Mahasiswa di dalam dunia perkuliahan tidak terlepas dari yang namanya perjuangan dan persaingan. Bahkan sebelum mereka masuk dalam dunia perkuliahan, mereka dituntut untuk saling berkompetisi. Biasanya mereka bersaing untuk dapat masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan. Perguruan tinggi yang masih sangat diminati berasal dari perguruan tinggi negeri. Namun, untuk masuk ke perguruan tinggi negeri tidaklah mudah. Mereka harus melalui serangkaian tahap seleksi penerimaan mahasiswa baru, baik itu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), ataupun Seleksi Mandiri (Gumiwang, 2018).

Sama halnya seperti konsep seleksi alam, para calon pendaftar pun merasakan dinamika dimana mereka yang memiliki keunggulanlah yang akan mampu bertahan. Mereka harus berjuang dan bersaing menghadapi ribuan pendaftar calon mahasiswa baru. Jika mereka tidak memiliki keunggulan maka mereka akan gagal dan tersisih dari seleksi.

Perjuangan mahasiswa selanjutnya saat memasuki perkuliahan.

Memasuki dunia perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk mengikuti pembelajaran secara aktif. Pembelajaran secara aktif mengacu pada gagasan bahwa siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran daripada secara pasif menyerap ceramah. Pembelajaran aktif melibatkan diskusi, pemecahan masalah, presentasi, kerja kelompok, brainstorming, permainan peran, dan juga debat. Hal ini dilakukan agar mahasiswa berinteraksi satu sama lain dan terlibat dengan materi kuliah (Revell & Wainwright, 2009).

Melalui proses pembelajaran tersebut, seseorang akan berhasil manakala seseorang mempunyai motivasi dalam belajar. Salah satu yang dapat meningkatkan motivasi belajar adalah berkompetisi atau bersaing, baik antar individu maupun kelompok. Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan seseorang akan menjadi lebih bersemangat untuk memperoleh hasil yang terbaik (Suprihatin, 2015). Misalnya ketika seseorang melihat temannya memiliki nilai yang lebih baik daripada dia, maka orang tersebut akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar memperoleh nilai yang baik seperti temannya agar dapat meningkatkan prestasi akademiknya.

Bersaing mendapat IPK terbaik.

Keberhasilan mahasiswa dalam bidang akademik ditandai dengan prestasi akademik yang dicapai, ditunjukkan melalui indeks prestasi (IP) maupun indeks prestasi kumulatif (IPK). Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula (Daruyani, Wilandari, & Yasin, 2013).

Karena itu, di dunia perkuliahan mahasiswa dituntut untuk berkompetisi dalam memperoleh prestasi akademik, sehingga banyak mahasiswa yang saling bersaing antar mahasiswa lain untuk memperoleh IPK terbaik. Hal ini karena secara tidak langsung IPK menjadi tolak ukur keberhasilan akademis para mahasiswa.

Terakhir, berjuang menyelesaikan skripsi.

Skripsi terkadang menjadi sesuatu yang dianggap menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Kalau kata orang masuk kuliah itu susah, tapi lebih susah keluarnya karena ada skripsi.

Revisi, dosen, literatur tebal dan penelitian yang menguras tenaga kini bagai seseorang yang selalu ingin dekat denganmu. Hari-harimu belum tenang jika belum bisa melangkah ke bab selanjutnya. Menjalani sesuatu yang sebelumnya tak pernah kamu pahami memang tidak mudah. Kamu berusaha mengalahkan ego untuk menjalani proses tersebut. Perkara menulis skripsi memang butuh kesabaran ekstra dan memerlukan perjuangan di dalamnya (Erni, 2016).

Perjuangan melawan malasnya mengerjakan skripsi.

Jenuh dengan berbagai revisi, kadangkala membuat mahasiswa tergoda untuk lari dari skripsi. Menghabiskan waktu dengan hangout, travelling, organisasi yang menjanjikan berbagai peluang ke luar negeri, serta perkerjaan sampingan yang kamu lakukan seakan menjadi hasrat penggoda terbesar yang bisa memuatmu malas dalam mengerjakan skripsi. Tapi semua itu alasan untuk menelantarkan skripsi. Kamu terus berusaha agar suatu saat kamu bisa mengakhirinya dengan indah (Erni, 2016).

Pada akhirnya, tanpa melalui tahapan-tahapan perjuanganmu sebagai mahasiswa, maka mustahil bagimu untuk bisa menyandang gelar sarjana. Meski tak jarang semua perjuangan itu membuatmu jenuh dan lelah, tapi yakinlah suatu saat perjuanganmu akan menjadi cerita klasik yang penuh dengan berbagai cerita yang indah.