×
Sign in

Hello There

Sign In to Brilio

Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world

  Connect with Facebook   Connect with Google
Alasan warga Sumedang menyeberang pakai talangan irigasi bekas Belanda

0

Serius

Alasan warga Sumedang menyeberang pakai talangan irigasi bekas Belanda

Sudah merdeka 73 tahun, tapi masih manfaatkan peninggalan Belanda.

Disclaimer

Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca syarat dan ketentuan creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail redaksi@brilio.net

Aam Permana S

01 / 10 / 2018 14:07

Masyarakat empat dusun di Kabupaten Sumedang memanfaatkan talang air saluran irigasi untuk menyeberangi Sungai Cipeles, hingga saat ini. Salalsatu alasannya, karena talang peninggalan zaman Belanda tersebut, bisa mempersingkat  warga keluar dan masuk ke dusun mereka.

“ Sebenarnya, selain talang, ada jembatan gantung Burujul. Namun karena jembatan itu jaraknya jauh, warga tetap menggunakan talang, hingga saat ini,” kata Deden, seorang tukang ojeg di Dusun Nangtung RT 04/08, Desa Ciherang, Kec. Sumedang Selatan.

Adapun warga yang biasa menggunakan talang tersebut, adalah warga yang tinggal di empat dusun di daerah perbatasan Kecamatan Sumedang Selatan dan Sumedang Utara. Keempatnya adalah Dusun Nangtung, Rancamaya dan Pangangonan, Desa Ciherang, Kec. Sumedang Selatan, dan  Dusun Ciwaru, Desa Girimukti, Kec. Sumedang Utara.

Selain itu, warga yang biasa menggunakannya, adalah peziarah yang akan menuju Makam Keramat Gunung Nangtung, yang biasanya dari luar kota.

Deden menuturkan, menyeberangi talang air irigasi itu sebenarnya dilarang karena berbahaya. Beberapa tahun lalu, pemerintah setempat bahkan sempat memasang plang larangan menyeberang kepada warga.

Loading...

Akan tetapi, karena  talang itu bisa mempersingkat waktu tempuh, warga hingga saat ini tetap memanfaatkannya, termasuk anak Sekolah Dasar yang berangkat dan pulang dari sekolah, serta warga yang akan belanja ke pasar karena letaknya dekat dengan jalan Raya Bandung-Cirebon.

Menurut keterangan, warga setempat menggunakan talang saluran irigasi terbuat dari besi untuk penyebarangan tersebut sudah cukup lama.  “Kalau benar cerita orang tua, sejak dibangun Belanda dulu, sudah dimanfaakan warga sebagai penyebarangan,” kata Teten, warga Dusun Nangtung.

Aslinya,  talang air tersebut tidak dipasangi papan dan pegangan. Namun sejak digunakan sebagai penyebarangan, warga memasang dua kayu atau papan tebal sebagai pijakan. Warga juga sengaja memasang pegangan dari kawat yang kokoh, sehingga cukup aman.

Namun demikian, tetap saja membahayakan. Kurang konsentrasi saat menyeberangan, bisa saja jatuh ke sungai berbatu di bawahnya yang tinggi sekitar 12 meter dari talang. Lebar talangnya sendiri tidak kurang dari delapan meter.

Makanya, jangan menyeberangi talang air itu ya…!***

 





Pilih Reaksi Kamu
  • Senang

    0%

  • Ngakak!

    0%

  • Wow!

    0%

  • Sedih

    0%

  • Marah

    0%

  • Love

    0%

Loading...

RECOMMENDED VIDEO

Wave white

Subscribe ke akun YouTube Brilio untuk tetap ter-update dengan konten kegemaran Milenial lainnya

-->
MORE
Wave red