Kemajuan dunia digitalisasi ternyata tak membuat penggunaan kertas menurun. Konsumsi kertas dalam kehidupan sehari-hari masih sangat tinggi, utamanya dalam dunia pendidikan. Konsumsi kertas di Indonesia per kapita sebesar 27 kg/orang/tahun atau 11 rim/11 batang pohon dengan jumlah sampah kertas di Indonesia per hari mencapai 17 ribu ton.Sebelum menjadi sampah, kertas diproduksi dengan membutuhkan banyak energi dan air. Untuk menghasilkan satu kilogram kertas, dibutuhkan air sebanyak 324 liter yang artinya dibutuhkan seliter air untuk menghasilkan tiga lembar kertas. Satu rim atau 500 lembar kertas A4 membutuhkan satu batang pohon berusia lima tahun. Belum lagi limbah yang dihasilkan dari produksi kertas, tak main-main mencapai satu ton limbah padat dan 72.200 liter limbah cair. Selain itu, produksi satu ton kertas juga menghasilkan gas karbondioksida sebanyak kurang lebih 2,6 ton, setara dengan emisi gas buang yang dihasilkan oleh mobil selama enam bulan (Puspita, 2017). Oleh karena itu semakin kita banyak mempergunakan kertas maka semakin cepat pula Bumi ini rusak karena keseimbangan alamnya terganggu.

Mahasiswa sebagai pengkonsumsi kertas terbanyak!

Dianta (2015) mengemukakan bahwa penggunaan kertas paling banyak datang dari kalangan akademis intelektual yaitu mahasiswa. Seorang mahasiswa membutuhkan kertas untuk kebutuhan buku-buku teks perkuliahan, buku catatan, kegiatan pra-test dan post-test, ujian, laporan, portofolio, dan kertas untuk pengerjaan tugas. Buku teks mahasiswa jauh lebih kompleks dari buku siswa sekolah. Buku-buku teks bisa mencapai ratusan hingga ribuan lembar. Setiap orang yang belajar dengan mata pelajaran dalam satu semester dan satu buku teks tebalnya 250 halaman, maka satu mahasiswa minimal membutuhkan 2000 lembar kertas hanya untuk mendorong buku teks perkuliahan. Maka satu mahasiswa bisa menghabiskan ratusan hingga ribuan lembar kertas atau beberapa rim kertas dalam satu semester. Sementara itu, untuk mahasiswa yang melaksanakan skripsi, program ini dapat dikembangkan beberapa kali lipat dari pengajuan penelitian proposal skripsi, pelaksanaan skripsi hingga deteksi laporan akhir.

Konsumsi kertas yang sangat tinggi bagi mahasiswa di Indonesia harus diimbangi dengan daur ulang. Daur ulang kertas dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Jika kertas dibuang tanpa didaur ulang, kertas akan terurai secara anaerob dan menghasilkan gas metana. Seperti kita ketahui bersama, gas metana dapat mengakibatkan pemanasan global. Jika dibandingkan dengan gas karbondioksida, gas metana 20 kali lipat lebih signifikan dalam meningkatkan suhu bumi (Puspita, 2017). Dengan mendaur ulang limbah kertas maka kita membantu menjaga keseimbangan alam dan mencegah pemanasan global. Daur ulang limbah kertas merupakan salah satu cara mengurangi dampak dari konsumsi kertas yang tinggi dengan mengolah kertas bekas yang tidak terpakai menjadi kertas daur ulang.

Beginilah cara mendaur ulang kertas bekas.

Melalui proses daur ulang, limbah kertas yang semula hanya terbuang percuma kini dapat digunakan kembali. Notebook dipilih sebagai hasil akhir dari pemanfaatan limbah kertas karena notebook merupakan bagian dari kebutuhan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan dibuatnya notebook ini dianggap dapat lebih berguna untuk mahasiswa.

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses mendaur ulang kertas sebagai berikut:

1. Screen sablon atau bingkai kayu yang telah dilapisi kain kasa(ukuran 20x 30)

2. Blender

3. Papan kayu atau triplek

4. Gunting

5. Kain katun

6. Ember

7. Kertas bekas

8. Air

9. Lem kayu

10. Zat pewarna

11. Setrika

12. Baskom

13. Meja

14. Batako/batu

Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan kertas daur ulang:

1. Guntinglah kertas bekas menjadi kecil-kecil, lalu rendam dalam air di ember selama 1 hari.

2. Ambil kertas yang telah direndam tadi, tiriskan. Lalu masukkan ke dalam blender bersama air dengan perbandingan kertas banding air sama dengan 1:3. Kemudian blender hingga menjadi bubur kertas.

3. Siapkan ember, isi air seperempat bagian. Masukkan bubur kertas ke dalam ember, lalu aduk-aduk. Kemudian tambahkan zat pewarna secukupnya. Setelah itu, tambahkan sedikit lem kayu ke dalam adonan kertas sekitar 2 sendok makan, lalu aduk sampai merata.

4. Siapkan papan triplek lalu lapisi papan dengan kain kasa. Basahi papan dengan sedikit air.

5. Masukkan screen dalam ember, ambil bubur kertas lalu saring dan ratakan bubur pada screen namun pastikan jangan terlalu tebal.

6. Letakkan screen dengan posisi terbalik di atas papan. Kemudian gosok screen memakai kasa secara perlahan sampai bubur kertas lepas dari screen dan menempel di papan.

7. Tutup dengan kain yang sudah dibasahi, ulangi langkah 5 dan 6.

8. Apabila sudah berlapis, kira-kira 3 lapis/2 lapis, tutup dengan menggunakan papan kayu yang ukurannya lebih besar dari bahan spon/kain. Kemudian beri pemberat batu bata.

9. Diamkan 1 jam sampai kandungan air menyusut

10. Jemur di bawah panas matahari bersama kain, jangan dilepas.

11. Jika sudah benar-benar kering, buka kain yang menutupinya dengan hati-hati. Atau kalau perlu disetrika dulu sebelum dibentuk, agar lebih rapi. Kertas daur ulang sudah bisa dibentuk sesuai keinginan.

Mahasiswa jadi pengonsumsi kertas terbanyak, gini cara nguranginnya