Buat pencinta sepak bola, sudah kangen dengan Liga Champions beserta anthem-nya yang fenomenal itu? Kompetisi tertinggi antar klub Benua Biru ini selalu jadi tontonan menarik setiap tahunnya, terutama ketika sudah memasuki fase gugur. Tiap klub bakal tampil habis-habisan demi lolos ke babak selanjutnya dan terus menjaga asa meraih gelar piala Si Kuping Besar.

Nah, untuk menemani kerinduanmu dengan Liga Champions, berikut ada pertandingan paling dramatis yang pernah terjadi di Liga Champions. Kamupernah menjadi saksi mata di salah satu pertandingan berikut gak nih?

1. Atletico Madrid vs Real Madrid (Final Liga Champions 2013/2014).

Gelaran Liga Champions edisi 2013/2014 ini mempertemukan dua klub raksasa kota Madrid di partai puncak yang dihelat di Estadio Da Luz, Lisboa, Portugal. Pertandingan bertajuk El Derbi Madrileno ini sangat ditunggu fans seluruh dunia.

Pada akhir laga, Real Madrid-lah yang tersenyum lebar merengkuh gelar kesepuluhnya atau La Decima yang dinantikan setelah 12 tahun lamanya. Pertandingan sendiri berjalan dramatis setelah 90 menit laga berjalan, Atletico masih unggul 1-0. Petaka mulai terjadi 3 menit tambahan waktu. Melalui sepak pojok Luka Modric menemui kepala Sergio Ramos yang menghujam deras ke sudut gawang Thibaut Courtouis sekaligus memaksa laga dilanjutkan melalui extra time. Di sinilah mental Atletico hancur lebur sehingga 3 gol lagi mesti bersarang ke gawang mereka.

2. Chelsea vs Barcelona (Leg 2 Semifinal Liga Champions 2008/2009).

Laga yang diselenggarakan di Stadion Stamford Bridge ini merupakan salah satu pertandingan paling dramatis, emosional, dan kontroversial sepanjang sejarah Liga Champions. Bagaimana tidak, Chelsea yang bertindak sebagai tuan rumah memiliki modal cukup baik setelah menahan imbang tanpa gol anak asuhan Pep Guardiola di laga pertama. Kemudian gol cepat Michael Essien membuat The Blues di atas angin.

Satu kaki Chelsea tampaknya sudah di final setelah kartu merah Eric Abidal di pertengahan babak kedua membuat Barca bermain dengan 10 pemain. Kemudian beberapa keputusan kontroversial wasit Tom Henning Ovrebo muncul, dua klaim penalti dari Didier Drogba serta handball Gerard Pique tak digubris pengadil asal Norwegia tersebut. Namun fans tuan rumah masih dapat tersenyum sampai akhirnya di menit 93 sepakan jarak jauh Andres Iniesta merobek gawang mereka.

Berhenti di situ? Oh tidak, di sisa waktu, Chelsea menyerang habis Barca hingga puncak kontroversi di laga ini muncul. Tendangan Michael Ballack mengenai tangan Samuel Eto'o! No Penalty! Setelah peluit laga berakhir, beberapa pemain Chelsea melakukan protes keras terhadap Ovrebo. Luar biasa!

3. Deportivo La Coruna vs AC Milan (Leg 2 Perempatfinal Liga Champions 2003/2004).

Liga Champions musim 2003/2004 mungkin akan selalu dikenang sebagai musimnya para pembunuh raksasa Eropa. Tidak ada Real Madrid, Juventus, Barcelona, Munich dan AC Milan di slot semifinal. Rossoneri sendiri datang ke Stadion Riazor dengan senyum lebar berkat kemenangan telak 4-1 di leg pertama. Apalagi ketika itu AC Milan diisi pemain-pemain kualitas nomor wahid seperti Ricardo Kaka', Paolo Maldini, Andrea Pirlo hingga Andriy Shevcenko plus juara bertahan kompetisi.

Publik sepak bola berpikir mustahil menyingkirkan anak asuh Carlo Ancelotti. Tapi sepak bola menampilkan magisnya, tak ada yang mustahil dalam sepak bola. Setan Merah dari Italia ini luluh lantak di hadapan Super Depor. Tak tanggung-tanggung, mereka menang 4 gol tanpa balas. Tiket semifinal berhak mereka dapat. Dan AC Milan mulai menemui bahwa keajaiban itu ada dalam sepak bola.

4. Barcelona vs PSG (Leg 2 16 Besar Liga Champions 2016/2017).

Kekalahan memalukan 0-4 dari lawatan ke Paris membuat klub Catalan memiliki misi berat guna lolos ke babak perempatfinal. Butuh 4 gol tanpa balas untuk menyeimbangkan agregat. Misi berjalan mulus awalnya, gol cepat Suarez dan gol bunuh diri bek PSG menutup paruh pertama. Gol penalti Messi 5 menit setelah jeda membuat seisi Camp Nou semakin bersemangat. Sayang di menit 62, gol Edinson Cavani bermakna penting bagi PSG. Aturan gol tandang.

Memasuki menit 87 skor masih 3-1, artinya di sisa 3 menit plus tambahan waktu Barca butuh 3 gol. Jalan terjal itu dilalui dengan gol tendangan bebas Neymar semenit kemudian. Menit pertama tambahan waktu, penalti Neymar menyamakan agregat 5-5. Namun itu belum cukup karena PSG yang akan lolos. Detik-detik akhir, drama terjadi. Sontekan Sergi Roberto membuat comeback dramatis tercipta, Barcelona lolos. Laga dramatis ini terkenal dengan sebutan La Remontada.

5. Manchester United vs Bayern Munich (Final Liga Champions 1998/1999).

Ketika mendengar final Liga Champions 1999 mungkin banyak orang yang akan menerka-nerka. Namun ketika mendengar laga MU juara Liga Champions mungkin yang paling diingat ya soal dramatisnya laga ini.

Laga yang dilangsungkan di Stadion Camp Nou tanggal 26 Mei 1999 tersebut merupakan salah satu laga final paling dramatis. Gimana nggak, hampir di sepanjang laga, Bayern yang kala itu masih diperkuat pangeran Jerman Lothar Matthaus mendominasi permainan. Tambahan waktu 3 menit diberikan dan sejurus kemudian, sepakan Teddy Sheringham menyamakan kedudukan.

Laga sepertinya akan berlanjut ke babak perpanjangan. Tapi di menit terakhir, tendangan penjuru David Beckham disambut sundulan Sheringham dan ada Solskjaer di sana menendang ke sisi atas gawang Oliver Kahn. Gol!The Red Devils bersuka cita menyambut Treble Winners, di sudut lain awan mendung menghiasi wajah para pemain Bayern. Mereka tertunduk lesu dan tak percaya akan kalah dengan cara menyakitkan seperti itu.

6. Barcelona vs Chelsea (Leg 2 Semifinal Liga Champions 2011/2012).

Partai klasik di Liga Champions. Kedua tim memang kerap bertemu dalam beberapa musim terakhir dan saling mengalahkan serta menghadirkan beberapa drama. Dan di semifinal musim 2011/2012 undian kembali mempertemukan klub Catalan dan London tersebut.

Leg pertama berakhir manis untuk tuan rumah Si Biru dengan kemenangan tipis 1-0. Tapi dengan modal itu publik banyak meragukan mereka akan lolos melewati hadangan juara bertahan dan klub terbaik dunia saat itu. Benar saja, di sepanjang paruh pertama laga, Lionel Messi cs memeragakan Tiki Taka yang sangat memukau. 2 gol mereka lesakkan ditambah kartu merah John Terry di pertengahan laga membuat siapa pun yakin Barca akan melenggang ke final di Munich.

Namun gol cantik dari Ramires tepat sebelum peluit babak pertama berbunyi menjadi awal petaka tuan rumah. Skor 2-1 akan membuat Chelsea melaju dan hal tersebut direspon dengan serangan bertubi-tubi Barcelona. Penguasaan bola Barca mencapai 87% dengan total tembakan 16 shot. Sayangnya satu gol yang dicari tak kunjung datang malah petaka datang. Lewat serangan balik cepat, Fernando Torres menggiring bola sampai ke kotak penalti, melewati kiper, dan gol. Gol ikonik dari El Nino, dan menjadi hasil yang dramatis bagi penonton.

7. AC Milan vs Liverpool (Final Liga Champions 2004/2005).

Tanggal 25 Mei 2005 merupakan tanggal bersejarah bagi seluruh fans sepak bola seluruh dunia. Laga yang mungkin hanya ada 100 tahun sekali. Laga paling liar, tak terduga, dramatis dan ajaib. AC Milan datang sebagai unggulan, semua lini diisi pemain jempolan. Gelar ke-7 sudah sangat dekat dengan II Diavolo Rosso. Bahkan gelandang Liverpool, Xabi Alonso di konferensi pers sebelum laga mengungkapkan bahwa AC Milan memang unggulan. Tapi apa pun bisa terjadi di pertandingan dan jadi kenyataan.

Tanda-tanda Milan akan meraih gelar sudah terlihat sejak menit pertama. Kapten mereka, Paolo Maldini mencetak gol sekaligus membuat rekor sebagai pemain tertua yang berhasil mencetak gol di laga final Liga Champions. Dua gol Hernan Crespo di ujung babak pertama membuat fans mereka siap berpesta. 3-0. Gattuso sudah mencium trofi saat jeda.

Keajaiban segera datang seiring peluit babak kedua dibunyikan oleh wasit Mejuto Gonzalez asal Spanyol. Teriakan You'll Never Walk Alone mengiringi datangnya keajaiban itu. Tiba-tiba saja dalam tempo 6 menit, 3 gol The Reds lesakkan melalui sundulan Steven Gerrard, tendangan jarak jauh Vladimir Smicer, dan bola muntah penalti gagal Xabi Alonso. 3-3.

Setelah itu pertunjukkan tidak berhenti, Milan terus menerus menyerang Liverpool sampai babak perpanjangan waktu. Paling diingat adalah double save Jerzy Dudek yang menggagalkan upaya sundulan dan tendangan Shevcenko. Dua aktor ini jugalah yang jadi penentu hasil akhir laga. Mereka satu lawan satu dalam adu penalti tendangan terakhir. Klub asal Merseyside akhirnya berpesta, meyakinkan sekali laga bahwa keajaiban itu ada dalam Sepak Bola. Laga ini masyhur dengan nama Miracle In Istanbul.

Itulah tujuh pertandingan paling dramatis yang pernah terjadi di Liga Champions versi penulis. Beberapa laga tersebut memberikan banyak pelajaran dan inspirasi kepada kita bahwa apa pun bisa terjadi apabila berusaha dan tidak menyerah. Ya, semoga Liga Champions musim ini bisa segera dimulai agar kita semua bisa menyaksikan laga-laga menarik dan dramatis lainnya. Salam olahraga dan jaga kesehatan!