Fenomena musik dangdut mulai digemari oleh generasi muda berkat musisi-musisi yang mengaransemen musik dangdut menjadi versi yang kekinian. Musik ini mulai dikenal di kancah internasional, bahkan dibawakan di ajang bergengsi seperti Synchronize Fest, ataupun Djakarta Warehouse Project.

Nyanyian serta goyangan seorang biduan di atas panggung diiringi alat musik gendang dan seruling bambu melengkapi alunan irama musik dangdut. Musik asli Indonesia ini mampu membuat orang ikut bergoyang dan berdendang sehingga sering kali dijadikan sebagai alternatif hiburan pada acara-acara penting. Musik rakyat ini pun banyak menghasilkan legenda-legenda yang mengangkat pamor musik dangdut, seperti Elvy Sukaesih, Iis Dahlia , dan juga 'Raja Dangdut' Rhoma Irama.

Akrab disapa Bang Haji Rhoma Irama, menjadi salah satu dari sekian banyak penggawa musik dangdut pada awal 70-an. Kehadiranya dengan grup legendaris Soneta menjadikan Rhoma Irama dijuluki sebagai 'Raja Dangdut'. Dengan lirik yang mengandung pesan moral dan nilai-nilai perintah agama, Rhoma Irama banyak menghasilkan penggemar fanatik yang selalu setia hadir di mana pun Grup Soneta tampil. Kehadiran lagu-lagu Rhoma Irama menjadikan musik dangdut banyak digemari masyarakat tertentu.

Musik dangdut juga berkembang seiring kemajuan zaman. Seperti musik dangdut koplo yang berkembang pada awal 2000-an merupakan paduan musik dangdut asli dengan alunan alat musik gendang kempul yang merupakan seni musik dari Banyuwangi (Jawa Timur). Salah satu hal yang membuat genre ini sukses dalam penyebaranya adalah dengan adanya VCD bajakan yang begitu mudah dan murah didapatkan masyarakat sebagai pengganti VCD/DVD original yang dinilai mahal. Kesuksesan VCD bajakan tersebut juga dibarengi dengan fenomena "goyang ngebor" Inul Daratista, seperti dikutip dari Wikipedia.com(2/11//19).

Sayangnya, di era milennial ini sebagian masyarakat menganggap musik dangdut sebagai musik kelas bawah ataupun musik dengan target pasar generasi 60-70an. Tetapi dengan hadirnya musisi-musisi baru dengan aransemen dan penyajian yang kekinian mampu membuat musik dangdut kembali berjaya. Misalnya musisi pelantun lagu berjudul Sayang, Via Vallen yang dikenal hingga level Internasional berkat terobosan melalui lagu Meraih Bintangsebagai tema lagu Asian Games 2018 di Indonesia. Dia pun telah mendapat penghargaan pada ajang BraVo Award 2019 di Rusia. Ataupun grup musik Feel Koplo membuat musik dangdut dikenal dan disukai oleh generasi muda.

Grup musik asal Bandung Feel Koplo menyajikan musik yang tengah populer di kalangan anak muda dengan aransemen irama koplo. Duo Disc Jockey (DJ) Maulfi Ikhsan dan Tendi Ahmad berhasil menyesuaikan selera generasi muda dengan memadukan musik EDM (Electronic Dance Music), dengan irama musik dangdut koplo. Hasilnya mereka mendapat respon yang luar biasa dari kalangan generasi muda, bahkan mereka sukses membuat riuh para penoton dalam ajang bergengsi Synchronize Fest 2019.

Dalam festival tahunan musik EDM terbesar se-Asia Tenggara Djakarta Warehouse Project(DWP) 2019, salah satu DJ internasional asal negeri Belanda, Blasterjaxx memainkan lagu dari Reza Artamevia berjudul Berharap Tak Berpisahdengan versi dangdut koplo. Para penonton terlihat antusias dengan lantunan musik asli Indonesia itu. Hal tersebut membuktikan bahwa musik dangdut telah dikenal di mata Internasional, dan juga mulai diminati oleh generasi muda.