Perkembangan dunia maya yang kian hari semakin pesat menyebabkan media sosial menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Media sosial merupakan sebuah platform di mana pengguna yang mendaftar mampu membagikan berbagai hal ke internet, berinteraksi dengan orang lain, dan menerima informasi dari belahan dunia lain secara realtime.

Media sosial yang awalnya berupa situs web mulai berkembang menjadi blog, dan berubah menjadi media sosial yang kita kenal dekat seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan TikTok. Kehadiran media sosial tersebut menyebabkan pertukaran informasi terjadi dengan cepat karena dapat diakses dari komputer dan smartphone yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali Indonesia.

Dalam laporan berjudul Digital 2021: The Latest Insight Into The State of Digital, disebutkan bahwa sebanyak 170 juta penduduk Indonesia aktif menggunakanmedia sosial dari total 274,9 juta penduduk dengan angka penetrasi 61,8%. Menurut laporan tersebut, YouTube menempati urutan pertama sebagai sosial media yang paling banyak digunakan, disusul WhatsApp di urutan kedua, selanjutnya Instagram, Facebook, dan Twitter secara berurutan. Dari data tersebut, maka bisa dibilang bahwa masyarakat Indonesia sudah "melek" atau aktif menggunakan sosial media.

Karya anak bangsa sebagai cara positif mempromosikan Indonesia.

Lalu, bagaimana cara kita sebagai warga negara Indonesia menggunakan media sosial untuk mengenalkan bangsa kita ke dunia luar? Kita bisa memulainya dengan menonton dan meneruskan konten menarik tentang Indonesia yang dibuat oleh anak bangsa. Salah satu contohnya adalah video Wonderland Indonesia karya Alffy Rev featuring Novia Bachmid.

Menurut deskripsi video tersebut, Wonderland Indonesia merupakan proyek magis dan luar biasa yang menggabungkan eksplorasi musik dan budaya tradisional dengan konsep modern. Proyek ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pemuda Indonesia mampu mengangkat Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Wonderland Indonesia yang di-upload pada tanggal 17 Agustus 2021 di kanal YouTube telah ditonton sebanyak 16 juta kali dan menerima 2,2 juta likes.Kolom komentar video tersebut juga dipenuhi oleh masyarakat Indonesia yang bangga dan terharu ketika menontonnya.

Wonderland Indonesia menarik banyak perhatian YouTuber luar sehingga mereka membuat video untuk menunjukkan reaksi mereka, seperti akun Drew Nation. Mereka sangat terpukau ketika melihat pemandangan yang ditampilkan, menyukai lagu daerah yang dibawakan dengan gaya modern oleh para musisi, dan ikut merasakan semangat kemerdekaan ketika menonton video tersebut. Mereka juga menekankan bahwa, "Bagaimanapun keadaan kita sekarang, baik kaya atau miskin, kita harus tetap bangga karena memiliki negara yang sangat indah". Reaksi ini menandakan bahwa Indonesia memiliki citra yang baik menurut pandangan masyarakat luar, dan Wonderland Indonesia merupakan salah satu contoh nyata bagaimana media sosial bisa dimanfaatkan dengan baik untuk berkarya dan mempromosikan kebudayaan Indonesia ke dunia internasional.

Tingkat kesopanan digital di Indonesia.

Meskipun karya anak bangsa mampu memberikan citra yang baik untuk Indonesia di mata dunia, lain halnya dengan tingkah laku netizen/warganet Indonesia dalam berinteraksi di sosial media. Microsoft merilis laporan berjudul Digital Civility Index yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet ketika menggunakan media sosial. Hasilnya? Indonesia menempati peringkat terakhir se-Asia, alias negara dengan tingkat kesopanan digital paling rendah di wilayah tersebut. Tingkat kesopanan warganet Indonesia naik sebanyak 8 poin menuju angka 76, dimana semakin tinggi angka tersebut maka tingkat kesopanan semakin memburuk.

Menurut laporan tersebut, ada tiga faktor yang memengaruhi tingkat kesopanan digital di Indonesia. Hoaks dan penipuan menempati posisi pertama dengan angka 47 persen, ujaran kebencian menempati posisi kedua dengan angka 27 persen, dan diskriminasi menempati posisi terakhir dengan angka 13 persen. Lalu, ada lima kontributor yang memengaruhi tingkat kesopanan digital. Media sosial menempati posisi pertama dengan angka 59 persen, media berita menempati posisi kedua dengan angka 54 persen. Dilanjut dengan pemerintah sebesar 48 persen, institusi pendidikan 46 persen, dan lembaga agama 41 persen.

Bagaimana respons warganet terkait laporan tersebut? Setelah laporan tersebut dirilis, akun instagram Microsoft dihujani dengan komentar negatif dari warganet Indonesia sehingga Microsoft terpaksa menutup kolom komentar di akun Instagram milik mereka. Tindakan ini tentunya sangat memalukan, tidak ada rasa malu atau rasa ingin memperbaiki diri ketika diberi citra yang buruk. Kita malah merusak citra Indonesia dengan memvalidasi pernyataan Microsoft mengenai rendahnya tingkat kesopanan digital di Indonesia. Kita sering membanggakan diri sebagai negara yang sopan dan ramah ketika bertemu dengan orang asing, tetapi tingkat kesopanan digital yang sangat rendah merupakan ironi bagi Indonesia. Kejadian ini merupakan contoh bagaimana pemanfaatan media sosial yang kurang baik dapat mempromosikan Indonesia untuk menerima citra atau stereotip yang kurang baik dari dunia internasional.

Perkembangan dunia maya yang kian hari semakin pesat menyebabkan media sosial menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Keberadaan media sosial menyebabkan pertukaran informasi berjalan dengan cepat dan dapat diakses dari mana saja. Pemanfaatan media sosial yang benar dapat memromosikan Indonesia agar memiliki citra yang baik di dunia internasional, contohnya seperti Wonderland Indonesia yang mampu menarik perhatian dari banyak pihak dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat internasional.Sebaliknya, pemanfaatan media sosial yang salah juga dapat menjatuhkan citra Indonesia. Tingkat kesopanan digital yang rendah dan perilaku warganet Indonesia yang mendukung hal tersebut merupakan tindakan yang merugikan karena merusak citra Indonesia di dunia internasional.

Sebaiknya kita sebagai warganet harus menjaga citra Indonesia dan memilih untuk melakukan hal positif agar dapat memromosikan Indonesia dengan citra yang baik ketimbang berperilaku tidak baik di media sosial dan merusak citra yang dibangun dengan susah payah.