Korban dari virus Corona semakin bertambah, dikutip dari CNBC konfirmasi dari pemerintah Tiongkok menyebutkan jika sudah ada 2.744 kasus, termasuk 461 orang yang kritis dan 80 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah Tiongkok terus berupaya untuk mencegah penyebaran virus ini dengan mengimbau agar warga tidak keluar rumah dan membatalkan acara-acara besar yang akan dilaksanakan guna meminimalisir penularan virus Corona dari ruang publik. Tak ayal, selain virus ini membuat kehebohan di dunia dan warga Tiongkok, dari segi ekonomi Tiongkok juga berdampak buruk, mulai dari menurunnya perekonomian dari arus penumpang.

Dijelaskan oleh Wakil Menteri Transportasi Tiongkok, Liu Xiaoming jika seluruh arus perjalanan dari mulai Tahun Baru Imlek, Sabtu (25/1), turun 28,8% dibanding periode tahun lalu yang sama. Dalam rinciannya dari total perjalanan mulai dari transportasi jalan turun 25%, kereta api turun 41,5%, sedangkan perjalanan udara turun 41,6%.

Pengumuman dari China Railway Chengdu pada Minggu (26/1) akan diberhentikan beberapa rute kereta api kecepatan tinggi, termasuk yang ada di Shanghai sampai awal Febuari nanti. Sementara itu dari segi pengeluaran China telah mengeluarkan dana sebesar 11,2 miliar yuan (US $6 miliar) guna menyubsidi perawatan medis, pembelian perawatan, serta upaya untuk mengendalikan epidemi, hal ini telah disampaikan oleh Kementerian Keuangan China.