Persoalan energi merupakan kepentingan semua negara di dunia. Energi sendiri bukanlah kebutuhan dasar, tetapi energi merupakan pendukung utama untuk tercapainya kebutuhan-kebutuhan dasar. Tanpa energi, kebutuhan-kebutuhan tersebut sukar tercapai.

Energi merupakan komoditas strategis mengingat seluruh sistem dan dinamika kehidupan manusia dan negara tergantung kepada energi sebagai urat nadi kehidupan pada semua sektor. Hampir semua aspek kehidupan memerlukan energi sebagai penggerak utama. International Energy Agency (IEA) mendefinisikan ketahanan energi sebagai ketersediaan sumber energi yang tidak terputus dengan harga yang terjangkau.

Kebutuhan energi: Tantangan dan solusi yang dapat dilakukan

(Sumber : https://thegorbalsla.com/energi-kinetik-potensial-mekanik/)

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya alam melimpah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi keberlangsungan hidup. Namun seiring berjalannya waktu, ketersediaan alam tersebut kini semakin menipis, dan untuk mengantisipasinya energi baru terbarukan (EBT) merupakan alternatif terbaik.

Sumber energi baru terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Hal ini karena energi yang didapatkan berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, air, biofuel, dan geothermal. Energi terbarukan memiliki potensi dalam pemenuhan energi bagi populasi besar di negara berkembang yang belum memiliki akses dalam pemenuhan energi.

Dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, banyak hal yang menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkannya. Tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia di antaranya.

1. Akses energi.

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki wilayah-wilayah yang sulit diakses. Hal ini yang menjadi kendala dalam pemenuhan energi di wilayah Indonesia. Di Indonesia banyak daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh layanan listrik, ini disebabkan terbatasnya layanan dan jangkauan.

Di lain pihak, di sekitar daerahdaerah yang tak terjangkau listrik terdapat sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Tidak hanya itu, wilayah Indonesia bagian timur yang sulit diakses juga memiliki sumber kekayaan alam yang sangat berpotensi dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional, seperti biomassa, geothermal, dll.

2. Pendanaan energi.

Pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia memerlukan dana yang besar dalam pengembangannya. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan negara lain dalam pemenuhan kebutuhan energi. Sarana dan prasarana harus memadai dalam pengolahan dan pengembangan energi terbarukan agar tercapainya stabilitas energi.

Akses yang sulit dilalui mengakibatkan banyak wilayah Indonesia yang tidak terjangkau oleh pemerintah dalam pemenuhan energi. Pada negara berkembang, upaya untuk melakukan pembangunan masih terus berjalan setiap saat. Untuk itu, supaya bisa melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca, maka perlu upaya keras selain sosialisasi dan edukasi, juga harus ada pendanaan yang kuat.

Dalam menjawab tantangan-tantangan di atas, berikut solusi yang dapat saya berikan.

1. Membentuk kerja sama pemerintah Indonesia dengan negara maju dalam hal energi terbarukan.

Dalam hal ini, sarana dan prasarana sangat membutuhkan dana yang besar. Apabila negara maju tidak dapat memberikan bantuan kepada negara berkembang, maka tujuan SDGs yang telah disepakati tentu tidak dapat akan terwujud dengan mudah.

Banyak hal-hal yang perlu disiapkan oleh negara berkembang dalam memenuhi dan mewujudkan kebutuhan energi terbarukan. Oleh karena itu, apabila Indonesia dapat membangun kerjasama yang baik dengan pemerintah luar yang merupakan negara maju, maka dalam pemenuhan kebutuhan energi terbarukan Indonesia akan baik dan semakin maju.

2. Membentuk Badan Penanggung Jawab Energi Terbarukan Indonesia.

Banyak sekali ide-ide anak bangsa yang sangat menarik tentang pemenuhan energi terbarukan dari berbagai bahan alami yang tentunya berasal dari kekayaan alam Indonesia. Ide-ide tersebut tidak dapat diaplikasikan dan diwujudkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan pemerintah kurang memandang bagaimana ide-ide anak bangsa yang telah berhasil menemukan energi terbarukan.

Seharusnya dengan ide-ide kreatif yang dimiliki anak bangsa kita bisa menggapai dan memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita membentuk Komisi Penanggung Jawab Energi Terbarukan di Indonesia. Hal ini agar ide-ide anak bangsa dapat tersalurkan dan dapat diaplikasikan dalam masyarakat dengan bantuan komisi ini.

3. Membentuk tim dalam penjangkauan wilayah.

Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya bahwa banyak sekali daerah-daerah terpencil Indonesia yang belum memiliki akses dalam pemenuhan kebutuhan energinya. Padahal, daerah-daerah tersebut dapat memenuhi kebutuhan energinya dengan potensi energi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan tim yang mampu membawa perubahan dan handal dalam mengolah sumber daya alam yang berlaku di daerah tersebut. Tiak hanya itu, dalam tim ini juga diperlukan jiwa dan mental yang tangguh dalam pengaksesan daerah-daerah terpencil di Indonesia demi mewujudkan pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia yaitu energi terbarukan.

4. Melakukan Gerakan Penggalakan Energi Terbarukan (GPET).

Target konservasi energi dinyakatan dalam intensitas energi, merupakan indikator keberhasilan penerapan konservasi energi yang menunjukkan seberapa besar energi yang dapat dihemat untuk menghasilkan produk yang sama. Intensitas energi dapat dihitung dengan menggunakan data realisasi penggunaan energi final dan energi primer. Intensitas energi primer untuk menggambarkan intensitas seluruh rangkaian proses energi mulai dari sisi penyediaan (supply side) sampai energi final, sedang intensitas energi final untuk menggambarkan intensitas pemanfaatan energi pada sisi pengguna energi (demand side). Indonesia sebagai negara agraris yang terletak di daerah khatulistiwa merupakan negara yang kaya akan potensi bioenergi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam bentuk cair (biodiesel, bioetanol), gas (biogas), padat maupun sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Melalui pemanfaatan teknologi bioenergi, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan energinya, namun juga mempunyai kesempatan yang besar di dalam memberikan kontribusi terhadap penyediaan energi bersih kepada masyarakat dunia. Salah satu bentuk penyediaan energi bersih kepada masyarakat dunia tersebut antara lain melalui penyediaan bioetanol. Bioetanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir. Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan bioetanol adalah dari genus Saccharomyces. Saccharomyces cerevisiae menghasilkan enzim zimase dan invertase. Enzim zimase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa). Enzim invertase selanjutnya mengubah glukosa menjadi bioetanol.

Indonesia kaya dengan sumber daya alam yang melimpah. Kulit markisa dapat dijadikan sebagai sumber bioetanol yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pemenuhan energi nya. Kulit markisa tidak termanfaatkan oleh masyarakat. Limbah yang digunakan hanya dibuang begitu saja. Padahal, limbah kulit markisa merupakan biomassa yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi apabila dapat dimanfaatkan dengan baik. Banyak sekali bahan-bahan limbah yang tidak termanfaatkan dapat diolah dan menjadi energi biomassa yang dapat menggantikan energi tak terbarukan saat ini. Selain kulit markisa, singkong yang merupakan tanaman yang tidak membutuhkan perlakuan yang lebih dengan jumlah produksi yang tinggi di Indonesia dapat juga dijadikan bioetanol. Masih banyak bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai sumber bioetanol pengganti bahan bakar solar.

Adapun proses pengolahan pembuatan bioetanol yaitu dengan proses fermentasi. Fermentasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat menjadi etanol dan CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir dan keadaan anaerob Perubahan ini dapat terjadi jika mikroba terseut bersentuhan dengan makanan yang sesuai bagi pertumbuhannya. Pada proses fermentasi biasanya tidak menimbulkan bau busuk dan biasanya menghasilkan gas karbondioksida. Secara ringkas seluruh rangkaian reaksi yang terjadi adalah hidrolisis pati atau polisakarida menjadi maltose (disakarida) kemudian hidrolisis menjadi glukosa dan selanjutnya diubah menjadi alkohol dan gas karbondioksida oleh Saccharomyyces cereviceae untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.

Peran minyak fosil harus digantikan oleh sumber energi yang dapat diperbaharui agar krisis energi dapat teratasi. Untuk itu telah berkembang secara cepat teknologi bioetanol dan biodiesel. Bioetanol maupun biodiesel yang dihasilkan dengan perlakuan tertentu mampu menggantikan solar dan bensin. Kedua jenis sumber energi ini bersifat terbarukan, biodegradable, dan ramah lingkungan. Dengan demikian, perkembangan teknologi permesinan juga mengikuti trenm perkembangan energi saat ini. Mesin dimodifikasi agar mampu memanfaatkan bioetanol dan biodiesel sebagai sumber energi.

Perkembangan teknologi terbarukan ini memunculkan teknologi biodiesel, bioetanol, bioelektrik, dan biogas. Penggunaan energi hayati ini dapat menekan pencemaran lingkungan hingga 50%. Bioetanol merupakan bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan dapat dihasilkan dari konversi karbohidrat menghasilkan zat tersebut. Indonesia memiliki berbagai macam produk pertanian yang potensial menghasilkan bioetanol karena mengandung karbohidrat dengan kadar tinggi. Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar dapat dicampur dengan bensin menghasilkan gasohol. Kelebihan bioetanol adalah mampu menaikkan angka oktan bahan bakar serta dapat menurunkan pencemaran lingkungan.