Pada 22 Desember 2018 masyarakat Indonesia kembali mendapatkan musibah. Tsunami yang menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung dengan jumlah korban 426 orang tewas, 7.202 terluka, dan 23 orang hilang akibat peristiwa ini. Tetapi tahukah kamu jika peristiwa tersebut tidak hanya menelan korban jiwa dan luka fisik yang dialami oleh para korban, melainkan banyak dari kita yang tidak menyadari akan munculnya trauma atau kecemasan pribadi yang dialami oleh korban, terutama dalam kesehatan mental. Dalam dunia medis kondisi ini dinamakan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).

Kesehatan mental pada remaja, penting nggak sih?

Dikatakan demikian sebab penyakit ini berhubungan dengan kesehatan jiwa dan emosional seseorang di mana mereka memiliki serangan panik yang dipicu oleh trauma masa lalu. Walaupun dikatakan penyakit mental, bukan berarti mereka gila layaknya stigma masyarakat Indonesia biasanya. Oleh sebab itu trauma merupakan salah satu dari sekian banyak jenis penyakit mental.

Seperti yang telah dicatat sebelumnya oleh Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2013, Aceh merupakan provinsi yang memiliki tingkat prevelensi gangguan mental terbanyak di antara provinsi lainnya di Indonesia, karena jika diingat-ingat pada tahun 2004 terjadi tsunami besar yang membuat warganya trauma dan mengakibatkan perubahan kondisi mental seperti kecemasan berlebih, gangguan berpikir, halusinasi serta tingkah laku aneh. Itulah salah satu kasus mental illness yang ada di masyarakat.

Kesehatan mental pada remaja, penting nggak sih?

Secara garis besar, mental illness merupakan penyakit yang tidak terlihat secara kasat mata dan berkaitan dengan emosi, jiwa, serta batin seseorang yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya. Di Indonesia, penyakit ini masih tidak dianggap genting oleh masyarakat. Seperti yang telah dicatat oleh Riskesdas tahun 2013, mereka menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas, atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan, prevalensi gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.

Kasus seperti ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran atau awareness, sosialisasi, dan edukasi tentang penyakit ini yang menjadi masalah tersendiri bagi negara kita. Sehingga kerap terjadi kasus-kasus yang muncul khususnya dialami oleh para remaja serta dewasa muda. Beberapa contohnya seperti melukai diri sendiri, bullying (perundungan), bunuh diri, rasa cemas yang berlebihan (anxiety disorder), kurangnya konsentrasi, dan masih banyak lagi.

Gangguan mental yang kerap terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta sering dialami oleh remaja dan dewasa muda dengan kisaran usia 11-30 tahun. Keadaan seperti ini terjadi karena pada usia tersebut remaja dan dewasa muda lebih rentan atau sensitive serta mudah emosi yang sifatnya masih berubah-ubah sehingga mereka mudah terjangkit gangguan mental.

Hal ini disebabkan karena pada saat remaja di dalam tubuhnyaterjadi pemasukan aliran darah yang sangat besar ke otak. Bagian dari otak yang tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup akan menjadi daerah yang sensitif dan rentan akan kecemasan serta depresi, bahkan hal ini dapat berdampak buruk pada remaja, khususnya kaum wanita. Mereka memiliki struktur otak yang berbeda dengan pria sehingga memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena Skizofrenia. Hormon estrogen yang memasok darah lebih banyak ke otak pada tubuh wanita juga menjadi salah satu alasannya.

Penyakit mental juga merupakan penyebab seorang remaja melakukan tindakan bunuh diri atau melukai diri sendiri secara tiba tiba. Hal ini dapat memicu masalah kehidupan mereka seperti ketidakbahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup, konflik keluarga, sulit berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial, tindakan kriminalitas, alkohol dan obat-obatan, boloskerja atau sekolah, melakukan tindakan bullying kepada orang lain atau menjadi korban, sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga tubuh kesulitan menghadapi infeksi, penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.

Jika kita mengamati dengan cermat perilaku seseorang, akan terlihat berbagai macam ekspresi yang mereka tunjukkan dalam berbagai situasi yang sama. Seperti sering merasa sedih, mati rasa atau tak acuh, rasa lelah yang signifikan, energi menurun, mengalami masalah tidur, marah berlebihan, dan rentan melakukan kekerasan.

Kesehatan mental pada remaja, penting nggak sih?

Di sisi lain, kebanyakan orang Indonesia cenderung melihat orang yang tiba-tiba kesurupan, mempunyai rasa ketakutan yang besar, teriak, menangis, paranoid dan delusi dianggap gila" dalam waktu yang singkat. Padahal dalam dunia psikologi ciri-ciri tersebut merupakan gejala Skizofrenia. Penyakit tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak jenis gangguan mental umum yang ada. Berikut ini merupakan gangguan mental lainnya, di antaranya:

1. Anxiety Disorder.

Anxiety Disorderataugangguan kecemasan merupakan istilah atau jenis yang paling sering muncul di social media, penyakit ini cukup populer karena kebanyakan pengidapnya adalah kaum remaja. Secara garis besar anxiety disorder yaitu keadaan seseorang di mana muncul emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran yang khawatir, dan perubahan fisik seperti tekanan darah yang meningkat. Gangguan ini menyebabkan seseorang kehilangan kebahagiaannya dan tidak mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya lagi. Adapun jenis dari penyakit ini antara lain Obsessive-Compulsive Disorders (OCD), Social Anxiety Disorders/fobia sosial, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD dan Spesific Phobias).

2. Bipolar atau manic depressive.

Ini adalahgangguan mental yang menyebabkan suasana hati sering berubah dengan jangka waktu yang lama sehingga pengidap tidak dapat mengendalikan emosinya sendiri. Disebut bipolar karena penyakit ini memiliki dua kutub emosi yang berbeda.

3. Depresi.

Merupakan salah satu gangguan yang sering muncul di telinga masyrakat sebelum adanya istilah penyakit mental lainnya. Singkatnya depresi merupakan gangguan seseorang yang mengalami perasaan sedih berkepanjangan yang menyebabkan kurangnya motivasi dan sosialisai dalam kehidupannya sehari-hari. Berbeda dengan stress, depresi merupakan induk dari stress. Tetapi tetap harus waspada jka seseorang mengalami stress karena lama-kelamaan mereka akan terserang depresi.

4. Skizofrenia.

Adalahpenyakitmentalkronis yang menyebabkan gangguan prosesberpikir. Orang dengan Skizofrenia tidak bisa membedakan mana khayalandankenyataan. Itu sebabnya masyarakat Indonesia sering menyebut skizofrenia dengan gila.Penyakit ini juga menyebabkan pengidapnya memiliki sifat paranoid dan halusinasi.

5. Anorexia Nervosa (AN).

Ini adalah penyakit yang sering dialami oleh kaum wanita. Penyakit ini memaksakan dirinya untuk menjaga pola makannya secara berlebihan yang menyebabkan penurunan berat badan secara drastis. Bentuk contoh dari Anorexia adalah menjaga pola makan yang melebihi batas normal, mengonsumsi obat diet, dan memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi.

Kendati banyak penyakit mental yang ada, pemerintah telah ikut serta melakukan upaya untuk menangani hal tersebut, contohnya:

1. Pada tahun 2014 Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH mengajak seluruh masyarakat dan jajaran kesehatan untuk menangani gangguan jiwa. Pertama, menerapkan sistem pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif, terintegrasi, dan berkesinambungan di masyarakat. Kedua, menyediakan sarana, prasarana, dan sumberdaya yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan jiwa di seluruh wilayah Indonesia, termasuk obat, alat kesehatan, dan tenaga kesehatan dan non-kesehatan terlatih. Ketiga, menggerakkan masyarakat untuk melakukan upaya preventif dan promotif serta deteksi dini gangguan jiwa dan melakukan upaya rehabilitasi serta reintegrasi OGDJ ke masyarakat.

2. Disahkannya Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa pada 8 Agustus 2014 yang bertujuan untuk menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik serta memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

3. Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuka layanan hotline 500-454 selama 24 jam untuk memberikan pelayanan konseling khusus tentang berbagai masalah kejiwaan.

4. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) telah menjamin penderita kesehatan mental mendapatkan pelayanan medis sebaik-baiknya di puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Walau jenis penyakit mental yang sifatnya umum seperti depresi, stress, dan anxiety disorder sering dijumpai setiap harinya, tetapi jangan sampai kita mencap atau mediagnosis diri sendiri sebagai orang yang memiliki gangguan jiwa tersebut. Misalnya karena kita mempunyai rasa cemas yang berlebihan akhirnya kita menyimpulkan diri sendiri secara langsung tanpa bantuan profesional dengan penyakit anxiety disorder. Hal ini disebabkan oleh banyak remaja yang mencap dirinya tanpa alasan yang kuat atau hanya sebatas perubahan mood saja.

Hal yang perlu dilakukan sebaiknya kita harus melakukan konsultasi ke dokter spesialis dan menjelaskan keluhan kita, tanpa mendiagnosis diri sendiri. Dengan begitu kita dapat mengetahui dengan akurat apa kekurangan dan kelebihan kita dan bagaimana menanggulanginya.

Kesehatan mental pada remaja, penting nggak sih?

Sebenarnya terdapat hal sederhana untuk menjaga kesehatan mental, kita sebagai orang awam dapat memulainya dari perihal kecil seperti berikut ini.

1. Menerima dan menghargai diri sendiri.

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing oleh karena itu kita sebagai individu harus mensyukuri/menerima dan menghargai diri sendiri, karena jika bukan kita yang mulai, siapa lagi?

2. Hindari penggunaan sosial media secara berlebihan.

Sebagai remaja dalam rutinitas sehari-hari, kita pasti tidak luput dengan sosial media. Tapi jangan salah, penggunaan sosial media yang terlalu sering dapat mengganggu kesehatan mental kita. Karena tanpa sadar sosial media membuat kita terisolasi karena sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

3. Mendekatkan diri dengan Tuhan.

Sebagai individu biasa, kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan-Nya. Mungkin hal yang kadang dianggap sepele, tapi sangat sakral yang dapat kita lakukan salah satunya menjaga mengingat-Nya dengan cara beribadah. Di saat mental mulai tidak baik, pasti Tuhan dapat membantu untuk mencari jalan keluar.

4. Menjaga relasi dengan baik.

Mustahil jika kita melakukan semuanya sendiri. Pasti di setiap kondisi kita sebagai manusia biasa membutuhkan dukungan orang lain, salah satunya dengan menjaga relasi.

5. Aktif berkegiatan.

Aktif berkegiatan sangat berpengaruh dalam tumbuh kembangnya seorang individu, salah satunya mengikuti kegiatan organisasi. Dengan begitu kita mendapatkan ilmu softskill yang sering dilupakan, seperti cara beradaptasi, bagaimana membangun relasi, mengenal dan memahami karakteristik setiap orang.

6. Mulai terbuka dengan orang lain.

Pada awalnya mungkin sulit untuk memulai bercerita tentang apa yang kita rasakan dan mempercayainya sebagai pendengar kita. Tetapi hal itu merupakan salah besar, dengan mulai terbuka dengan orang di sekeliling, kita bisa mendapatkan dukungan batin yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.

7. Sering berolahraga.

Tidak hanya kesehatan mental, tentu saja kesehatan fisik sangatlah penting. Carilah olahraga yang disuka, dengan begitu pikiran kita akan terhalang dengan bayangan negatif dan mendapatkan kesehatan secara fisik.

8. Istirahat cukup.

Jika butuh waktu istirahat dan merasa badan sudah lelah dengan aktivitas yang ada, sebaiknya kita memberikan waktu badan untuk istirahat sejenak. Tetapi harus gunakan waktu istirahat dengan seoptimal mungkin, jangan terlalu lama dan jangan terlalu singkat. Gunakan waktu tidur 7-8 jam per hari.

9. Konsumsi makanan dan minuman sehat.

Banyak yang tidak tahu bahwa kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh saluran pencernaan. Utamakan konsumsi makananprebiotikseperti sayuran berserat dan ikan berminyak yang membantumenjaga saluran pencernaan. Hindari juga makanan olahan, antibiotik yang berlebihan, dan makanan cepat saji.