Memiliki tubuh ideal tentu menjadi keinginan semua orang. Namun tubuh ideal ini sering dipersepsikan sebagai tubuh yang kurus sehingga banyak wanita melakukan berbagai macam diet ketat demi memperoleh tubuh kurus. Kemungkinan terburuk dari melakukan diet ketat secara berlebihan bisa membuat mereka terkena Anoreksia.

Anoreksia nervosa atau biasa disebut Anoreksia adalah suatu gangguan pola makan yang tidak sehat yang ditandai dengan memiliki berat badan terlampau rendah untuk usia dan tinggi badan seharusnya dari orang tersebut. Orang-orang yang menderita gangguan makan ini mengalami ketakutan yang teramat sangat terhadap kenaikan berat badan, bahkan saat mereka sebenarnya sudah sangat kurus.

Berbeda dengan obesitas, penyakit Anoreksia nervosa ini justru menunjukkan tingkah laku yang relatif, termasuk menolak untuk mengonsumsi makanan yang cukup untuk menjaga berat badan yang sehat, dengan penurunan berat badan yang jauh lebih besar dari berat badan idealnya.

Inilah bahaya, faktor penyebab, dan cara mengobati Anoreksia

Anoreksia dibagi menjadi 2 tipe, Restricting type dan Binge eating purging type. Restricting type adalah tipe anoreksia yang melakukan diet dengan cara mengurangi konsumsi kalori dan meningkatkan olahraga untuk menurunkan berat badan. Penderita Anoreksia tipe ini sebisa mungkin akan membatasi dirinya sendiri terhadap asupan makanan sehari-hari. Sedangkan Binge eating purging type adalah tipe Anoreksia yang memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan karena merasa bersalah telah makan terlalu banyak meskipun makanan yang dikonsumsi sebenarnya masih tergolong normal. Tipe ini juga sering menyalahgunakan obat pencahar untuk membantu mengeluarkan makanan yang sudah dimakan.

Penyakit Anoreksia nervosa ini bisa terjadi juga pada pria, namun memang lebih sering terjadi pada wanita, pada masa mulai dari remaja hingga dewasa di usia sekitar 12-25 tahun. Berbeda dengan wanita yang biasanya menggunakan obat pencahar dan juga pil pelangsing, penderita Anoreksia para pria akan lebih mungkin mencoba berbagai penggunaan obat-obat illegal yang disebut APED.

Penderita gangguan makan ini adalah seseorang yang cenderung perfeksionis dan cemas yang berlebihan dengan penampilan sehari-hari karena mereka menganggap bahwa mempunyai badan yang kurus adalah yang terbaik. Mereka pun melakukan berbagai macam cara tanpa memikirkan risiko yang akan terjadi. Padahal mungkin saja mereka berisiko besar untuk menderita malnutrisi karena tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup. Dan yang lebih parah, penyakit Anoreksia ini dapat membuat para penderitanya kehilangan nyawa.

Menurut penelitian, di Amerika serikat terdapat sekitar 24 juta orang yang menderita gangguan makan anoreksia dan ini menjadi masalah ketiga yang dialami oleh para remaja di sana. Sementara di Indonesia belum bisa dipastikan secara keseluruhan berapa banyak orang yang terkena Anoreksia karena kurangnya kesadaran terhadap para penderitanya. Tapi sudah banyak jumlah pasien yang berdatangan ke klinik dan terdiagnosa anoreksia yang mulai bertambah dari waktu ke waktu. Penelitian ini baru dapat dipastikan di Modelling School di Jakarta pada tahun 2013 yang membuktikan bahwa dari 61 remaja putri di sana, 38 orang (58,5%) di antaranya mengalami gangguan makan dengan spesifikasi Anoreksia nervosa.

Inilah bahaya, faktor penyebab, dan cara mengobati Anoreksia

Berikut ini merupakan ciri-ciri dan gejala dari Anorexia nervosa:

1. Ketakutan yang teramat sangat terhadap penambahan berat badan

2. Memuntahkan makanan secara disengaja

3. Meminum obat-obatan yang menstimulasi buang air kecil dan buang air besar

4. Mengonsumsi berbagai jenis obat diet

5. Tidak makan atau makan dengan jumlah yang sangat sedikit

6. Melakukan olahraga secara berlebihan

7. Menghitung setiap kalori makanan

Anorexia juga dapat menyebabkan efek psikologis yang membuat seseorang tidak berperilaku sebagaimana orang lainnya secara normal. Mereka dapat berbicara banyak mengenai berat badan dan makanan, tidak makan di depan orang banyak, mudah menjadi sensitif, atau bahkan tidak mau bersosialisasi bersama teman-teman. Penderita Anoreksia juga dapat mengalami gangguan fisik dan psikologis, seperti depresi, tidak menstruasi (amenore), dehidrasi, osteoporosis, rambut yang tipis dan mudah rontok, serta detak jantung yang tak beraturan.

Anoreksia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Tingkatkepercayaan diri yang rendah.

Rasa minder yang disebabkan karena merasa berpenampilan kurang menarik akan membuat seseorang merasa kurang berharga. Sehingga berisiko menurunkan kepercayaan diri untuk berani tampil di lingkungannya. Maka dengan mengubah pola makan dapat dijadikan solusi untuk mengubah penampilan, sehingga kepercayaan diri kembali lagi.

2. Terlalumemikirkan penampilan.

Menganggap bahwa penampilan yang terbaik adalah penampilan tubuh yang kurus dan ideal. Sehingga orang yang tidak bertubuh kurus akan melakukan berbagai macam cara untuk memperoleh itu. Padahal penampilan bukan satu-satunya tolak ukur ideal, ada hal lain yang lebih berharga seperti kepandaian, tingkah laku, sopan santun serita cara berpikir. Dan yang terpenting bukanlah soal seberapa kurus tubuhmu, melainkan kesehatanmu.

3. Keinginan untukmeniru tokoh idola.

Usia remaja masih merupakan tahap pencarian jadi diri dan terkadang masih memusatkan penampilan menyerupai tokoh idola. Tirulah hal positif lainnya seperti kepribadian dan prestasi, bukan hanya gayanya.

4. Takutterhadap peningkatan berat badan.

Kekhawatiran akan kegemukan menjadi salah satu gangguan yang serius. Menurut para ahli, remaja putri lebih rentan mengalami gangguan makan jika dibandingkan dengan wanita usia dewasa atau bahkan dengan pria. Hal ini dikarenakan di kalangan remaja putri banyak yang beranggapan bahwa perempuan cantik itu harus langsing. Apabila ketakutan itu tidak dihentikan maka dapat menyebabkan depresi.

5. Kekecewaan yang berlebihan.

Rasa kecewa sering dialami oleh remaja putri, namun jangan terlalu larut dalam kekecewaan itu sehingga tidak mau makan dan mengabaikan kesehatan diri sendiri. Akan lebih baik disalurkan dengan hal positif. Misalnya melakukan kegiatan bermanfaat seperti olahraga, membaca buku, menonton film, dan masih banyak lagi.

6. Hubungandengan orang tua.

Menurut beberapa penelitian, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang salah dapat menyebabkan anak-anak tersebut merasa keinginan yang diharapkan orang tua tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Anak dengan kondisi ini tidak belajar mengindentifikasi dorongan internal mereka. Faktor kepribadian seperti kurangnya rasa percaya diri juga cenderung membuat seorang anak menjadi perfeksionis.

Pandangan teori psikologis tentang Anoreksia.

1. Pandangan Psikodinamika.

Terdapat banyak teori psikodinamika mengenai eating disorders. Sebagian besar berpendapat bahwa penyebab utamanya terdapat dalam hubungan orang tua-anak yang terganggu dan sepakat bahwa beberapa karakteristik kepribadian penting, seperti harga diri yang rendah dan perfeksionisme, ditemukan pada individu yang mengalami eating disorders. Berbagai teori Psikodinamika juga menyatakan bahwa simtom-simtom gangguan makan menjadi suatu pemenuhan bagi beberapa kebutuhan, seperti meningkatkan rasa efektivitas diri melalui keberhasilan mempertahankan diet ketat atau tidak tumbuh secara seksual dengan menjadi sangat kurus sehingga tidak mencapai bentuk tubuh seorang perempuan pada umumnya (Goodsitt, 1997).

2. Pandangan Kognitif-Perilaku.

Berbagai teori kognitif-perilaku mengenai Anoreksia nervosa mencangkup banyak faktor yang telah dijelaskan di atas. Rasa takut terhadap kegemukan dan gangguan citra tubuh dihipotesiskan sebagai faktor-faktor yang memotivasi yang menjadikan kondisi melaparkan diri sendiri berat badan sebagai penguat yang penuh daya. Perilaku untuk mencapai atau mempertahankan tubuh kurus diperkuat secara negatif dengan berkurangnya kecemasan akan menjadi gemuk. Terlebih lagi, diet dan penurunan berat badan dapat diperkuat secara positif dengan perasaan, memiliki, menguasai atau kontrol diri yang ditimbulkannya (Fair-burn, Shatran & Cooper, 1999; Garner, Vitousek & Pike, 1997). Faktor penting yang lain yang menghasilkan dorongan kuat untuk langsing dan citra tubuh yang terganggu adalah kritik dari teman-teman sebaya dan orangtua tentang kelebihan berat badan yang dialami (Paxton dkk., 1991; Thompson dkk., 1995).

Inilah bahaya, faktor penyebab, dan cara mengobati Anoreksia

Banyak penderita Anoreksia yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan mental. Mereka menyangkal bahwa diri mereka memiliki pola makan yang tidak sehat. Ini merupakan tantangan dalam menangani penderita Anoreksia. Pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita anoreksia berupa:

1. Pengobatan dengan rawat inap dan perawatan medis.

Pengobatan ini dilakukan oleh pasien Anoreksia yang sudah parah. Program rawat inap memberikan pelayanan yang intensif bagi penderita Anoreksia yang terus menolak makan. Penderita akan diberikan asupan makanan melalui hidung lewat selang nasogatrik yang tidak dapat dilakukan di rumah tanpa bantuan tim medis.

2. Melakukan program pengembalian berat badan.

Pemulihan nutrisi dapat dilakukan dengan program pola makan yang teratur dengan memperhatikan kebutuhan kalori harian guna mengembalikan berat badan yang ideal.

3. Psikoterapi.

Ada 2 jenis tipe terapi yang dapat dilakukan penderita Anoreksia, yaitu family based therapy dan terapi individu. Family based therapy adalah banyak membutuhkan dukungan dari orang lain, khususnya keluarga. Orang tua yang dibantu terapis dapat membantu anak mereka dengan pemulihan berat badan kondisi kesehatan membaik. Sedangkan terapi individu adalah terapi yang dilakukan terapis terhadap penderita dengan bimbingan intens untuk menormalkan berat badan dan pandangan ideal mengenai kesehatan ataupun bentuk tubuh.

4. Menggunakan obat.

Sejauh ini belum ada obat yang disetujui para media. Namun obat sejenis depresan dan obat kejiwaan lainnya dapat membantu meringankan ganggua mental pemicu Anoreksia.

5. Melakukan pengobatan alternatif.

Pengobatan alternatif seperti yoga, akupuntur, pijat dan meditasi belum dipelajari dengan baik sebagai pengobatan untuk Anoreksia, tetapi pengobatan alternatif dapat membantu mengurangi kecemasan yang memicu Anoreksia. Pengobatan alternatif diatas memberikan rasa nyaman dan relaksasi tubuh yang mengurangi tekanan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal.

Maka dari itu Anoreksia harus dicegah sejak sedini mungkin. Mulai dari kesadaran terhadap diri sendiri, faktor lingkungan sekitar, hingga peran orang tua juga sangat diperlukan untuk menyadari dan memberi dukungan kepada para pengidap Anoreksia tersebut agar tidak merasa sendiri dan diabaikan.