Pagi setelah gelombang tsunami setinggi 1,5 meter itu menghantam kota Palu dan Donggala gempa susulan masih bisa dirasakan. Tercatat hingga Minggu, (30/9) korban mencapai420 jiwa dan disinyalir akan terus bertambah.

Kondisi terakhir di kota Palu, rumah bagi sekitar 350.000 jiwa itu porak-poranda. Gempa dan tsunami pada Sabtu 29, September itu, berimbas pada Hotel Roa-Roa di Palu yang ambruk hingga rata dengan tanah akibat gempa 7,4 skala Richter.

Rumah sakit pun kewalahan menangani korban bencana tersebut. Keterangan korban tewas sebanyak 384 orang itu didapat dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa pers di Jakarta. Ia juga menjelaskan sebagian korban tewas itu, hanya di Palu belum yang ada di Donggala. Hingga kini, BNPB dan TimSAR Gabungan masih terus melakukan pencarian. Disinyalir korban akan masih terus bertambah," terang Sutopo.

Selain itu, Sutopo menambakan bahwa dari korban yang ditemukan, sejumlah 87 jenazah sudah teridentifikasi oleh Tim DVI Polri.

Korban gempa dan tsunami di Kota Palu terus bertambah. RS Bhayangkara Palu saat ini jumlah 261, dan masih terus bertambah. Kemarin sudah diidentifikasi 87 jenazah oleh Tim DVI Polri. Proses identifikasi terus dilaksanakan. pic.twitter.com/Z1WhbL3A6f

Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 30, 2018

"Proses identifikasi juga akan terus dilaksanakan," tulis Sutopo dalam akun Twitternya.

Pray for Palu dan Donggala. Bencana sebagai bentuk kasih sayang Tuhan. Terus doakan dan tetap kuatkan dan rangkul mereka dengan doa dan bantuan.