Saat berpikir keras, seseorang mungkin tidak sadar menggaruk kepalanya. Selain gesture otomatis, rupanya masih ada alasan ilmiah yang menjelaskan hal tersebut. Seseorang yang belajar dengan baik melalui visual atau penglihatan mungkin mengarahkan pandangan mereka ke langit sambil merenung, sementara orang aural mungkin menarik-narik telinga. Demikian seperti dilansir dariQuora, Minggu (5/8).

Ini lho fakta ilmiah kenapa kita menggaruk kepala saat berpikir

Neuropsychologis mungkin mengatakan bahwa menggaruk kepala adalah orang-orang yang belajar baik dengan sentuhan atau gerakan. Setiap orang memiliki modus belajar yang dominan, misalnya melalui visual, auditori, atau sensorik. Psikolog mengatakan bahwa gerakan menyentuh kepala merupakan upaya untuk menghibur diri pada saat stres. Ini seperti memberikan diri tepukan meyakinkan. Peneliti dari University of Plymouth menghabiskan delapan bulan penelitian di Puerto Riko untuk mempelajari seekor kawanan kera rhesus.

Ini lho fakta ilmiah kenapa kita menggaruk kepala saat berpikir

Peneliti menonton secara khusus gestur kera, khususnya saat kera menggaruk tubuhnya. Tim peneliti lalu menemukan beberapa pola sosial yang menarik.

Pertama, kera lebih cenderung menggaruk saat terjadi peningkatan tekanan sosial, seperti bergaul dengan individu yang berpangkat tinggi atau yang tidak mereka kenal dengan baik. Kedua, ketika kera menggaruk bagian tubuhnya di depan kera lain sebagai gestur stres, cara itu dapat menurunkan 25 persen risiko adanya kera lain yang menjadi agresif, bahkan membuat kera lain cenderung bersikap ramah.

Ada beberapa teori mengapa manusia dan primata lainnya melakukan ini. Alasan yang paling utama adalah untuk melawan gangguan.

Ketika kita menghadapi suatu masalah rumit, kita mengalami perasaan frustasi, serta marah, dan sering tanpa kita sadari tangan kita telah ada di atas kepala," jelas Alice di San Diego Reader. "Namun di masa modern ini, sangat tidak sopan untuk menyerang langsung sumber masalah.

Ini lho fakta ilmiah kenapa kita menggaruk kepala saat berpikir

Jadi kita berusaha menggantinya dengan gerakan menggaruk kepala atau menggosok dagu," tambahnya.
Menggaruk kepala menjadi cara untuk melepaskan stres karena tidak mengetahui sesuatu. Garukan itu diarahkan ke kepala karena itulah sumber penderitaan seseorang ketika tidak mengetahui sesuatu.
Dan itu diharapkan bisa membuat dunia sedikit lebih baik terhadap Anda sebagai balasannya.

"Di samping itu, riset terbaru juga mendukung penjelasan tersebut. Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 2017 lalu, para ilmuwan mempelajari gerakan menggaruk kepala pada 45 kera rhesus.

Hasil penelitian menunjukkan, kegiatan menggaruk kepala biasa terjadi saat tingkat stres kera sedang tinggi, seperti saat berada di dekat kera asing. Bahkan kera yang sering menggaruk secara signifikan lebih jarang diserang oleh kera asing.