Hari Sumpah Pemuda merupakan peringatan dikumandangkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Tepat 91 tahun yang lalu, Sumpah Pemuda dicetuskan sebagai langkah awal pergerakan para pemuda pemudi dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.

Secara garis besar, butir-butir sumpah pemuda mengandung ajakan kepada pemuda pemudi Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai persatuan. Hal tersebut ditempuh mengingat perjuangan pahlawan revolusi zaman dulu di mana pergerakannya masih bersifat kedaerahan. Mereka lebih mengutamakan wilayah yang ditempati dan cenderung mudah menyerah karena jika pemimpinnya gugur, maka mereka tidak meneruskan perjuangan. Dari situlah lahir Sumpah Pemuda sebagai ajang pemersatu bangsa dan penguat untuk mencapai kemerdekaan bersama.

Setelah dicetuskannya Sumpah Pemuda, nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme semakin dirasakan di kalangan masyarakat. Kemerdekaan Indonesia dapat diraih pun tidak lepas dari peran pemuda. Dari sinilah kita dapat mengambil ikhtisar bahwasanya peran pemuda sangat dibutuhkan untuk mencapai kemajuan dan kejayaan suatu negara.

Sebagaimana pernyataan Bung Karno, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.

Peran pemuda sangat besar bagi negara. Jika kemerdekaan sudah diraih, maka peran pemuda setelah kemerdekaan adalah mengisi kemerdekaan dengan hal positif yang bertujuan untuk mencapai negara yang lebih maju. Lalu bagaimana realitasnya? Pengangguran di mana-mana, pemabuk, penjudi, tawuran antar pelajar, dan lain sebagainya. Lalu akan menjadi seperti apa Indonesia?

Mungkin ada beberapa faktor yang memengaruhinya, di antaranya kurang cakapnya sistem pemerintahan, kurangnya pendidikan, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana cara kita mengubah sampah pemuda menjadi pemuda yang menghargai sumpah pemuda pendahulunya?

Kita tahu, bahwasanya tonggak berdirinya suatu negara adalah pemerintah dan rakyatnya. Sebagai seorang pemuda, acap kali suaranya diremehkan dan dianggap tidak berpengaruh bagi kemajuan negara. Lalu bagaimana cara agar suara pemuda diperhatikan?

Salah satu langkah yang dapat diupayakan adalah menjadi kaum intelektual. Jika pemuda terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi tentunya ia tidak akan dianggap remeh. Salah satu contohnya adalah sebagai mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change dan agent of social control, tentunya ia sangat berpengaruh di mata pemerintah. Sebagaimana demo terhadap DPR atas RUU KUHP yang dianggap menyusahkan dan meresahkan masyarakat, dan akhirnya suara mereka didengar dan dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai RUU KUHP.

Di sini kita dapat mengambil ikhtisar bahwasanya untuk menjadi pemuda yang ingat akan sumpah pemudanya di era sekarang adalah dengan meningkatkan intelektualitas serta meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Hal tersebut tidak ditempuh hanya dengan jalan menjadi mahasiswa, bisa juga pemuda mengikuti organisasi agar aspirasinya bisa disuarakan dan didengar.