Kram adalah kondisi kejang otot yang disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat secara tiba-tiba, sehingga menyebabkan rasa nyeri. Biasanya kram terjadi pada tangan, kaki, betis, bahkan perut. Kram bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Beberapa aktivitas fisik yang dilakukan anak bisa menjadi faktor penyebab kram. Beberapa aktivitas yang dapat memicu kram pada anak di antaranya aktivitas bermain atau olahraga berat, asyik bermain hingga mengalami tanda-tanda dehidrasi pada anak, aktivitas yang menyebabkan sirkulasi darah ke otot terganggu.

Kram pada anak yang terjadi tiba-tiba membuat anak kesakitan. Gejala otot kaku dan nyeri akibat kram tersebut dapat berlangsung selama beberapa detik atau 10 menit. Karena itu, tak jarang kram pada anak menyebabkan kepanikan bagi orang tua. Jika menemukan tanda-tanda anak mengalami kram, seperti keluhan nyeri pada otot saat istirahat atau anak tak mampu menggunakan ototnya untuk beraktivitas. Orang tua dapat melakukan pertolongan pertama saat anak kram agar si Kecil merasa nyaman kembali.

Meskipun orang tua tak perlu mewaspadai gejala penyakit polio pada anak dan khawatir tentang bahaya penyakit polio pada anak, namun nyeri otot pada saat kram yang tiba-tiba datang sangat mengganggu anak-anak. Tak jarang si kecil yang memiliki ciri-ciri anak aktif pun kehilangan keceriaan bermain, sebab aktivitas mereka terhenti sementara. Nah, berikut ini adalah langkah pertolongan pertama saat anak kram, agar mereka dapat kembali aktif bermain.

1. Hentikan aktivitas.

Saat kram menyerang, beritahu anak untuk berhenti dari aktivitas yang dilakukannya. Orang tua dapat membantu melepaskan alas kaki anak, kemudian mengatur posisi nyaman untuk melakukan langkah pertolongan pertama saat anak kram selanjutnya. Dengan berhenti total dari aktivitas saat kram, berarti memberikan kesempatan otot yang kram beristirahat dan melakukan relaksasi.

2. Tinggikan posisi otot yang kram.

Aturlah posisi tubuh anak dengan menaikkan posisi otot yang kram. Misal, jika kram pada kaki anak, luruskan kaki anak dan beri bantuan anak untuk menaikkan tungkai kakinya dengan menahan bagian jari-jemari kaki untuk membantu otot relaksasi. Meninggikan posisi otot yang kram juga dapat mengurangi risiko peradangan pada otot anak saat kram.

3. Berikan pijatan.

Pijatan adalah pertolongan pertama saat terjadi penyebab kram pada anak. Mulailah dengan pijatan lembut, agar anak tidak semakin kesakitan. Manfaat pijatan untuk bayi dan anak akan membantu proses relaksasi otot dan merangsang sirkulasi darah menjadi lebih baik. Aliran darah dari jantung membawa kandungan oksigen dan nutrisi yang membantu mempercepat proses relaksasi otot. Selain itu juga membantu membersihkan asam laktat yang menumpuk di otot anak yang kram.

4. Kompres.

Berikan anak kompres hangat, karena memberikan rasa nyaman pada anak. Selain itu, dapat mengurangi rasa sakit anak akibat kram. Kompres air hangat juga membantu meningkatkan aliran darah sehingga penambahan nutrisi dan pembuangan sisa metabolisme pada otot lebih baik.

5. Konsumsi cairan.

Berikan minuman seperti air putih atau minuman dengan kandungan elektrolit, agar tubuh anak memperoleh asupan cairan yang cukup. Mengonsumsi cairan juga dapat mencegah bahaya anak kurang minum air putih lainnya dan membantu pemulihan kram pada anak.

6. Konsumsi obat pereda sakit.

Saat kram anak berlangsung lama atau berulang, maka orang tua dapat memberikan obat-obatan yang membantu mengurangi nyeri, seperti ibuprofen atau obat luar gel penghilang nyeri. Perhatikan petunjuk penggunaan obat yang sesuai untuk anak.

Jika orang tua telah melakukan cara pertolongan pertama saat anak kram yang mudah dan cepat, namun anak masih merasakan nyeri kram dan tak nyaman, mungkin anak butuh penanganan lebih lanjut dari tim medis. Carilah rekomendasi dan tips memilih dokter anak yang tepat untuk penanganan terbaik bagi kram pada anak agar anak dapat ditangani dengan maksimal.