Tahun 2000-an bisa dibilang sebagai masa keemasan band-band pop Tanah Air. Pada era itu muncul nama-nama band yang lagunya masih sering diputar di masa kini. Salah satunya adalah Letto.

Beranggotakan Noe sebagai vokalis, Patub sebagai gitaris, Arian di bass, serta Dedhot sebagai drummer, lagu-lagu mereka berhasil menancap di hati para pencinta musik Tanah Air. Melodi yang lembut serta lirik yang dalam menjadi kekuatan dari grup musik yang berasal dari Yogyakarta tersebut.

Meski Letto kini jarang tampil di layar kaca, bukan berarti hits-hits mereka juga hilang ditelan zaman. Lagu-lagu mereka tetaplah sebuah karya yang epic. Bahkan jika dihayati lebih dalam, beberapa dari lagu mereka menyimpan makna ketuhanan, meski sering dikira sebagai lagu cinta. Berikut adalah beberapa lagu Letto yang menyimpan makna ketuhanan.

1. Permintaan Hati.

"Dengarkanlah permintaan hati

Yang teraniaya sunyi

Dan berikanlah arti pada hidupku

Yang terlepas, yang terhempas

PelukanMu, BersamaMu

dan tanpaMu aku hilang selalu"

Lagu ini bukanlah lagu yang diperuntukan kepada seorang kekasih, melainkan sebuah curahan hati kepada Tuhan. Permintaan hati sendiri dapat dimaknai sebagai doa. Ia meminta sebuah kehidupan yang berarti dan selalu bisa dekat dengan Tuhannya. Keberadaan Tuhan dalam hatinya menjadi hal yang sangat penting karena tanpa-Nya kita akan merasa terlepas, terhempas, bahkan kehilangan arah.

2. Lubang di Hati.

"Ku mencari sesuatu yang mampu mengisi lubang itu

Ku menanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati?

Apakah itu Kamu, apakah itu dia

Selama ini kucari tanpa henti

Apakah itu cinta, apakah itu cita

Yang kan mengisi lubang di dalam hati"

Lubang di hati bisa dimaknai sebagai keadaan hati yang sedang kosong. Lagu ini pun menceritakan sebuah pencarian kepada sesuatu yang mampu mengisi kekosongan tersebut. Dan yang mampu mengisi hati sebenarnya bukanlah seorang kekasih ataupun obsesi duniawi, melainkan kecintaan kita kepada Tuhan.

3. Sandaran Hati.

"Teringat ku teringat

Pada janjimu ku terikat

Hanya sekejap ku berdiri

Ku lakukan sepenuh hati

Peduli ku peduli

Siang dan malam yang berganti

Sedihku ini tiada arti

Jika kaulah sandaran hati

Sandaran hati"

Kalau yang satu ini nuansa religinya memang sudah terasa. Janji yang terikat di sini merupakan janji setiap manusia kepada Tuhannya sebelum kita dilahirkan di dunia dan tersirat dalam bacaan iftitah dalam salat yang berbunyi, "inna sholati wa nusukii wa ma yahya wa mamaati lillahi robbil alamin", yang berarti sesungguhnya salatku, hidup dan matiku hanya kepada Tuhan seluruh alam. Dan ketika teringat dengan janji tersebut, pencipta lagu ini tergerak untuk dapat sekejap berdiri dan mampu dilakukan sepenuh hati. Berdiri sekejap berarti dengan melaksanakan salat.

Peduli pada siang dan malam yang berganti berarti menyadari bahwa Tuhan menguasai seluruh alam. Kita pun tidak akan merasa sedih jika menyandarkan hidup hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Ruang Rindu.

"Tak pernah ku ragu dan slalu ku ingat

Kerlingan matamu dan sentuhan hangat

Ku saat itu takut mencari makna

Tumbuhkan rasa yang sesakan dada

Kau datang dan pergi oh begitu saja

Semua ku terima apa adanya

Mata terpejam dan hati menggumam

Di ruang rindu kita bertemu"

Kerlingan mata pada penggalan lirik tersebut mengandung makna bahwa jika kita tak bisa membayangkan wujud Tuhan, maka bayangkanlah Ia sedang melihatmu dengan senyuman dan kerlingan matanya. Cara tersebut juga merupakan sesuatu yang diajarkan oleh para ulama. Dan yang tak ragu untuk selalu diingat disini adalah mengingat bahwa Tuhan selalu melihat kita.

Kau datang dan pergi begitu saja, merupakan kondisi hati yang tidak bisa kita kontrol. Begitu pula dengan perasaan dekat atau jauh dengan Tuhan. Untuk itu kita harus menerimanya.

Mata terpejam dan hati menggumam merupakan penggambaran kita saat berzikir kepada Tuhan. Dan saat melakukannya, kita akan sampai di ruang rindu bertemu dengan Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya.

5. Sebelum Cahaya.

"Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja

Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra

Yang kan membelaimu cinta"

Lagu ini mungkin saja diperuntukkan kepada mereka yang sering merasa kesepian. Padahal Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia selalu menemani kehidupan kita di mana pun kita berada. Embun pagi bersahaja, angin yang berhembus mesra, dan seluruh alam semesta merupakan manifestasi dari Tuhan.

Demikian ulasan penulis tentang beberapa lagu Letto yang menyimpan makna ketuhanan. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa makna tersebut berasal dari sudut pandang penulis dan bisa saja berbeda dengan kebanyakan orang, tergantung dari cara orang tersebut memaknainya. Sedangkan makna asli lagu-lagu tersebut tentu hanya si pencipta lagu dan Tuhan saja yang tahu.