Apa yang wajib dilakukan saat berkelana ke suatu kota selain mengunjungi tempat wisatanya? Tentu saja mencicipi ragam kuliner khasnya. Siapa tahu ada yang hendak berkelana ke Kota Surabaya, jangan lupa mencicipi lontong balap yang nikmatnya membuat perut lega.

Lontong dipotong-potong, diletakkan di piring bersama potongan tahu, di atasnya diberi taburan kecambah, lalu disiram kuah bening. Seperti itulah penampakan lontong balap. Membayangkan saja mungkin sudah membuat ngiler, ya.

Saat sekilas melihat tampilan lontong balap, kamu mungkin berpikir, B aja, nih. Iya, tampilannya memang biasa, namun soal rasa kamu pasti nggak mengelak kalau memang nikmat. Coba deh kamu mencicipinya. Sekali, dua kali, tiga kali suap, bahkan sampai suapan terakhir tetap bikin nagih.

Selain kuah yang segar, sumber kenikmatan lain pada lontong balap adalah lento. Ya, selain tahu, lauk lain di lontong balap adalah lento. Lento mirip comro. Terbuat dari tumbukan kacang tunggak (Vigna unguiculata) alias kacang tolo yang dibumbui, antara lain garam, bawang putih dan merah, dan ketumbar.

Lontong balap, makanan yang wajib dicoba saat liburan ke Surabaya

Foto: http://blognyasetiyo.blogspot.com/2014/12/lontong-balap-garuda-surabaya.html

Begitu kamu terbuai dengan kenikmatan lento, tahu, kecambah, dan kuahnya, jangan lupa masih ada sate kerang. Sate tersebut adalah makanan pendamping lontong balap. Satenya kecil-kecil, mungkin dua sampai tiga tusuk nggak akan cukup.

Jadi, ingat, sembari makan lontong balap jangan lupa cicipi sate kerangnya. Biar makin nikmat, setelah makan minumnya es teh atau es kelapa. Wih, maknyuslah! Benar-benar membuat perut lega.

Lontong balap, makanan yang wajib dicoba saat liburan ke Surabaya

Foto: https://indoforculinary.wordpress.com/2013/03/29/lontong-balap-sate-kerang/

Oke, cukup sudah dengan kenikmatan lontong balap. Sekarang, mari mengulik asal-usulnya. Kamu penasaran nggak, sih, kenapa namanya lontong balap? Apakah ada yang balapan? Kalau ada, siapa?

Iya, ada yang balapan, yakni para penjualnya. Di zaman bahela, para penjual lontong balap nggak menggunakan gerobak dorong seperti saat ini, tapi menggunakan wadah besar dari tanah liat yang dipikul di pundak.

Wadah yang para penjual pikul itu berat karena isinya banyak. Supaya beban terasa lebih ringan, mau nggak mau mereka harus berjalan cepat. Para penjual yang saling berjalan cepat itu terlihat seolah-olah sedang balapan. Dari situlah muncul istilah lontong balap.

Pak Gendut.

Kalau kamu berkata, Kasih rekomendasi lontong balap di Surabaya, dong, jawabannya adalah lontong balap Pak Gendut, salah satu lontong balap legendaris yang kenikmatannya nggak perlu diragukan.

Lontong balap Pak Gendut ada sejak 1958. Dulu, lokasi jualannya adalah di depan bioskop Garuda di Jalan Kranggan. Kini pindah ke Jalan Prof Dr Moestopo, dekat dengan Stasiun Gubeng.

Adalah orang tua Pak Gendut pemilik usaha lontong balap tersebut. Pada 1985, Pak Gendut melanjutkan usaha tersebut dan sejak 2006 hingga kini diteruskan oleh anak Pak Gendut.

Lontong balap, makanan yang wajib dicoba saat liburan ke Surabaya

Lontong balap Pak Gendut / Foto: https://www.lontongbalap-aslipakgendut.com/

Sama seperti lontong balap pada umumnya, seporsi lontong balap Pak Gendut berisi lontong, tahu, lento, dan kecambah. Tak lupa dengan sate kerang sebagai sajian pendamping. Harganya Rp 18 ribu. Untuk minumannya, ada es teh, es kelapa, dan es jeruk.

Lontong balap Pak Gendut buka setiap hari pada pukul 9.0020.00 WIB. Selain di Jalan Prof Dr Moestopo, lontong balap tersebut juga buka di Jalan Embong Malang dan di Royal Plaza.

Artis ibu kota Ari Lasso dan almarhum pakar kuliner Pak Bondan pernah makan lontong balap Pak Gendut, lho. Kalian yang tinggal di Surabaya, apakah pernah makan lontong balap Pak Gendut?