Kamu yang penggemar game smartphone mungkin sudah tahu atau mengenal nama Epic Games. Penggemar PC Gaming sudah pasti mengetahui nama ini. Di Indonesia mungkin Epic Games tidak tenar karena sepanjang yang saya ketahui, gamers mobile di Indonesia lebih doyan game smartphone anime seperti Mobile Legends, Fate series, atau game-game bernuansa 'gacha' lainnya. Tapi di negara seperti Amerika Serikat, game smartphone genre tembak menembak masih menguasai mayoritas pasar. Seperti PUBG Mobile, Call of Duty Mobile, serta Fortnite yang diterbitkan oleh perusahaan Epic Games.

Epic Games menantang Apple dan Google lewat Fortnite

Foto: BBC News

Game-game smartphone ini biasanya digratiskan oleh penerbitnya untuk di-download dan dimainkan di berbagai perangkat yang ada (telepon pintar maupun tablet). Lantas, dari mana uang masuknya?

Dari transaksi-transaksi mikro yang tersedia. Game-nya sih memang gratis untuk di-download dan dimainkan tapi gamers bisa membeli berbagai hal kecil berharga murah (atau mahal, tergantung bendanya juga) di dalam game. Bisa berupa senjata, skin/tampilan, aksesori dan sebagainya. Microtransaction inilah yang jadi sumber penghasilan penerbit game-game mobile gratisan selama ini. Dan selama ini mereka harus berbagi hasil atau bayar komisi dengan tempat di mana game mereka tersedia; dalam hal ini Google Play Store (untuk perangkat Android) dan Apple Apps Store (bagi perangkat iOS seperti iPhone dan iPad).

Praktik inilah yang sedang dilawan oleh Epic Games sebagai penerbit game Fortnite.

Epic Games menantang Apple dan Google lewat Fortnite

Foto: Epic Games Store

Epic Games melawan kekuasaan Google dan Apple atas aplikasi yang tersedia di toko online masing-masing. Selama ini, setiap microtransaction yang terjadi di game/aplikasi yang berasal dari Play Store maupun Apps Store, Google dan Apple mendapat komisi dan melarang adanya proses transaksi di luar kendali mereka. Epic Games melawan situasi tersebut. Seperti apa?

Caranya dengan memberikan pilihan transaksi pembayaran/pembelian V-Bucks (mata uang di game Fortnite) melalui website mereka sendiri. Ada tersedia diskon 20% pula. Sehingga jika pemain Fortinite bertransaksi dengan Epic Games secara langsung, Epic Games tidak perlu membayar Apple maupun Google komisi sebesar 30% dari nilai transaksi yang terjadi. Dan gamers Fortnite mendapat diskon 20% dari yang biasanya mereka bayar melalui Play Store dan Apps Store jika bertransaksi langsung ke Epic Games Store.

Hal bagus untuk Epic Games dan pemain Fortnite, bukan?

Tapi tentu saja tidak bagus untuk Apple dan Google. Dan akibatnya, Apple serta Google "menendang"Fortnite keluar dari toko mereka karena dianggap melanggar syarat dan ketentuan berjualan di Play Store dan Apps Store. Epic Games membalas dengan mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan Amerika Serikat atas dasar argumen kalau Apple dan Google "menjalankan praktik antitrustyang tidak sehat".

Epic Games juga berkilah membela diri dengan mengatakan kalau mereka tidak mencari keuntungan untuk diri sendiri dengan tuntutan ini karena yakin langkah mereka akan berimbas untuk semua pengembang dan penerbit aplikasi yang ada di Google Play Store dan Apple Apps Store. Bos Epic Games, Tim Sweeney, menegaskan hal itu lewat Tweet-nya.

Epic Games menantang Apple dan Google lewat Fortnite

Foto: Twitter

Apakah Epic Games akan memenangkan perkara ini?

Mengingat mereka pernah melawan Sony dan menang, hal itu mungkin saja terjadi. Tapi perlu diingat kalau saat menantang Sony, mereka hanya menginginkan Sony membuka jalur Cross Play agar pemain Fortnite di PlayStation 4 dapat bermain bersama pemain Fortnite di platform lain (Android dan iOS). Sony sendiri tidak mengurusi soal microtransaction yang dilakukan di dalam ekosistem Fortnite seperti yang dilakukan Apple dan Google. Sehingga kasus yang sekarang terjadi berbeda. Tapi mungkin saja Epic Games berhasil menang melawan raksasa sebesar Apple dan Google dalam kasus ini.

Dan jika memang berhasil, sudah jelas pengembang dan penerbit aplikasi di Google Play Store serta Apple Apps Store memiliki kesempatan untuk tidak membayar komisi 30% ke Google maupun Apple setiap kali mereka melakukan penjualan digital di Apps Store dan Play Store. Hal ini jelas bakal memengaruhi uang masuk Google serta Apple. Sehingga bisa dipastikan baik Apple maupun Google tidak akan membiarkan hal itu terjadi.