Sampah merupakan suatu benda yang tidak digunakan dan tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Sampah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Dengan demikian bila ada sampah yang dibiarkan akan menimbulkan masalah yang serius. Ada kebiasaan buruk masyarakat, yaitu suka membuang sampah sembarangan atau membakar sampah.

Persoalan sampah memang masih menjadi persoalan pelik bagi kota-kota di Indonesia. Tak terkecuali bagi Kota Tangerang Selatan sebagai kota yang tengah berkembang pesat. Sampah menjadi salah satu permasalahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Tangsel menghasilkan sampah kurang lebih 880 ton setiap hari. Meningkatnya tumpukan sampah berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga semakin besarnya volume sampah yang dihasilkan oleh setiap manusia.

Produksi sampah tiap orang dapat mencapai 0,5 kg-0,8 kg per hari, maka jumlah sampah yang terkumpul setiap harinya sangat besar. Dari total sampah yang diproduksi itu, yang berhasil dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) hanya 60%-70%. Sisanya dibakar, ditanam, bahkan dibuang ke sungai oleh masyarakat. Pengelolaan seperti ini harus diubah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya penanggulangan yang serius dengan tujuan untuk membuat lingkungan yang bersih dan sehat. Sampah yang dikelola diharapkan dapat menghasilkan pemasukan tambahan bagi masyarakat yang mengumpulkannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Pengembangan bank sampah menjadi solusi terbaik mengatasi persoalan sampah.

Solusi dari permasalahan sampah yaitu melalui pengembangan Bank Sampah. Pembangunan Bank Sampah ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia. Maka sebagian tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tanggung jawab masyarakat.

Bank Sampah menurut Suwerda adalah suatu tempat di mana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah. Ruangan bank sampah dibagi dalam tiga ruang atau locker tempat menyimpan sampah yang ditabung, sebelum diambil oleh pengepul atau pihak ketiga, tempat pengolahan sampah dan tempat pembayaran atau kasir.

Sedangkan dalam Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012, dikatakan bahwa bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Dengan kata lain bank sampah adalah sebuah lembaga ekonomi di mana sampah menjadi alat transaksi yang digunakan dalam kegiatannya, karena berbeda dengan bank kovensional yang menggunakan uang sebagai instrumen utama, maka bank sampah lebih menekankan fokusnya pada pengelolaan sampah yang menjadi permasalahan bagi lingkungan saat ini.

Bank sampah Melati Bersihbertujuan mengurangi jumlah sampah buangan.

Bank sampah kini semakin menjamur. Salah satunya adalah bank sampah melati bersih yang terletak di Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok F.20 No. 5, Pamulang Kota Tangerang Selatan. Bank sampah Melati Bersih ini didirikan oleh Yayasan Bunga Melati Indonesia pada Juni 2012 sampai sekarang. Hingga kini tercatat sudah ada 55 dari 103 unit bank sampah secara aktif mengoperasikan pengumpulan limbah, seperti Bank Sampah Puri Bintaro Hijau yang terletak di Jalan Perumahan Puri Bintaro Hijau RT 04 RW 08, Kecamatan Pondok Aren. Lembaga yang dibentuk sejak 5 Maret 2013 silam mempunyai 245 nasabah dengan total tabungan mencapai Rp 19,5 juta.

Bank Sampah Melati Bersih merupakan suatu institusi yang didirikan dengan tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung sampah yang masih memiliki nilai ekonomi sehingga mampu mengubah image sampah yang notabennya negatif menjelma menjadi barang bernilai ekonomis. Selain itu, Bank Sampah Melati Bersih juga memiliki tujuan untuk pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan guna meningkatkan nilai kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Cara kerja bank sampah Melati Bersih.

Bank sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran, penarikan dan tabungan. Bentuk kegiatan dari bank sampah ini adalah memotivasi dan mengajak masyarakat untuk mengelola sampah anorganik melalui metode 3R (reduce-reuse-recycle). Masyarakat, baik individu maupun kelompok melakukan pemilahan sampah anorganik yang kemudian disetorkan ke Bank Sampah Melati Bersih untuk ditabung dengan sistem sampah dikonversikan ke nilai rupiah dan kemudian dicatat di dalam buku tabungan. Bentuk kegiatannya lainnya adalah program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan produk kerajinan dari bahan dasar daur ulang yang terselenggara atas kerja sama Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Bahan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah kantong plastik kresek bekas.

Program kegiatan Bank Sampah yang dilakukan Bank Sampah Melati Bersih telah memberikan pengaruh yang baik dan positif terhadap partisipasi warga sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungannya sendiri. Melalui prinsip dasar community development, program bank sampah ini dapat membantu memecahkan masalah sampah di lingkungan. Selain itu, melalui program Bank Sampah Melati Bersih perubahan terjadi di masyarakat menuju kondisi yang lebih baik, seperti dapat menjadikan masyarakat lebih mandiri, lingkungan menjadi lebih bersih dan rapih serta timbulnya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan. Dengan begitu, masalah sampah dapat teratasi oleh masyarakat itu sendiri.