Iran hari Minggu (31/2) secara resmi memblokir aplikasi Instagram dan Telegram. Hal ini disusul demonstrasi warga Iran terhadap pemerintah Iran selama berhari-hari di seluruh wilayah Iran.

Hal ini di ungkapkan secara langsung oleh CEO Telegram hari Minggu melalui akun Twitter miliknya mengatakan, "Otorita Iran kini telah memblokir akses penggunaan Telegram bagi masyarakat Iran setelah masyarakat menolak menutup aplikasi itu," ujar Pavel Durov.

Iran blokir aplikasi Instagram dan Telegram

Di satu sisi salah seorang ulama ternama di Iran, Ayatollah Mohsen Ararki, mengatakan kepada ribuan masyarakat demonstrasi pro-pemerintah di Teheran bahwa "musuh" ingin menimbulkan masalah baru melalui media sosial dan isu-isu ekonomi untuk "menimbulkan hasutan baru."

Aksi unjuk rasa berdarah terjadi di Iran. Demonstran menolak terpilihnya kembali Presiden Hasan Rouhani, di tengah perekonomian Iran yang belum membaik. Aksi ini memakan korban jiwa 12 orang.

Di hari Minggu Menteri Dalam Negeri Iran Abdolrahman Rahmaini Fazli mengatakan dalam siaran televisi di Iranmengatakan bahwa siapa pun yang "mengganggu ketertiban umum dan melanggar aturan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka dan memikul akibatnya."Ditambahkannya, "teror dan rasa takut tentunya akan dihadapi."

Sebelumnya, demonstrasi di Iran juga pecah saat setelah pemilu presiden tahun 2009 yang memicu tingginya harga kebutuhan pokok serta pangan di Iran, serta tingginya angka pengangguran yang terjadi di Iran. Ketika itu unjuk rasa memakan korban jiwa 72 orang.