Dalam situs pribadinya, Joel Sartore kerap menulis pengalamannya dalam berkarier sebagai fotografer untuk dibagi kepada banyak fotografer muda. Salah satunya adalah seluk beluk bekerja sebagai fotografer dari majalah sains ternama, National Geographic. Tak tanggung-tanggung, pengalamannya telah meliputi 25 tahun pengabdian yang luar biasa dan risiko yang tidak biasa.

Yuk intip gimana serunya kehidupan fotografer National Geographic

Perjalanan pria yang lahir pada 16 Juni 1962 ini tidak bisa dibilang mudah. Bermulai dari bekerja sebagai fotografer koran di Kansas selama enam tahun, Sartore berkata bahwa kunci untuk meraih apa yang dia miliki sekarang adalah tekun.


Di tengah karirnya sebagai fotografer koran, ia bertemu dengan seorang fotografer senior yang telah lebih dulu berkecimpung di dunia National Geographic, James Stanfield. Atas dorongan Stanfield yang mengagumi foto-foto Sartore, Sartore akhirnya berani mengirimkan porfolio kerjanya kepada National Georaphic.

Yuk intip gimana serunya kehidupan fotografer National Geographic
Selama dua tahun, ia mengirimkan karya-karya terbaiknya dari majalah setiap tiga bulan hingga akhirnya membuahkan hasil. National Geographic akhirnya meminta ia terlibat dalam one-day-assigment, hingga tugas kerja yang memerlukan waktu sembilan hari dan terus berlanjut.


Saya bekerja keras dalam setiap tugas yang saya dapat dan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa semua hasil foto bagus. Menjadi orang dengan tipe personaliti A dan obsesi yang besar membantu saya untuk menarik perhatian National Geographic. Hal itu sebenarnya salah satu syarat kalau kamu ingin bekerja untuk merka, tulis Sartore dalam website joelsartore.com, Selasa (24/7).


Kecintaan Satore pada alam dan lingkungan bermula ketika ia membaca sebuah set buku Time-Life milik ibunya. Dalam buku tersebut terdapat banyak burung yang telah puncah. Sejak saat itu, ia bertekat ingin mencegah kepunahan spesies lain.


Seberapa berat untuk bekerja menjadi fotografer National Geographic?


Selama 25 tahun, Joel Sartore telah terlibat banyak hal yang tidak mengenakan. Lebih dari yang dia sanggup ceritakan pada keluarganya.

Yuk intip gimana serunya kehidupan fotografer National Geographic


Mulai dari beberapa kecelakaan mobil dan truk ketika sedang bertugas hingga Sartore juga pernah mengudara dengan helikopter yang overheated dan terpaksa mendarat di jalan raya. Sekali, ia diserang oleh lembu dan beruang grizzly.

Yuk intip gimana serunya kehidupan fotografer National Geographic


Memang, untuk menjadi seorang fotografer National Georaphic, Satore berkata, diperlukan kemauan dan kesiapan yang kuat. Dalam tugasnya, seorang fotografi sering kali diperlukan untuk menyelam di lautan dingin antartika, berenang dengan paus dan berada di dekat hewan-hewan buas.


Namun Sartore kembali menjelaskan bahwa pada umumnya, hewan besar seperti serigala dan ular justru bukan ancaman terbesar yang ditemui. Melainkan lebih banyak fotografer dunia yang harus bertarung dengan malaria, tipus, demam kuning dan banyak lagi.


Berapakah gajinya?
Dalam situs yang sama, Sartore menjelaskan bahwa menjadi fotorafer National Geographic bukanlah pekerjaan tetap, melainkan kontrak.


Apa yang diangkat kedalam majalah tersebut dirancang dan gagas oleh Sartore sendiri. Proses tersebut bermulai ketika ia menuliskan ide ceritanya. Pada tahap itu, ia harus meyakinkan pihak National Geographic mengapa ceritanya unik dan penting untuk dibahas. Tentu saja, National Geographic tidak ingin menghabiskan uang mereka untuk mengejar cerita yang tidak penting.


Rata-rata pekerja editorial di U.S. mendapat bayaran sekitar $400-$500. Namun Sartore mengingatkan untuk tidak tergiur dengan banyaknya angka tersebut, mengingat bahwa fotografer tidak selalu bekerja tiap hari dan uang tersebut harus digunakan sebaik mungkin untuk membayar asuransi dan pajak juga membeli peralatan kamera hingga sepatu.


Sartore juga menambahkan, bahwa menjadi seorang fotografer bukan sebuah pekerjaan yang gampang, terutama di dunia digital saat ini ada banyak foto yang bisa didapatkan dengan murah, yang mana lebih disukai oleh pembeli. Tak jarang orang justru berharap konten fotografi dapat dibeli secara gratis.


Untuk itu Sartore mengingatkan para fotografer untuk tekun dalam bekerja. Ia sendiri yakin, jika dikerjakan secara serius, seorang fotografer dapat menjadikan fotografi sebagai sumber penghidupannya.