Peringatan 17 Agustus rasanya tak lengkap tanpa Panjat Pinang. Lomba memanjat pohon pinang untuk mendapatkan berbagai hadiah di puncak pohon itu selalu ada setiap tahunnya.

Bukan hanya seru untuk dilakoni, lomba Panjat Pinang juga seru untuk ditonton.Hal ini karena batang pohon pinangnya diolesi minyak dan para peserta harus berusaha keras untuk memanjatnya. Tak jarang mereka jatuh lagi dan gagal mendapatkan hadiah.

Panjat pinang ini bukan sekadar lomba seru-seruan lho karena ternyata punya sejarah panjang sebelum akhirnya jadi lomba wajib 17 Agustus.Lomba Panjat Pinang ini konon sudah ada sejak zaman Belanda.

Hiburan orang Belanda.

Begini sejarah Panjat Pinang,  lomba wajib 17-an

Kala itu, Panjat Pinang diadakan ketika Belanda yang masih menjajah Indonesia menggelar pesta perayaan.Sebagai hiburan untuk masyarakat, Belanda memberikan banyak hadiah, seperti gula, kopi, keju, aneka makanan, pakaian, dan yang lainnya.

Tapi, hadiah tersebut tak bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Masyarakat harus berlomba menaiki batang pohon pinang yang telah dilumuri minyak hingga licin.Masyarakat yang ingin mendapatkan hadiah pun rela bersusah-susah memanjat pohon pinang yang tinggi dan licin itu.Sementara itu, para meneer tertawa terbahak-bahak melihat masyarakat Indonesia yang berusaha mati-matian untuk mendapatkan hadiah.

Dianggap tak layak dilestarikan.

Begini sejarah Panjat Pinang,  lomba wajib 17-an

Karena sejarah kelamnya, lomba Panjat Pinang dinilai tak layak untuk dilestarikan.Lombaini hanya akan mengingatkan bangsa Indonesia yang kini telah merdeka pada peristiwa menyakitkan sebagai bahan lelucon orang Belanda di masa lampau.

Namun, di sisi lain, banyak juga orang yang menilai bahwa di luar sejarahnya, lomba Panjat Pinang ini punya filosofi yang bagus. Lomba panjat pinang mengajarkan para pemainnya untuk bekerja keras, bekerja sama tim, dan saling tolong menolong.Jika tak seperti itu, mereka tak akan bisa mencapai tujuan, yaitu mendapatkan berbagai hadiah yang digantung di puncak pohon pinang.

Nah, ternyata itu sejarah dan filosofi di balik lomba Panjat Pinang. Bagaimana menurut kalian?