Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata antisosial? Jika kalian menjawab perilaku menyendiri, sulit bergaul, dan tidak punya teman, berarti kalian termasuk orang-orang yang masih salah kaprah dalam mengartikan istilah ini.

Pengertian keliru ansos sendiri sudahumum di lingkungan masyarakat hingga acap kali orang-orang menyamakannya dengan istilah asosial. Lalu, apa sih makna antisosial dan asosial yang sesungguhnya? Yuk simak baik-baik penjelasan berikut ini!

Antisosial.

Antisosial merupakan gangguan kepribadian di mana terjadi penyimpangan moral maupun norma pada seseorang yang berpotensi membahayakan orang lain. Dalam istilah lebih populer, antisosial dikenal juga dengan sebutan sosiopat. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri rendahnya rasa sosialisasi, kurangnya rasa penyesalan dan empati, manipulatif, ekspoliatif, mengabaikan hukum, dan bertindak kriminal tanpa motif yang logis.

Mengutip dari laman alodokter.com, seseorang dapat dikategorikan mengidap gangguan kepribadian antisosial setelah berusia di atas 18 tahun. Namun, label ini hanya diberikan jika gejala atau tanda-tanda sudah muncul sebelum mereka menginjak usia 15 tahun. Gangguan kepribadian ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, pengaruh lingkungan, serta pola asuh yang salah.

Asosial.

Berbeda dengan antisosial, asosialmerupakan disfungsi kepribadian di mana seseorang memisahkan diri dari interaksi sosial dan cenderung tidak memedulikan orang lain. Seseorang yang mengalami asosial bisa saja bergaul dengan baik, namun mereka lebih sering memilih untuk tidak melakukannya. Alasannya bermacam-macam, entah itu tidak tertarik, kurang percaya diri, lebih menyukai kesendirian, dan lain sebagainya. Namun jika asosialitas terus dibiarkan akan berdampak terhadap kehidupannya, seperti tidak mendapat pengakuan dari orang lain atau tidak dianggap keberadaannya.

Nah, sekarang sudah tahu kan perbedaan antisosial dan asosial? Jangan sampai salah sebut lagi, ya!