Peran internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan memeriksa dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah untuk membantu anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, internal auditor akan melakukan analisa-analisa, penilaian-penilaian, serta memberikan rekomendasi dan saran-saran, baik terhadap laporan keuangan organisasi, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah serta ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Profesi menjadi seorang auditor sangat dituntut akan kemampuannya dalam memberikan jasa yang terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh pucuk pimpinan APIP. Peningkatan pengawasan internal di dalam suatu organisasi tentunya menuntut tersedianya internal audit yang baik, agar tercapainya suatu proses pengawasan internal yang baik pula. Dengan adanya internal audit, maka akan diperoleh hasil proses audit yang biasanya berupa temuan audit. Temuan audit ini dihasilkan dari proses perbandingan antara apa yang seharusnya terdapat dan apa yang ternyata didapat.

Singkatnya, temuan audit adalah penyimpangan dari norma atau standar yang telah ditetapkan. Karena sering terdapat penyimpangan inilah maka pengawasan harus dilakukan secara jeli dan teliti. Di sisi lain, seorang auditor juga harus mempunyai pengalaman serta daya analitis kritis yang tinggi sehingga penyimpangan yang dilakukan dapat terdeteksi dan dapat diungkapkan dalam temuan audit.Oleh karena itu profesi internal auditor adalah profesi yang sangat unik dan menantang serta membutuhkan kejelian dan ketelitian dalam memeriksa.

Syarat pengauditan pada Standar Auditing meliputi 3 hal, yaitu:

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya (kompetensinya) dengan cermat dan seksama.

Untuk meningkatkan kualitas peran internal auditor pada seluruh satuan organisasi atau satuan kerja di lingkungan APIP dalam mengungkapkan hasil temuan audit, maka internal auditor memerlukan kemampuan profesional, yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia sesuai dengan bidang tugas internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan kegiatan organisasi.

Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas yang harus dipunyai pada auditor. Selain ituprofesionalisme merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan sebuah organisasi.Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki.Profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental dan internal auditor itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kegiatan audit bertujuan untuk menilai layak dipercaya atau tidaknya suatu laporan pertanggungjawaban manajemen terhadap tanggung jawab yang diemban oleh organisasi. Penilaian yang baik adalah yang dilakukan secara objektif dan selektif oleh seorang auditor yang ahli dan berkompeten serta cermat dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menjamin objektivitas penilaian, pelaku audit (auditor) baik secara pribadi maupun institusi harus independen terhadap pihak yang diaudit (auditi), dan untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai bidang yang akan diauditnya. Sedangkan kecermatan dalam melaksanakan tugas ditunjukkan dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan kegiatan sesuai standar dan kode etik, supervisi yang diselenggarakan secara aktif terhadap tenaga yang digunakan dalam penugasan, dan sebagainya.

Kompetensi seorang auditor di bidangauditingditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya seorang auditor di lingkungan APIP memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal dan diklat JFA) di bidangauditing. Sedangkan pengalaman, lazimnya ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan bekerja di bidang audit atau intensitasnya dalam melakukan audit. Jika pimpinan APIP menugaskan auditor yang kurang atau belum berpengalaman, maka auditor tersebut harus dibimbing oleh seniornya yang berpengalaman. Jadi semakin lama seorang auditor bekerja maka ia akan semakin mempunyai banyak pengalaman sehingga kemampuannya dalam mengaudit menjadi semakin terasah.

Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya juga ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Auditor yang mengaudit bidang keuangan sebaiknya memiliki latar belakang pendidikan dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan standar akuntansi yang berlaku. Demikian pula dengan auditor yang melakukan audit di bidang Tugas Pokok dan Fungsi (Tusi), Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D), Keuangan, Kepegawaian, dan Sarana Prasarana dia (auditor) harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya, baik cara melaksanakannya, maupun kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang mampu atau tidak memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib menggunakan tenaga ahli yang sesuai.

Seorang auditor harus bebas dari pengaruh (independen), baik terhadap manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para pengguna laporan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh subjektivitas para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat diselenggarakan secara objektif.

Independensi yang dimaksud meliputi independensi dalam kenyataan dan dalam penampilan. Independensi dalam kenyataan lebih cenderung ditunjukkan oleh sikap mental yang tidak terpengaruh oleh pihak mana pun yang akan melakukan intervensi. Sedangkan independensi dalam penampilan ditunjukkan oleh keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi pendapat orang lain terhadap independensi auditor.

Contoh penampilan yang dapat memengaruhi pendapat orang terhadap independensi auditor, apabila dia (auditor) sering tampak makan-makan atau belanja bersama-sama dengan dan dibayari oleh auditinya. Walaupun pada hakikatnya auditor tetap memelihara independensinya, kedekatan dalam penampilan itu dapat merusak citra independensinya dimata publik. Independensi tidak hanya dari sisi kelembagaan, tetapi juga dari sisi pekerjaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang auditor di lingkungan APIP juga harus menggunakan keahliannya dengan cermat, direncanakan dengan baik, menggunakan pendekatan yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkan bukti yang cukup dan ditelaah secara mendalam serta mendetail. Di samping itu, institusi audit harus melakukan pengendalian mutu yang memadai, antara lain: organisasi yang tertata dengan baik, diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, pelaksanaan kegiatannya disupervisi dengan baik, dan hasil pekerjaannya direviewsecara detail.

Kecermatan merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam pelaksanaan tugasnya di lingkungan APIP. Dengan kecermatan diharapkankualitas audit dapat ditingkatkan.Karena hasil audit yang dilakukannya (auditor) akan menjadi acuan sebagai pertimbangan keputusan. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan bahwa suatu saat dia akan mempertanggungjawabkan hasil auditnya, termasuk apabila dia tidak dapat menemukan kesalahan yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan yang diauditnya, namun tidak berhasil diungkapnya.

Profesi auditor sering kali dihadapkan pada situasi yang dilematis, dan hal tersebut pada dasarnya dapat melemahkan independensi. Independensi merupakan aspek terpenting bagi profesionalisme. Sikap profesionalisme yang tinggi diyakini akan dapat memberikan kontribusi positif yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Lemahnya independensi dan profesionalisme pada akhirnya berujung pada rendahnya kualitas audit yang dihasilkan.

Hubungan antara sikap profesionalisme dan indepedensi pernah diteliti olehElfarini (2007), Widhi (2006), dan Harhinto (2004), yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Profesionalisme yang berpengaruh terhadap kualitas audit menunjukkan suatu fenomena bahwa suatu sikap auditor yang profesional dalam melaksanakan tugasnya akan mampu memberikan nilai tambah untuk dapat meningkatkan kualitas audit. Selain professional dan independen, seorang auditor juga harus mematuhi kode etik profesi.Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya.

Dengan adanya sikap profesionalisme yang handal, seorang auditor di lingkungan APIP diharapkan dapat mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap tindakan menyimpang yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan mengungkapkannya dalam temuan audit. Saran dan sikap korektif dari auditor akan sangat membantu untuk mencegah kejadian penyimpangan terulang lagi dan menjadi bahan penindakan bagi pegawai atau karyawan yang melakukan penyimpangan di lingkungan APIP.

Selain itu, para auditor baik yang senior maupun junior diharapkan untuk terus belajar dan belajar dalam rangka meningkatkan kualitas profesionalitasnya sebagai auditor, sehingga mempunyai kecakapan profesional yang memadai. Apalagi tugas auditor sekarang bukan hanya sebagaiwatchdog, akan tetapi sebagai konsultan dan katalis yang menjadikan auditi sebagai mitra kerja untuk menuju kearah yang lebih baik sehingga terbebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Auditor juga seorang manusia biasa, sebagaimana kita ketahui bahwa manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan mahakarya. Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada pikiran. Tetapi kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut, sebab kita sering terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan tertentu. Sehingga selamanya tidak dapat mencari kemungkinan yang lebih baik atau perubahan nasib yang berarti.

Oleh karena itu sebagai seorang auditor internal milikilah target yang lebih tinggi untuk merangsangkekuatan dalam pikiran tersebut. Sebab target atau sasaran baru yang dipikirkan itu akan menggerakkan dan memotivasi diri kita untuk melaksanakan tindakan yang positif. Apalagi jika diyakini target tersebut bakal tercapai, maka diri kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada, khususnya terkait dengan bidang pekerjaan seorang auditor.

Setelah tindakan-tindakan baru yang lebih konstruktif dikerjakan oleh seorang auditor secara berulang-ulang, maka tanpa disadari kita sudah banyak melakukan hal-hal penting hinga kita tiba di zona baru, di mana kita berhasil mencapai target yang didambakan. Itulah mengapa dikatakan bahwa manusia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pikiran bawah sadar.

Potensi manusia itu ibarat sebuah fenomena gunung es. Sampai saat ini, kebanyakan orang masih menggunakan potensi dari kekuatan pikirannya hanya sebesar 12% untuk melakukan berbagai hal. Sisanya (88%) adalah pikiran bawah sadar (unconscious) yang masih dapat dimaksimalkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, menampilkan kemampuan terbaik setiap saat dalam berbagai situasi, membalik problem & penghalang menjadi penunjang untuk meraih sukses, mempercepat kemampuan belajar dalam segala bidang, mengubah cara berpikir, merasakan dan bertindak, mendeteksi pola-pola perilaku positif dan perilaku yang perlu dihindari, meningkatkan kepekaan dan menggunakan pancaindera secara efisien serta mempelajari cara memodel karakter dan keunggulan dari orang-orang sukses atau menduplikasi keahlian seseorang.

Pikiran yang berada dalam diri kita itu bagaikan bawang yang berlapis-lapis. Secara garis besar manusia punya satu pikiran/kesadaran yang terdiri dari dua bagian, yaitu Pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar adalah proses mental yang bisa kamu kendalikan dengan sengaja. Pikiran bawah sadar adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis sehingga kamu tidak menyadarinya dan sulit untuk dikendalikan secara sengaja.

Pikiran sadar mempunyai empat fungsi utama, yaitu mengenali informasi yang masuk dari pancar indra, membandingkan dengan memori kita, menganalisa, dan kemudian memutuskan respon spesifik terhadap informasi tersebut. Sedangkan pikiran bawah sadar berfungsi memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, persepsi, kepribadian, intuisi, kreativitas, dan keyakinan.

Setiap manusia normal terlahir dengan potensi pikiran sadar dan bawah sadar yang sama. Namun, dalam proses tumbuh-kembang seorang manusia hanya sebagian kecil saja dari seluruh potensi yang berkembang sepenuhnya dalam pikiran sadar. Umumnya manusia modern tidak banyak menggunakan potensi bawah sadarnya karena di sekolah dia hanya diajarkan bagaimana menggunakan pikiran sadarnya (logika dan analisa). Padahal kalau kita mau menggunakan potensi bawah sadar kita, manusia bisa mengembangkan dirinya ke level yang lebih tinggi. Pikiran bawah sadar punya fungsi dan sifat-sifat khusus, di antaranya:

Kemampuan pikiran bawah sadar terpisah dari pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar bekerja terpisah dari pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mendengar atau melihat hal-hal yang tidak tertangkap oleh pikiran sadar. Pikiran bawah sadar bisa memikirkan satu hal yang berbeda dengan dipikirkan oleh pikiran sadar. Pikiran bawah sadar bisa menyukai sesuatu yang mana tidak disukai menurut pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar dapat mengendalikan aktivitas fisik tanpa disadari oleh pikiran sadar dan dapat mengungkapkan ide atau pikiran yang berada di luar jangkauan persepsi sadar (extra perceptions).

Pikiran bawah sadar merupakan gudang penyimpanan memori.

Ibarat komputer, pikiran sadar adalah RAM (tempat menyimpan memori kerja dan memori sementara), sedangkan pikiran bawah sadar adalah Hard Disk yang tidak terbatas kapasitasnya. Apa pun yang pernah kamu alami dalam hidupmu, secara sadar ataupun tidak, telah tersimpan dengan sangat rapi di pikiran bawah sadar. Secara sadar kamu mungkin bisa lupa (karena kapasitas RAM pastinya terbatas). Namun sebenarnya kamu tidak pernah benar-benar lupa. Ingatan-ingatan yang terlupakan itu bisa diungkap dengan masuk ke bawah sadar.

Pikiran bawah sadar sangat cerdas.

Bawah sadar jauh lebih cerdas, bijaksana, dan cepat daripada pikiran sadar. Bawah sadar dapat menangani 2.300.000 bit informasi dalam suatu saat, sementara pikiran sadar hanya mampu menangani 7-9 bit informasi dalam suatu saat. Itu artinya, apa yang tidak ditangkap oleh pikiran sadar bisa ditangkap oleh pikiran bawah sadar.

Pikiran bawah sadar dapat memproses lebih banyak informasi daripada pikiran sadar. Bawah sadar juga memproses informasi tanpa pengaruh rasa bangga, prasangka, atau pengharapan. Dengan kata lain,pikiran bawah sadar adalah suatu potensi intelektual yang berfungsi pada kapasitas puncak. Meskipun pikiran bawah sadar sangat cerdas, tidak berarti ia tidak pernah berbuat salah. Kadang-kadang, pikiran bawah sadar bisa menarik satu kesimpulan yang keliru apabila mendapat "paksaan" dari pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar sebenarnya sangat sadar.

Pikiran bawah sadar sebenarnya sangat sadar dan responsif terhadap setiap kejadian. Pikiran bawah sadar dikatakan tidak sadar dalam pengertian bahwa manusia pada umumnya tidak menyadari keberadaan pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar selalu sadar dan waspada, bahkan ketika pikiran sadar sedang tidak aktif, misalnya dalam kondisi hipnosis. Pikiran bawah sadar mengetahui atau menyadari segala sesuatu yang ada di pikiran sadar, tetapi tidak sebaliknya.

Pikiran bawah sadar memberikan respon dengan jujur.

Bias prasangka, penghakiman, pengharapan, pengelompokan persepsi, dan kerangka berpikir konseptual adalah sifat pikiran sadar. Pikiran bawah sadar terbebas dari pengaruh-pengaruh di atas dan mampu menghasilkan kesadaran realita yang lebih objektif. Persepsi dan pengetahuan pikiran bawah sadar tentang realita bersifat langsung, tidak bias, dan apa adanya.

Pikiran bawah sadar menyerap dan mengerti realita berdasarkan pengalaman nyata sebagaimana adanya, tanpa harus melewati proses pemberian makna atau penjelasan yang rumit, seperti yang dilakukan pikiran sadar. Kemampuan persepsi, pemahaman, dan respon pikiran bawah sadar sama dengan yang ditunjukkan oleh seorang anak kecil yang masih polos, yang belum memiliki prasangka, bias, pengharapan, dan aturan yang kaku seperti orang dewasa. Itulah mengapa, bertanya kepada pikiran bawah sadar adalah sama dengan bertanya kepada orang yang bijak.

Pikiran bawah sadar bisa berkomunikasi tanpa kita sadari.

Ketika kamu sibuk bercakap-cakap dengan seseorang, pikiran bawah sadar kamu juga berkomunikasi secara bawah sadar dengan pikiran bawah sadar orang yang kamu ajak ngobrol. Karena persepsi dari pikiran bawah sadar sangat luas dan murni, maka dia bisa menangkap kesan yang lebih detail daripada kesan yang kamu tangkap secara sadar. Pikiran bawah sadar kamu bisa membaca isi pikiran orang lain sehingga dia tahu kepribadian, perasaan, kejujuran dan niat buruk dari orang lain yang pernah kamu temui.

Pikiran bawah sadar menggunakan bahasa simbol (berupa perasaan dan mimpi).

Sebenarnya, pikiran bawah sadar selalu berkomunikasi dengan pikiran sadar untuk memberikan peringatan ataupun saran-saran ketika kamu dihadapkan dalam suatu persoalan. Sayangnya, secara alami pikiran bawah sadar hanya bisa memunculkan perasaan dan mengungkapkan simbol-simbol dalam mimpi untuk berkomunikasi dengan pikiran sadar. Sedangkan kita, manusia modern, tidak pernah dilatih untuk mengenali simbol komunikasi dari bawah sadar kita. Padahal, kalau kita mau mendengarkan dan mengikuti saran-saran dari bawah sadar kita, kemungkinan besar hidup kita akan lebih baik.

Demikianlah berbagai hal istimewa berkaitan dengan pikiran bawah sadar yang masih belum tergali dalam diri manusia. Sekarang saatnya kamu sebagai auditor internal APIP lebih termotivasi menggunakan potensi pikiran bawah sadar untuk meraih kesuksesan dan hidup lebih bahagia dengan cara mengeksplorasi pikiran bawah sadar kamu secara lebih cerdas dan bijaksana.

Oleh: Kencana Bayuaji, SE, CH, C.Ht, C.Mh (Auditor Pemerintah di Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau serta Pemerhati Ekonomi di Batam Kepri)