Baru-baru ini, Facebook 'terpaksa' harus meminta maaf karena secara tidak sengaja merayakan tragedi gempa bumi di Lombok. Hal ini merupakan bukan kali pertama perusahaan media sosial ini menunjukkan bagaiman ketidakpekaan mereka dalam menghadapi bencana alam.

Gempa bumi 7.0 SR yang terjadi di Lombok kali ini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 130 korban. Para relawan dan pihak penanggulangan bencana masih bahu membahu untuk menangani korban luka-luka dan berusaha untuk menyisir mendatangi area-area yang rusak karena gempa. Menurut CNN paling tidak ada 20 ribu orang yang masih butuh pendampingan medis hingga saat ini.

Facebook dikritik karena 'tak sengaja' rayakan tragedi gempa Lombok

Hal ini pun juga tak luput membuat para pengguna media sosial untuk mengirimkan simpati dan harapan mereka, termasuk di Facebook. Namun seperti dilansir dari thenextweb.com, Kamis (9/8) salah seorang pengguna menemukan sesuatu yang ganjil dan menunjukkan sesuatu yang tidak pantas muncul di perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.

Congrats in Indonesian is selamat. Selamat also means to survive.

After the 6.9 magnitude earthquake in Lombok, Facebook users wrote I hope people will survive. Then Facebook highlighted the word selamat and throw some balloons and confetti. pic.twitter.com/DEhYLqHWUz

Herman Saksono (@hermansaksono) August 6, 2018


Mengira bahwa user Facebook sedang mengucapkan selamat pada seseorang, Facebook yang memiliki fitur otomatis 'congrats', tiba-tiba memunculkan animasi balon dan konfeti. Tanpa tahu bahwa 'selamat' dalam hal ini adalah berarti lain yaitu terhindar dari bencana atau malapetaka.


Karena hal ini, pihak Facebook pun langsung meminta maaf dan memberikan klarifikasi bahwa fitur animasi tersebut adalah bersifat otomatis. Seperti dilansir dari Motherboard, "Fitur ini otomatis muncul ketika seseorang menuliskan congrats (dan kata sepadan dalam berbagai bahasa lainnya). Fitur ini juga tersedia secara global. Dan kamipun menyesal sekali bahwa harus muncul pada konteks yang salah. Kami sudah menghapus fitur tersebut secara lokal," ungkap spokesperson Facebook.

Facebook dikritik karena 'tak sengaja' rayakan tragedi gempa Lombok

Ketidak-pekaan terhadap bencana oleh Facebook rupanya bukan yang pertama kalinya. Dulu Mark Zuckerberg, pendiri Facebook juga pernah dikritisi terkait bencana Maria di Puerto Rico yang menewaskan lebih dari 1000 jiwa. Di waktu yang sama Mark memeragakan project VR Facebook, Spaces, yang seakan-akan bisa membawamu kemanapun kamu mau secara real time.

Facebook dikritik karena 'tak sengaja' rayakan tragedi gempa Lombok

Mark yang memeragakan di atas panggung dengan tawa lepas dan melakukan cheers di tengah-tengah lokasi bencana Puerto Rico. Saat itu Mark berkilah bahwa fitur tersebut digunakan untuk kerja sama Facebook dengan Palang Merah Internasional.

Wah, melihat seperti itu, bagaimana nih pendapat kalian Sobat Brilio?