Musim kemarau panjang tahun 2019 sangat terasa di berbagai wilayah. Biasanya ketika musim kemarau datang, air tanah banyak yang kekeringan, begitu juga dengan sungai yang mengering. Indonesia dengan dua musim pasti memiliki plus minus dengan alamnya. Musim penghujan banjir dan musim panas kemarau panjang langka air.

Ada cerita menarik di sudut salah satu desa di Tegal yang berawal dari susahnya mendapatkan air. Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan saat Warso (53) warga Desa Kedawung, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang sedang berada di sungai untuk mengambil air bersih guna keperluan minum dan lainnya untuk keluarganya.

Saat itu Warso bertemu seorang dengan ibu yang wajahnya asing dan ia rasa bukan warga desanya. Lantas ketika ditanya oleh Warso dari mana asal ibu tersebut, ia menjawab dari desa tetangga dengan jarak sekitar dua kilometer dari desa asal Warso. Air di desa tetangga tersebut sangat susah untuk konsumsi dan mandi. Terpikir oleh Warso untuk bisa membantu desa tetangganya dalam bentuk mengirimkan air untuk mengurangi beban warga yang jauh dari sumber mata air.

Rasanya kekurangan air bersih untuk warga sudah sangat terasa dan membutuhkan pertolongan, ini menjadi pemikiran saya untuk ambil kesempatan membantu para warga desa yang membutuhkan, kata Warso yang juga seorang pegawai mekanik di pengeboran minyak lepas Pantai Indramayu dalam keterangan via telepon.

Mobil pribadinya pun disiapkan untuk bisa diberdayakan memobilisasi air dari sumber mata air yang ada di desanya untuk membantu warga desa tetangga. Satu mobil masih dirasakan kurang maka satu lagi mobil sewaan diberdayakan guna mendukung suplai air dan kelancaran kebutuhan yang memang mendesak.Daerah yang dikirimi air bersih adalah Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang dan Desa Suniarsih, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal.

Ini langkah Warso atasi kelangkaan air bersih di Tegal dan Pemalang

Kegiatan sosial pembagian air bersih ini dimulai tanggal 28 Oktober 2019 sampai dengan Sabtu, 30 November 2019 masih berjalan dengan dua unit kendaraan. Satumobil dengan sopir Fajar dan dibantu oleh Darito dengan membawa dua toren air yang berisi 2100 liter dan mobil dengan sopir bernama Yanto dibantu ole Ridwan Afandi dengan kapasitas yang sama 2100 liter. Merekaberangkat mulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB.

Ini langkah Warso atasi kelangkaan air bersih di Tegal dan Pemalang

Desa Gambuhan di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang merupakan satu desa yang tidak terkumpul, melainkan berjarak lumayan jauh melewati kebun-kebun. Dalam satu hari mereka bisa mengirim 15 sampai 20 rit. Hal tersebut terus diusahakan dengan segala keterbatasan. Para warga di kedua desa tersebut mengucapkan terima kasih atas inisiatif yang dilakukan oleh Warso dan semoga bisa menjadi inspirasi bagi warga lainnya di daerah lain yang dilanda kekurangan air bersih.(Isk)