Hipertensi Paru adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah di dalam organ Paru. Berbeda dengan penyakit darah tinggi, tekanan darah tinggi pada hipertensi paru hanya pada pembulu darah paru menuju jantung, sehingga hipertensi paru mengakibatkan gagal jantung sebelah kanan.

Penyakit hipertensi paru umumnya menyerang wanita usia produktif ke atas dan anak-anak. Di Indonesia, penyakit hipertensi paru belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, bahkan ada yang belum teridentifikasi dengan baik. Padahal, penyakit hipertensi paru jika tidak diberi penanganan khusus akan berbahaya bagi kelangsungan hidup. Untuk itu, waspada dan kenali gejala hipertensi paru agar bisa meminimalisir akibat yang fatal. Berikut ini adalah gejala hipertensi paru.

1. Sesak napas.

Sesak napas merupakan salah satu gejala hipertensi paru. Gagal jantung sebelah kanan membuat penderita mengalami kesulitan dalam bernapas karena beban jantung terlalu berat. Dalam kondisi berat, penderita mengalami sesak napas saat melakukan hal-hal ringan seperti berjalan atau mengangkat barang. Sedangkan pada kondisi ringan, umumnya penderita mengalami sesak nafas saat melakukan pekerjaan berat seperti berlari, menaiki tangga dan mengangkat beban berat.

2. Mudah lelah.

Penderita hipertensi paru mudah lelah dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan kegiatan umum lainnya.

3. Bengkak air/edema.

Kemampuan jantung yang tidak sempurna membuat cairan dalam tubuh tidak mengalir lancar sebagaimana mestinya, lambatnya jantung dalam mencerna cairan mengakibatkan cairan berkumpul pada ruang-ruang tubuh yang kosong seperti tungkai, kaki, wajah, dan perut. Untuk itu, penderita hipertensi paru diharapkan mampu mengontrol cairan yang masuk dalam tubuhnya.

4. Sering pusing dan pingsan.

Tingginya tekanan darah pada paru berpengaruh pada kadar oksigen yang terkandung dalam darah, sehingga dalam beberapa kasus penderita sering mengalami pusing dan pingsan.

Gejala lainnya untuk penderita yang sudah lanjut antara lain batuk kering, batuk darah, nyeri dada, detak jantung cepat atau tak beraturan (aritmia). Hipertensi paru terbagi atas dua jenis, yakni hipertensi paru primer dan sekunder.

Hipertensi paru primer adalah yang tidak atau belum diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi paru sekunder dikarenakan penyakit lainnya seperti penyakit jantung bawaan, lupus, penyakit jaringan ikat dan lain lain.

Sampai saat ini terapi obat merupakan yang paling tepat untuk penderita hipertensi paru primer dan untuk penderita hipertensi paru sekunder bisa diatasi dengan melakukan pengobatan dan penyembuhan terhadap penyakit yang menjadi penyebabnya.