Menurut NASA dan BMKG, pada tahun 2018 akan ada dua Gerhana Bulan Total. Setelah 31 Januari lalu kita menyaksikan Super Blue Blood Moon, pada akhir Juli ini kita akan dapat menyaksikan Blood Moon. Blood Moon kali ini merupakan Gerhana Bulan Total terlama yang akan terjadi di abad ini.

Gerhana Bulan Total akhir Juli ini dapat disaksikan di Indonesia pada tanggal 28 Juli. Durasi gerhana ini diperkirakan akan terjadi selama 6 jam 14 menit. Hal ini dikarenakan Bulan akan melintasi bagian tengah bayangan umbra Bumi, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama bagi Bulan untuk meninggalkan umbra. Kamu dapat menyaksikan Blood Moon mulai dari pukul 00.14 sampai pukul 5.19 WIB.

Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada fase Bulan purnama, yaitu pada saat Matahari menyinari permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi secara keseluruhan. Meskipun demikian, tak setiap Bulan purnama akan selalu terjadi Gerhana Bulan.Gerhana Bulan hanya terjadi ketika posisi Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama. Sinar Matahari yang seharusnya menyinari Bulan akan terhalang oleh Bumi sehingga terjadilah gerhana.

Gerhana Bulan yang akan terjadi akhir Juli mendatang dikenal dengan sebutan Blood Moon. Disebut demikian karena penampakan Bulan akan berwarna semerah darah atau coklat kemerah-merahan. Fenomena ini hanya akan terjadi ketika puncak Gerhana Bulan Total.Warna merah pada peristiwa Blood Moon berasal dari cahaya Matahari. Cahaya Matahari terdiri dari berbagai frekuensi warna, mulai dari frekuensi rendah hingga tinggi.

Cahaya berfrekuensi tinggi seperti hijau, biru, dan ungu saat menembus atmosfer Bumi akan lebih mudah dihamburkan. Penghamburan cahaya inilah yang menyebabkan langit berwarna biru di siang hari.Sedangkan cahaya Matahari berfrekuensi rendah seperti kuning, oranye, dan merah akan dengan mudah melewati atmosfer Bumi. Pembiasan yang terjadi di atmosfer Bumi akan mengubah arah cahaya tersebut ke arah umbra Bumi. Sehingga Bulan yang berada di area umbra ketika berlangsung Gerhana Bulan Total akan tampak merah akibat pembiasan cahaya tersebut.

Warna pada permukaan Bulan juga ditentukan oleh banyaknya debu di atmosfer. Semakin banyak debu, maka warna permukaan Bulan nantinya akan semakin merah (gelap). Fenomena ini sebelumnya pernah terjadi pada 2003-2004, 2014, serta September 2015 silam.

Fenomena Blood Moon akan menjadi pemandangan yang sangat indah di langit. Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Juga dapat disaksikan di Asia, Afrika, Eropa, Australia, hingga Amerika Selatan pada tanggal 27 Juli mendatang. Jadi, catat tanggalnya dan jangan sampai kamu melewatkannya!