Munculnya benjolan tumor atau sel-sel abnormal dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja, termasuk rahim. Tumor rahim juga dikenal dengan fibroid rahim, yaitu tumor jinak yang muncul di bagian atas atau di dalam otot rahim. Meski tumor ini bersifat jinak, akan tetapi apabila ukuran tumor cukup besar maka dapat menyebabkan pengidapnya mengalami pendarahan.

Dalam istilah medis, fibroid rahim juga dikenal dengan istilah leiomioma atau miom. Dalam sebagian besar kasus, fibroid rahim bersifat jinak dan tidak berpotensi menjadi kanker. Fibroid rahim juga dapattumbuh sebagai satu benjolan dan bisa juga tumbuh dalam jumlah yang lebih banyak di rahim. Selain itu, tumor pun memiliki ukuran yang beragam, mulai dari sebesar benihhingga lebih besar.

Apa penyebab fibroid rahim?

Hingga saat ini para ahli belum mengetahui penyebab pasti dari fibroid rahim. Namun, kondisi ini diduga dapat terjadi akibatfaktor hormon atau faktor genetik (turunan).

Selain itu, faktor lingkungan juga dipercaya dapat memberikan dampak pada pertumbuhan tumor di rahimr. Hal ini disebabkan karena sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa bahan kimia yang tersebar di lingkungan sekitar dapat memicu terjadinya gangguan hormon estrogen pada wanita. Hormon ini dapat membuka peluang untuk pertumbuhan tumor, salah satunya tumor atau fibroid rahim.

Umumnya penyakit ini menyerang waita dengan usia 40 sampai 50 tahun dan jarang ditemukan pada wanita di usia muda. Meski begitu, bukan berarti wanita di usia muda bisa merasa bebas begitu saja dari serangan fibroid rahim. Pasalnya, wanita denganobesitas atau kegemukan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena fibroid rahim daripada wanita yang memiliki berat badan ideal.

Fakor risiko fibroid rahim.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memicu terbentuknya fibroid rahim, yaitu:

- Faktor usia, yaitu lebih sering terjadi pada wanita dengan usia 40 sampai 50 tahun.

- Meningktanya hormon estrogen.

- Menstruasi dini, di mana wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum menginjak usia 10 tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko terjadinya fibroid rahim.

- Terlalu banyak dan sering mengonsumsi daging merah.

- Kelebihan berat badan (obesitas).

- Merokok.

- Riwayat keluarga (faktor genetik).

- Wanita yang sudah memiliki anak juga berisiko lebih tinggi mengalami fibroid rahim.

Gejala fibroid rahim.

Pada dasarnya tumor jinak di rahim cenderungtidak menimbulkan gejala sama sekali. Maka dariitu banyak penderita fibroid rahim yang tidak menyadari bahwa ia tengah mengalami kondisi tersebut.

Gejala yang timbul akibat fibroid rahim tergantung pada jumlah, ukuran, dan lokasi terbentuknya tumor. Beberapa gejala yang paling umum di antaranya adalah:

- Pendarahan abnormal.

- Menstruasi yang terjadi lebih lama dari biasanya.

- Jumlah sel darah merah rendah (anemia).

- Nyeri saat melakukan hubungan seksual (dispareunia).

- Terjadi tekanan pada kandung kemih akibat tumor, sehingga pengidap sering buang air kecil (beser).

- Susah buang air besar (sembelit).

- Terasa nyeri atau tertekan di bagian perut bawah atau punggung bawah.

Selain itu, tumor rahim juga dapat membuat perut terlihat kembung atau membengkak. Hal ini disebabkan karena fibroid ikut menekan usus besar atau rektum. Kondisi ini juga dapatmenyebabkan penderita menjadi sulit buang air besar atau bahkan mengalami sembelit.

Jikakamu merasakan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, maka jangan ragu untuk segera mengunjungi dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Semakin diatasi dengan cepat, maka peluang untuk sembuh pun semakin besar.

Diagnosis fibroid rahim.

Dalam mendiagnosis fibroid rahim umumnya dokter akan menanyai pasien terlebih dahulu mengenai gejala yang dirasakan. Apakah pasien merasa berat atau adanya benjolan pada bagian perut bagian bawah, serta mengalami gangguan haid yang disertai rasa nyeri.

Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik melalui cara bimanual yang akan menunjukan tumor di bagian rahim. Biasanya tumor yang terbentuk terletak di bagian garis tengah ataupun agak ke samping, yang mana saat diraba berbentuk benjolan. Kemudian, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung hasil akhir yang biasanya dilakukan melalui USG dan MRI.

Komplikasi fibroid rahim.

Apa saja komplikasi yang dapat terjadi akibat fibroid rahim? Komplikasi yang dapat terjadi akibat fibroid rahim adalah tumor yang berkembang menjadi ganas, atau yang disebut dengan leiomiosarkoma. Meski begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi tersebut sangatlah kecil.

Komplikasi fibroid rahim lainnya yang dapat terjadi lainnya adalah torsi atau terpuntir. Torsi sendiri merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika ligamen yang berada di sekitar ovarium terpuntir. Pelintiran ini dapat memotong aliran darah menuju ovarium dan saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim (tuba fallopi). Timbulnya torsi dapat menyebabkan gangguan sirkulasi akut, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan.

Pengobatan fibroid rahim.

Dalam kebanyakan kasus, fibroid rahim memang tidak membutuhkan pengobatan. Dokter hanya akan menganjurkan pengidap untuk melakukan pemeriksaan secara rutin guna memantau perkembangan fibroin dan memastikan agar fibroid tidak menimbulkan masalah lain.

Selain itu, obat-obatan juga dapat digunakan untuk menghambat kinerja hormon. Apabila fibroid menimbulkan gejala terus-menerus, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim atau fibroid apabila pengidap masih ingin memiliki keturunan.

Namun perlu kamu ketahui bahwa fibroid rahim dapat kambuh lagi sehingga pengidap mungkin harus menjalani operasi lagi. Meski obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan fibroid, namun semua itu hanya bersifat sementara.

Pencegahan fibroid rahim.

Sebelum mengalami fibroid rahim dan menjalani pengobatannya, ada baiknya jika kamu mencegah terjadinya fibroid rahim sejak dini. Fibroid rahim dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup serta menghindari hal-hal yang dapat memicu terbentuknya fibroid rahim. Berikut ini adalah cara mudah dan sederhana yang dapat kamu lakukan di rumah untuk mencegah terjadinya fibroid rahim, yaitu:

1.Menjaga berat badan ideal.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor rahim. Maka dari itu lakukan aktivitas yang dapat membuat berat badan kamu tetap ideal.

2.Perbanyak konsumsi buah dan sayur.

Mengonsumsi buah dan sayur dapat membuat kamu mendapatkan asupan vitamin dan serat yang cukup. Dengan begitu tubuh pun terhindar dari risiko terjadinya fibroid rahim.

3.Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol.

Selain menjaga berat badan dan menncukupi kebutuhan vitamin dan serat, sebaiknya kamu juga hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Sebab, merokok dan mengonsumsi alkohol merupakan faktor lain yang dapat meningkatkan risiko fobroid rahim. Selain itu, merokok dan mengonsumsi alkohol juga merupakan kebiasaan buruk yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit yang merugikan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai tumor rahim. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kamu semua.