Mungkin dari kalian ada yang merasakan hal serupa. Seperti keluhan kualitas bahan motor sekarang yang tak sebagus kualitas motor zaman dulu.

Sering sekali mendengar perkataan konsumen atau netizen melalui komentar-komentar di media sosial yang menyebut jika motor sekarang sedikit-sedikit gampang getar. Ataumisalnya dek bodi gampang pecah dan gak setebal motor zaman dulu.

Begitulah keluhan yang sering disampaikan oleh konsumen motor zaman sekarang. Tak hanya sisi body saja, bahkan beberapa ada yang mengeluhkan soal kualitas mesin di mana mesin motor sekarang tidak setangguh mesin zaman dulu.

Ini alasan motor sekarang kualitasnya tak sebagus motor zaman dulu

Banyaknya keluhan yang masuk sekaligus sebagai kritikan bagi produsen kendaraan roda dua. Lantas sebenarnya, apa yang terjadi dengan kualitas motor zaman sekarang?

Ada beberapa faktor yang cukup masuk akal dengan fenomena keluhan konsumen seperti ini. Pertama, produsen tidak semudah itu membuat motor yang gampang diterima di masyarakat. Mereka tentu menyesuaikan selera pasar dan tentunya menyesuaikan permintaan warga Indonesia di mana banyak yang menginginkan motor murah tapi fiturnya lengkap.

Nah, di sinilah sepertinya pokok permasalahan itu terjadi. Pabrikan dituntut untuk membuat motor yang canggih, namun dengan biaya produksi murah. Tentunya kedua faktor tersebut tidak bisa berjalan secara bersamaan.Hasilnya, pabrikan mengambil jalan yang seimbangagar tercipta motor berteknologi kekinian dengan harga yang diberikan masih tetap wajar diterima konsumen.

Sekarang kalau kita lihat banyak motor baru yang berteknologi canggih mulai berdatang. Belum lagi tiap pabrikan harus melakukan facelift dengan ritme 3-4 tahun sekali. Artinya, pabrikan tidak ingin juga memberikan fitur yang karet. Mereka akan terus mengembangkan fitur-fitur canggih di dalam produk facelift-nya.

Ini alasan motor sekarang kualitasnya tak sebagus motor zaman dulu

Di sisi lain mereka dituntut untuk pricing agar masih bisa ditekan. Konsekuensi tersebut dapat ditempuh dengan cara mengurangi material. Tapi yang perlu dicatat kali ini bukan berarti material yang diberikan buruk, sebab sudah ada standar yang harus diikuti pabrikan agar memberikan kualitas terbaik.

Jadi sebenarnya keluhan konsumen tersebut ada konsekuensinya, yakni fitur makin berlimpah namun syaratnya bahan material sedikit mengalamai penurunan. Ini dalam arti harga yang diberikan adalah harga hasil penekanan cost produksi.

Kesimpulannya, permintaan pasar yang selalu menekan biaya tidak dapat diimbangi dengan bahan material yang sempurna meskipun fitur yang ditawarkan sudah berlimpah. Ada konsekuensi di balik semua itu.