Kutuan adalah fenomena di mana kutu rambut hidup di kepala seseorang dalam jumlah yang banyak. Parasit ini hidup dengan cara memakan darah dari kulit kepala manusia yang dihinggapinya.

Di Indonesia, kutuan adalah hal yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Kutuan biasanya dialami oleh anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan jika orang dewasa juga mengalaminya.Nah, berikut adalah fakta-fakta tentang kutuan yang wajib kamu ketahui.

1. Siklus hidup

Dalamsatu hari, kutu dewasa bisa menghasilkan 8-10 telur. Telur kutu berukuran sekitar 0,30,8 mm. Telur tersebut akan diletakkan oleh kutu betina yang sudah dewasa pada pangkal rambut yang dekat dengan kulit kepala. Setelah 8-9 hari, telur kutu akan menetas menjadi nimfa atau kutu kecil. Nimfa akan berubah menjadi kutu dewasa setelah berumur sekitar 9-12 hari dan telah mengalami 3 kali perbuahan kulit. Nah, saat memasuki tahap ini, kutu dewasa akan mencari pasangan untuk melanjutkan siklus hidup mereka. Kutu rambut akan hidup selama satu bulan apabila mendapat makanan yang cukup dari kulit kepala. Sedangkan tanpa makanan, kutu rambut hanya bisa bertahan selama dua hari.

2. Penyebab kutuan

Kutuan dapat terjadi karena beberapa hal, seperti kurangnya menjaga kebersihan rambut, kurangnya menjaga kebersihan lingkungan seperti kasur, bantal dan sprei. Kutuan juga dapat terjadi karena ditularkan oleh mereka yang berkutu.

3. Proses penularan

Hal yang harus diketahui tentang kutuan adalah proses penularannya. Penularan ini dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, kutu rambut akan menular apabila terjadi kontak langsung antara kepala si penderita kutu dengan orang yang tertular. Sedangkan secara tidak langsung, penularan terjadi ketika kutu rambut atau telur menempel pada benda seperti sisir, topi, bantal, mukena dan benda lain yang dipakai secara bergantian.

4. Gatal yang luar biasa di kulit kepala

Kutuan sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal yang luar biasa. Hal ini terjadi karena saat menghisap darah, kutu akan mengeluarkan air liur dan juga kotoran. Nah, lesi kutu yang diakibatkan dari parasit ini akan memberikan efek yang sangat gatal.

5. Dapat menyebabkan infeksi

Rasa gatal yang dirasakan kulit kepala biasanya akan mendorong kita untuk menggaruknya. Ketika menggaruk terlalu keras, hal ini dapat menyebabkan peradangan dan memperbesar peluang infeksi sekunder dari bakteri. Apabila infeksi tersebut telah terjadi, maka akan terbentuk pustel crusta dan akan terjadi proses penanahan.

6. Cara pencegahan

Untuk mencegah kutuan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, keramas harus dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu untuk menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala. Kedua, biasakan menggunakan handuk, sisir atau helm atu benda lain secara individu untuk meminimalisir penularan. Ketiga, menghindari kontak kepala secara langsung dengan orang yang berkutu.

7. Cara penanganan

Kutu rambut tidak akan mudah hilang begitu saja apabila sudah terlanjur lama berada di kulit kepala. Untuk menghilangkannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti mengunakan obat pembasmi kutu dan menggunakan sisir serit. Pengobatan juga harus dilakukan seluruh anggota keluarga untuk menghentikan siklus penularan selanjunya.