Bercerai sering kali dianggap solusi praktis untuk masalah pernikahan, namun ternyata meninggalkan lebih banyak masalah jika dilakukan, terlebih kepada anak. Ketika suatu pernikahan sering diwarnai dengan pertengkaran, merasa tidak bahagia, atau masalah-masalah lainnya, sering kali terpikir untuk segera mengakhiri pernikahan dengan bercerai.

Bercerai dengan pasangan hidup dianggap sebagai solusi terbaik bagi banyak pasangan yang menikah. Berbagai alasan sering kali digunakan untuk membenarkan keputusan untuk bercerai dengan pasangan hidup. Tetapi dengan bercerai kamu tak benar-benar bebas dari masalah, justru ada dampak pahit yang akan dirasakan oleh anakmu, terlebih jika ia telah menginjak umur dewasa. Dampak dari perceraian bagi anak di usia dewasa ternyata lebih menakutkan dari yang selama ini kita bayangkan. Apa saja sih dampak yang akan dialami korban broken home di usia dewasa?

1. Lebih tertutup.

Memiliki orang tua yang bercerai adalah mimpi buruk bagi setiap anak. Sebagian anak akan berubah menjadi orang yang lebih tertutup. Ia tak suka menceritakan masalahnya kepada orang lain karena baginya itu adalah hal yang memalukan. Anak akan menjadi lebih pendiam dan tak ingin orang lain tahu apa yang telah terjadi kepadanya. Ia juga menjadi lebih tertutup karena baginya orang lain justru akan membuat masalah keluarganya semakin rumit lagi.

2. Malu.

Setelah perceraian kedua orang tuanya, perubahan drastis akan terjadi dalam hidup anak. Hal itu yang membuatnya menarik diri dari lingkungan sekitar. Bisa jadi karena ia menyalahkan dirinya sendiri atas perceraian yang terjadi pada orang tuanya. Anak akan mulai membandingkan antara keluarganya dengan keluarga orang lain. Rasa malu akan muncul tatkala kehidupan keluarga orang lain ternyata jauh lebih baik daripada keluarganya sendiri.

3. Takut berkomitmen dan menikah.

Anak yang menginjak usia matang, apalagi di saat mereka sudah saatnya untuk menikah, namun mereka harus melihat perceraian dari orang tuanya tentu akan timbul trauma tentang sebuah pernikahan. Setelah melihat kegagalan dari kedua orang tuanya membuat si anak menjadi takut berkomitmen. Ia akan takut untuk menikah dan mulai membangun keluarga kecilnya.

4. Tidak percaya dengan adanya cinta sejati.

Melihat orang tuanya yang telah hidup bersama-sama dan meyakini adanya cinta sejati di antara mereka, tentu anak menjadikannya relationship goals. Namun apa yang terjadi pada anak setelah melihat keadaan di mana mereka bercerai tentu akan membuatnya tak percaya lagi akan adanya cinta sejati. Melihat orang tuanya yang sudah cukup lama bersama-sama ternyata bukanlah cinta sejati karena harus berakhir dengan perceraian, apalagi dia nanti? Akankah ia dicintai seumur hidupnya atau akan tersakiti lagi karena sebuah kehilangan seperti yang terjadi pada orang tuanya?

5. Kehilangan tujuan hidup.

Semua orang tentu ingin berkeluarga, apalagi ketika karirnya telah lumayan sukses. Tapi bagi anak yang menjadi korban broken home yang tentu memiliki trauma, berkeluarga adalah sesuatu yang mengerikan. Kenangan-kenangan tentang kegagalan orang tua tentu terus terbayang. Lalu, dia mulai bertanya untuk apa hidupnya terus berjalan.

6. Sibuk mencari perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

Semua orang ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya. Namun korban broken home sudah pasti tak mendapatkan itu. Tak sedikit dari mereka akhirnya mencari perhatian dan kasih sayang dari orang lain yang sekiranya dapat mengasihi dan memenuhi apa yang tidak ia dapatkan dari kedua orang tuanya.

7. Tidak percaya dengan lawan jenis.

Melihat permasalahan-permasalahan yang terus terjadi pada orang tuanya, tentu membuat anak menganggap bahwa lawan jenisnyalah yang salah. Anak perempuan akan menganggap semua lelaki sama seperti ayahnya, dan anak lelaki mengganggap semua perempuan seperti ibunya. Hal itu wajar karena biasanya anak akan mengganggap seseorang yang bergender sama dengannya, itulah yang paling benar.

8.Menyukai sesama jenis.

Tak dapat dipungkiri, dampak paling mengejutkan dari perceraian adalah penyimpangan seksual yang bisa saja dialami oleh anak yang sudah dewasa. Tak sedikit anak yang menjadi korban broken home menjadi penyuka sesama jenis. Kondisi ini bisa saja terjadi karena anak akan merasa takut dan tak percaya dengan lawan jenisnya sehingga kedekatannya dengan sesama jenis membuatnya nyaman. Darinya anak menemukan seseorang yang benar-benar memahami perasaannya, dan itu bergender sama dengannya.

Itulah 8 dampak dari perceraian yang akan terjadi pada anak yang berusia dewasa. Ternyata lebih membahayakan lho. Jadi, pikir matang-matang ya sebelum mengambil keputusan untuk berpisah!