Mantan Menpora, Roy Suryo, mempunyai banyak bahan dalam mengkritik Presiden Joko Widodo dan pemerintah mengenai pembukaan dan penutupan Asian Games serta pencapaian Medali Indonesia dalam mengikuti Asian Games kali ini.

Asian Games berlangsung di Indonesia sejak tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018 kemarin.

Kritik Roy Suryo pertama ditujukan pada saat pembukaan Asian Games terkait stuntman dari Presiden Jokowi. Menurut Roy Surio seharusnya pada video yang ditayangkan di media sosial harus dijelaskan bahwa dilakukan oleh profesional sehingga masyarakat dicerdaskan dan berikan penjelasan yang jujur.

Kritik yang kedua adalah terkait pencapaian medali untuk Indonesia yang melebihi ekspektasi. Menurut pria yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Demokrat ini, ia mengungkapkan bahwa pencapain Indonesia ini dibantu oleh faktor Tuan Rumah dilihat waktu penyelenggaraan SEA Games Tahun 2011 dan ISG Tahun 2014 yang diikuti oleh negara-negara anggota OKI dan menjadi juara umum. Dia juga menambahkan untuk tidak boleh berpuas diri dahulu. Lebih jauh lagi ia meminta untuk tidak dijadikan pencitraan dalam menghadapi Pilpres tahun depan.

Selain mengkritik, Roy Suryo juga mengapresiasi Jokowi yang tidak ikut hadir dalam Closing Ceremony Asian Games dan lebih memilih untuk mengunjungi korban gempa di lombok, NTB. Namun tak sampai di situ saja,ia mengungkapkan lewat akun Twitter-nya bahwa iatelah 'memprediksi' PresidenJokowi akan melakukan video conference dari Lombok, dan mengungkapkan sebagai ajangshow-off.

"Tweeps, Selamat & Sukses Penutupan Asian Games nanti malam.Secara Obyektif, Saya Apresiasi Presiden @jokowi yg NoBar di NTB daripada Show-off," tulisnya.

Pada pesan twitter berikutnya, Roy menulis, "Tetapi saya menyayangkan kalau nanti Presiden @jokowi masih saja Show-Off dgn VideoConference (apalagi menyebut2 "di Lokasi Bencana")." pungkas Roy Suryo.