Show me the meaning of being lonely. Is this the feeling I need to walk with? Tell me why I cant be there where you are. Theres something missing in my heart. Backstreet Boys, Show Me the Meaning of Being Lonely.

Lirik lagu Backstreet Boys di atas menggambarkan rasa kesepian yang teramat dalam karena tidak bisa bertemu dengan Sang Kekasih dan berujung pada rasa kehilangan sesuatu yang terasa di dalam hati. Kondisi ini juga menimpa sebagian besar orang selama masa pandemi ini, kita menjadi terasing secara sosial. Walaupun kita masih dapat terhubung melalui media sosial secara daring, tak dapat dipungkiri rasa kesepian itu tetap bergelora dan kerap membuat kita merasa depresi.

Menurut Anthony Silard, penulis buku Screened In: The Art of Living Free in the Digital Age, yang dilansir dari Psychology Today, kita harus memahami emosi dalam diri, tidak menyerah, dan menerapkan tiga strategi untuk mengubah kesepian menjadi kesunyian dan berpotensi untuk meningkatkan social engagement. Berikut penjelasannya.

Kesepian vs depresi.

Mencegah rasa kesepian agar tak berubah menjadi depresi

Untuk mengerti perbedaan antara merasa kesepian dan merasa depresi kamu harus memahami kedua hal ini adalah emosi. Jika kita lebih memahami emosi yang sedang kita rasakan maka kita akan lebih semangat untuk berjuang menghadapinya. Psikolog dari Universitas Denver, Phillip Shaver mengatakan bahwa kesepian dan depresi adalah emosi sekunder dari emosi utama, yakni kesedihan. Pertama-tama kita mengalami emosi kesedihan, kemudian kita terus mengulangi perasaan sedih tersebut dalam pikiran kita sampai emosi sekunder, yakni kesepian atau depresi muncul.

Kesepian muncul dari harapan memiliki hubungan sosial yang lebih baik dari sebelumnya (reaffiliasi) yang mendorong kita untuk berusaha kembali ke lingkaran sosial dan mengembangkan hubungan yang bermakna dengan orang lain. Konsep depresi sangat berbeda, depresi muncul dari harapan untuk memiliki hidup yang lebih bermakna, atau bahkan dapat muncul dari pikiran bahwa hidup kita tidak layak dan kita tidak mampu mengubahnya.

Dengan kata lain, kita dapat merasa kesepian (tidak memiliki hubungan yang berarti) tanpa merasa tertekan (tidak memiliki kehidupan yang bermakna dan tidak dapat menciptakannya).

Jangan pernah menyerah!

Mencegah rasa kesepian agar tak berubah menjadi depresi

Ketika mengalami perasaan kesepian dan depresi, kita cenderung cepat menyerah untuk mengembangkan hubungan yang berarti (mencurahkan hati dan pikiran saat berkomunikasi). Kita mungkin dapat kehilangan harapan dan merasa sangat tersiksa karenanya, sebab harapan adalah kekuatan yang dapat membuat kita bertahan.

Victor Frankl, seorang psikiater Austria, merupakan seorang tahanan yang berhasil kabur dari camp NAZI memberi contoh mengenai pentingnya tidak merasa putus asa, Para tahanan yang memiliki keyakinan yang besar (pulang ke rumah untuk merawat anak atau ikut dalam eksperimen) memiliki kemungkinan yang besar untuk bertahan, sedangkan tahanan yang kehilangan harapan, kehilangan motivasi untuk hidup, dalam satu atau dua hari mereka hilang.

Ketika mengalami kesepian dan depresi, maka kita secara otomatis tidak terhubung dengan lingkungan sosial (eksternal) dan juga dengan diri kita sendiri (internal), dan ini merupakan hal yang harus kita hindari dengan cara apa pun.

Hal penting yang harus kita sadari di sini adalah bahwa kesepian sama seperti emosi negatif lainnya, di mana emosi tersebutbisa kita jadikan sebagai motivasi agar dapat merefleksikan hubungan yang telah kita miliki dan membuat kita menjadi lebih kreatif mencari berbagai macam cara untuk terhubung dengan lingkungan sosial kita.

Strategi untuk mengubah kesepian menjadi kesunyian dan social engagement.

Mencegah rasa kesepian agar tak berubah menjadi depresi

Tiga strategi ini akan membantu kita untuk mengubah kesepian menjadi kesendirian dan berpotensi untuk meningkatkan social engagement. Strategi ini didasarkan pada prinsip dari kesepian itu sendiri, yakni kesepian terjadi bukan karena kurangnya kuantitas hubungan, namun karena kurangnya hubungan yang bermakna.

1. Perdalam hubungan yang telah dijalin saat ini dan buat bermakna.

Komunikasi yang penuh perhatian dan penuh makna dengan sahabat dapat membantu untuk mengurangi stres dan membuat perasaan menjadi lebih hangat.

2. Putuskan hubungan jika hubungan tersebut dirasa tidak bermakna.

Waktu yang telah kita habiskan untuk menanggapi pesan/telepon dari orang-orang yang tidak menghargai waktu berkomunikasi dengan kita adalah sebuah kesia-siaan.

3. Kembangkan hubungan baru yang berpotensi menjadi hubungan bermakna.

Meskipun komunikasi menjadi terbatas selama pandemi ini, kita masih bisa masih bisa mencari teman baru dan terhubung melalui aplikasi-aplikasi chatting atau video conference. Jika pandemi ini telah usai, dapat juga dicoba untuk melakukan suatu kegiatan di mana kamu akan bertemu dengan orang-orang baru.

Sudahkah kamu mengontrol kesepian dalam diri kamu agar tidak berubah menjadi depresi?