia mendapatkan motivasi yang itu-itu saja pada akhirnya dia merasa bahwa usahanya tidak diapresiasi oleh orang sekitarnya. Kata awal yang dilontarkan oleh teman-teman dan keluarganya adalah Ayo, kamu pasti bisa kurus! Kamu hanya perlu bersemangat dan berusaha semakin keras maka hasil akan tercapai pada waktu yang tepat. Tetapi motivasi itu berubah menjadi Kamu udah berusaha untuk diet belom sih? Kok belom kelihatan hasilnya, masih saja gemuk. Hahahaha. Pada akhirnya dia merasa menyesal telah melakukan diet dan malah terkena syndrom bulimia nervosa.

Maka dari, ketahui bahwa perkataan atau motivasi yang salah yang kita berikandengan tidak tepat justru akan mengenai hati para korban. Ini akan mengakibatkan hal fatal yang malah membuat penderita semakin menggemuk dan malah memperbesar kemungkinan mereka akan terkena obesitas lebih besar lagi. Membantu itu sangatlah boleh, tetapi kita harus tahu cara membantu yang benar itu seperti apa sehingga mereka yang ingin kita bantu untuk keluar dari penyakit ini tidak merasa tersinggung.