Gempa berkekuatan 7.4 sr yang mengguncang Palu, Jumat 28/9 menjadi duka yang mendalam bagi masyarakat indonesia. Gempa yang terjadi pukul 17:02:44 WITA tersebut disusul dengan tsunami setinggi 3 meter. Berdasarkan konferensi pers yang dilakukan BNPB di Jakarta total korban akibat gempa dan tsunami di Palu kini mencapai420 orang.

Dibalik peristiwa tersebut, ada kisah menarik dari Captain Ricosetta Mafella, pilot penerbangan Batik Air ID 6231. Pesawat yang diawaki Ricosetta lepas landas saat gempa bumi yang mengguncang Palu 28/9 kemarin. Dari pemberitaan yang beredar di sejumlah grup percakapan instan, diketahui bahwa hari tersebut merupakan hari terakhir Fella terbang di Batik Air.

Sesaat sebelum terbang, di bandara mutiara Fella meminta agar jadwal penerbangannya dipercepat. Batik Air ID6231 dijadwalkan terbang pukul 17:55 dengan rute Palu-Makassar. Berdasarkan hasil penelusuran brilio.net di akun Instagram Fella @icoze_ricochet, ia menuliskan seperti ada suara yang mengatakannya untuk berangkat lebih awal.

Ini kisah pilot yang terbang beberapa menit sebelum gempa Palu

Thank God there is a voice (Holy spirit i believe) telling me to depart early," tulisnya.

Setelah diizinkan terbang, pada saat rolling untuk lepas landas Fella merasakan ada yang salah dengan pesawat.

I felt something wrong on the runway during take off roll," tulisnya dalam akun Instagramnya.

Fella belum mengetahui kondisi yang terjadi. Setelah pesawat mengudara awak Batik Air ID6231 menghubungi tower sesuai prosedur namun tidak ada jawaban. Rupanya menara ATC bandara sudah roboh akibat guncangan gempa.

Dalam akun Instagramnya, Fella juga mengupload video yang ia rekam pada saat pesawat berada di ketinggian 1500 kaki. Ia mengatakan ada gelombang aneh di pantai Palu. Kemudian Fella baru tahu kalau terjadi gempa di Palu lewat informasi dari radio.