Festival dan kematian merupakan dua hal yang terdengar kontradiktif ya, guys. Festival, berdasarkan artinya merupakan hari gembira untuk merayakan atau memperingati suatu peristiwa penting tertentu. Sedangkan kematian terkait dengan peristiwa mati yakni hilangnya nyawa seseorang atau terpisahnya ruh dari jasad seseorang.Kematian tentunya menimbulkan duka yang mendalam bagi sanak saudara yang ditinggalkan.

Perihal festival dan kematian, jika keduanya digabungkan akan merujuk kepada hari untuk merayakan atau memperingati kematian. Festival seperti ini sangat banyak dan berbeda tiap daerah atau negara, biasanya merupakan sebuah tradisi yang diwariskan oleh pendahulu dan telah dilakukan dari puluhan hingga ratusan tahun yang lalu hingga sekarang, guys.

Salah satu yang populer adalah festival kematian di Madagaskar yang disebut denganFamadihana atau berubahnya tulang. Masyarakat yang merayakan bukannya bersedih atau menangis mengenang sanak keluarga tercinta yang telah meninggal, justru tarian meriah, makanan dan canda tawa menghiasi festival tersebut.

Famadihana, ritual menari bersama tulang-belulang sang mayat
Foto: thesun.co.uk

SaatFestival Famadihana, masyarakat akan mengambil mayat keluarga mereka yang telah dikuburkan. Mereka mengambil bagian apapun yang masih tersisa, seperti tulang belulang, dan dibungkus kembali dengan kain sutra yang mahal. Terlihat sangat menyeramkan dan menjijikkan, bukan?. Namun, mereka melakukan dengan penuh cinta dan kegembiraan.

Jasad yang telah dibungkus tersebut dikembalikan ke rumah keluarga mereka lalu keluarga menari di dekat jasad. Pada perayaan ini, teman dan saudara yang telah jauh dipersatukan kembali, ada banyak makanan serta minuman, serta musik yang dominan hingga mayat dibawa dengan tarian serta iringin musik kembali ke makamnya. Festival yang dilakukan 7 tahun atau 5 tahun sekali ini merupakan bentuk rasa cinta dan penghormatan terhadap leluhur.

Bagaimana, kalian berani ikut menari di festival 'serem' ini, guys?