Seperti yang pernah dinyatakan di data UNESCO bahwa hanya 30% perempuan peneliti di dunia dan hanya 3% peraih penghargaan Nobel di bidangsains adalah perempuan.

Mungkin masih sulit memecahkan stigma, bahwa perempuan seharusnya melahirkan, memasak dan berkutat dengan urusan rumah tangga. Selain itu juga mungkin perempuan tidak percaya diri bahwa mereka memiliki keahlian cukup karena ada rumor yang mengatakan perempuan itu suka mengalah. Ini dibuktikan dari Survei Opini yang dilaksanakanLOreal Foundation pada 2015 menunjukkan, 67% orang Eropa berpikir perempuan tidak memiliki keahlian cukup untuk menjadi seorang peneliti ulung.

Tetapi di balik kurangnya perempuan yang menjadi penemu, ini ada fakta deretan perempuan hebat yang menjadi peneliti di dunia.

1. Marry Anning

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Marry Anning dilahirkan dari tahun 1799-1847,adalah seorang paleontolog dan kolektor fosil berkebangsaan Inggris yang dikenal di seluruh dunia sebagai penemu sejumlah fosil laut Jurassic di perairan Lyme Regis, Dorset, tanah kelahiran sekaligus tempat tinggalnya. Meskipun dia tidak pernah dianggap di dunia ilmu pengetahuan karena jenis kelaminnya dan latar belakangnya sebagai anak tukang kayu, dia tidak pernah menyerah. Bahkan ia nyaris kehilangan nyawanya pada tahun 1833 dalam longsor yang menewaskan anjingnya, Tray.

Penemuannya termasuk fosil ichthyosaurus pertama yang sukses diidentifikasi, fosil plesiosaurus pertama di luar Jerman, dan membuktikan bahwa korpolit, yang pada saat itu dikenal dengan batu bezoar, merupakan fosil kotoran hewan purba. Ia juga berhasil membuktikan bahwa belemnoidea memiliki kantung tinta seperti sefalopoda modern. Ia juga turut berperan penting dalam penemuan fosil koprolit dan belemnoidea, yang kemudian menjadi bukti kunci dalam menjelaskan kepunahan dinosaurus.

2. Ada Lovelace

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Augusta Ada King, Countess Lovelace (lahir di London, Inggris, 10 Desember 1815meninggal di Marylebone, London, 27 November 1852 pada umur 36 tahun), lahir dengan nama Augusta Ada Byron dan sekarang dikenal dengan nama Ada Lovelace, adalah penulis dan matematikawan Inggris yang terkenal atas karyanya berupa komputer mekanika pertama.

Pertemuannya dengan Charles Babbage menjadi awal dari kariernya. Babbage sendiri adalah matematikawan Inggris yang pertama kali mengemukakan pendapat tentang komputer yang dapat diprogram. Singkat cerita, Ada tertarik dengan program yang saat itu tengah dijalankan Babbage, yakni Difference Engine. Sebaliknya, Babbage juga kagum dengan intelektual dan bakat menulis Ada. Babbage bahkan memberikan julukan The Enchantress of Numbers pada Ada. Keduanya pun lantas menjalin kerjasama.

Ada kemudian membantu Babbage menulis program komputer pertama di dunia yang diciptakan lewat mesin ciptaan Babbage yang bernama Analytical Engine. Dalam hal ini, peran besar Ada adalah menerjemahkan artikel Luigi Menabrea, seorang matematikawan Italia. Ada juga menulis penjelasan awal tentang komputer dan perangkat lunak, serta menambahkan catatan mengenai metode kalkulasi nomor Bernoulli pada mesin yang dikembangkan Babbage tersebut. Karena hal itulah Ada dikenal sebagai programmer komputer pertama di dunia.

3. Marie Curie

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Maria Skodowska-Curie (lahir di Warsawa, Polandia, 7 November 1867meninggal 4 Juli 1934 pada umur 66 tahun) adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali, yakni Fisika pada 1903 dan Kimia pada 1911. Ia mendirikan Curie Institute. Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radium.

Curie adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangi dua Hadiah Nobel dalam dua bidang, adalah salah satu peneliti terpenting dalam bidang radiasi dan efeknya sebagai perintis radiologi. Catatan miliknya berisi tentang radioaktif, sampai baru-baru ini seorang cucu perempuannya mendekontaminasinya.

Marie Curie dibesarkan di Polandia dalam keluarga guru. Karena krisis di Polandia, ia jatuh miskin dan harus hidup hemat. Yang lebih menyedihkan lagi, ia harus sembunyi-sembunyi untuk belajar ilmunya. Pada tahun 1891 Marie melanjutkan studinya tentang Fisika dan Matematika di Universitas Sorbonne. Baru setelah dia pergi ke Paris untuk sekolah di Universitas Sorbonne maka dia bisa lebih leluasa untuk melakukan riset sampai akhirnya dari bekalnya itu dia mampu mengisolasi radium dari laboratorium tuanya yang sederhana; dari sinilah awal kepopulerannya.

4. Cecilia Payne

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Cecilia Payne-Gaposchkin (lahir 10 Mei 1900meninggal 7 Desember 1979 pada umur 79 tahun) adalah seorang astronom Britania-Amerika.

Dia dilahirkan di Inggris dengan nama Cecilia Payne dan menempuh studi dalam bidang botani, fisika dan kimia di Universitas Cambridge. Ia meninggalkan Inggris dan menuju ke Amerika Serikat pada 1922.

Pada 1925, ia menjadi orang pertama yang mendapatkan gelar Ph.D. dalam bidang astronomi dari Universitas Harvard untuk disertasinya Stellar Atmospheres, A Contribution to the Observational Study of High Temperature in the Reversing Layers of Stars. Astronom Otto Struve menyebutnya sebagai "thesis Ph.D. paling brilian yang pernah ditulis dalam bidang astronomi". Dengan menerapkan teori ionisasi yang dikembangkan oleh fisikawan Meghnad Saha, ia dapat dengan akurat menghubungkan kelas spektrum bintang-bintang dengan temperatur mereka. Tesis tersebut mengemukakan bahwa hidrogen adalah unsur pokok paling berlimpah yang ada di bintang-bintang.

Dalam perjalanannya ke Eropa pada 1933, ia bertemu dengan Sergei I. Gaposchkin di Jerman, seorang kelahiran Russia. Ia menolongnya untuk mendapatkan visa ke Amerika Serikat dan mereka menikah pada Maret 1934, dan memiliki tiga anak. Payne-Gaposchkin tetap aktif di bidang sains sepanjang hidupnya, menghabiskan seluruh karier akademiknya di Harvard. Pada 1956 ia menjadi profesor tetap wanita pertama di Harvard, dan kemudian menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai ketua departemen.

5. Jewel Plummer Cobb

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Jewel Plummer Cobb (lahir January 17, 1924 meninggal January 1, 2017)[1] adalah seorang penemuk kanker , dekan, ahli biologi dan peneliti. Dia berkontribusi pada penelitian kanker untuk penyembuhan terhadap melanoma.Dia juga meneliti bagaimana hormon, sinar ultraviolet dan obat obat kemoterapi berdampak dalam pembelahan sel. Selain itu Cobb juga berperan dalam meningkatkan jumlah perempuan dan murid dengan warna (berkulit hitam) di universitas dan dia juga menciptakan program untuk mendukung murid murid yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan S2 .

6. Jane Goodall

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Jane Goodall adalah seorang perempuan kelahiran Inggris pada 3 April 1934 yang merupakan seorang peneliti primata, aktivis juga memiliki kepedulian pada upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan serta sumber daya alam.

Perjalanan Goodall ke Kenya pada tahun 1957 membawanya menjadi seorang peneliti simpanse yang terkenal di dunia hingga saat ini. Penelitiannya yang mendalam pada kehidupan kelompok simpanse di hutan Gombe membuatnya menemukan beberapa fakta baru dari simpanse yang memiliki kekerabatan genetik unik dengan manusia. Pada Oktober 1960 Goodall menemukan bahwa simpanse yang sebelumnya dikenal adalah pemakan tumbuhan ternyata juga pemakan daging. Pada November 1960 ia juga meneliti tentang simpanse yang membuat dan menggunakan peralatan dalam kehidupan mereka. Penemuan ini dinilai sebagai salah satu penemuan terbesar dalam bidang pendidikan di abad kedua puluh.

Perempuan yang memiliki nama asli Valerie Jane Morris-Goodall ini kemudian mendirikan Jane Goodall Institute pada tahun 1977. Organisasi ini didirikan untuk mendukung kecintaan Goodall pada primata dengan melakukan penelitian di Gombe untuk meningkatkan perlindungan terhadap simpanse. Saat ini Dr. Jane Goodall berkeliling dunia, menulis, berbicara dan menyebarkan visi misinya ke seluruh dunia. Menebarkan semangatnya bagi setiap orang untuk use the gift of our life to make the world a better place." Sebagai seorang pecinta alam, peduli kemanusiaan, dan pejuang hewan ia juga adalah utusan PBB untuk perdamaian.

7. Jennifer Doudna

7 Wanita yang berjasa dalam ilmu pengetahuan, kecerdasannya luar biasa

Jennifer Anne Doudna (lahir 19 Februari 1964) adalah seorang ahli biokimia Amerika, profesor kimia di Departemen Teknik Kimia dan Kimia, dan Profesor Biokimia dan Biologi Molekuler di Departemen Biologi Molekuler dan Sel di University of California, Berkeley. Dia telah menjadi peneliti dengan Howard Hughes Medical Institute (HHMI) sejak 1997. Dia mengarahkan Institut Genomik Inovatif, sebuah pusat UC Berkeley-UC San Francisco bersama dan memegang Profesor Kanselir Departemen Kesehatan Li Ka Shing di bidang Biomedicine and Health, dan merupakan ketua Komite Penasehat Penasihat Biologi di UC Berkeley.

Doudna telah menjadi tokoh terkemuka dalam apa yang disebut sebagai "revolusi CRISPR" atas karya dan kepemimpinan fundamentalnya dalam mengembangkan pengarsipan genom yang dimediasi oleh CRISPR. Dalam makalah maniester 2012 mereka "A programmable dual-RNA-guided DNA endonuclease in adaptive bacterial immunity" (kurang lebih artinya adalah DNA yang bisa di program dan dipandu untuk beradaptasi dengan bakteri yang ada dalam tubuh manusia), Doudna dan Emmanuelle Charpentier adalah orang pertama yang mengusulkan agar CRISPR / Cas9 dapat digunakan untuk pengeditan gen yang dapat diprogram, yang dianggap sebagai satu penemuan paling signifikan dalam sejarah biologi. Pekerjaan mereka sejak itu telah dikembangkan lebih lanjut oleh banyak kelompok penelitian untuk aplikasi mulai dari penelitian protein dasar hingga perawatan untuk penyakit termasuk anemia sel sabit, fibrosis kistik, penyakit Huntington, dan HIV.

Doudna telah memberikan kontribusi mendasar dalam biokimia dan genetika dan menerima banyak penghargaan dan beasiswa bergengsi termasuk Alan T. Waterman Award 2000 untuk penelitiannya mengenai ribozyme, dan 2015 Penghargaan Terobosan dalam Ilmu Pengetahuan untuk teknologi pengarsipan genom CRISPR / Cas9 (dengan Charpentier ). Dia telah menjadi penerima penghargaan Gruber Prize in Genetics (2015), the Canada Gairdner International Award (2016) dan the Japan Prize (2017). Di luar komunitas ilmiah, dia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang yang paling berpengaruh pada tahun 2015 (dengan Charpentier) dan terdaftar sebagai runner-up untuk Time Person of the Year pada tahun 2016 bersamaan dengan periset CRISPR lainnya.