Perpindahan ibu kota dan jugawilayah yang nantinya jadi lokasinya sudah resmi diumumkan oleh Presiden Jokowi pada Senin, 06 Agustus 2019. Kabar tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, khususnya politisi dan analis perencanaan kota.

Tak sedikit pula yang menyambutnya dengan baik melalui berbagai hal dan ekspresi. Di sisi lain, hal ini juga menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan netizen maupun masyarakat umum. Lalu hal apa yang mengusik pikiran dan menjadi pertanyaan netizen maupun masyarakat umum? Berikut adalah rangkumannya.

1. Nasib fasilitas negara dan dkk.

Banyak sekali fasilitas negara yang berdiri kokoh dan megah di Jakarta, seperti gedung kementerian, Istana Negara, gedung DPR dan MPR, dan masih banyak lagi. Tentu semua itu akan sia-sia jika ditinggal begitu saja saat ibu kota dipindah secara keseluruhan, termasuk pusat pemerintahan hingga perekonomian.

Apakah mau dilelang, dibuat museum, dibuat lokasi wisata atau yang lainnya? Mengingat ada banyak sekali gedung pemerintah khususnya sebagai tempat bekerja para pejabat dan aparatur negara. Seperti yang diberitakan sejumlah media, salah satunya Tirto.id, Selasa (27/08/2019) bahwa gedung pemerintah akan ditukar guling.

2. Konsep dan desain ibu kota baru.

Salah satu alasan pindah ibu kota adalah karena Jakarta sudah sangat sesak dan tidak aman lagi dari aspek kesehatan maupun sosial. Karena itu, pasalnya pemerintah ingin konsep ibu kota yang berbeda, khususnya ramah lingkungan. Pertanyaan yang satu ini memang sudah terjawab sebagaimana yang diberitakan media-media, yaitu berkonsep green city.

3. Biaya kepindahan.

Kebanyakan masyarakat bertanya-tanya mengenai jumlah biaya pemindahan hingga sumbernya. Wajar saja, sebab Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang dan pertumbuhan ekonominya masih berada di tingkat menengah. Mengingat pula biaya untuk pindah ibu kota tentu sangat besar.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Senin (26/08/2019) lalu bahwa biaya pemindahan ibu kota diperkirakan mencapai 466 triliun rupiah. Ada pun sumbernya 19 persen kebutuhannya berasal dari APBN. Sisanya dari kerja sama pemerintah dengan badan usaha, dan kerja sama dengan pihak swasta.

4. Nama ibu kota yang baru.

Pemerintah memang sudah menentukan dan menunjuk daerah yang akan jadi ibu kota yaitu di Kalimantan Timur, tepatnya Kabupaten Penajam Paser Timur dan sebagian Kabupaten Kutai Timur. Hanya saja nama barunya belum diketahui pasti. Tentu penamaan ibu kota akan dilakukan oleh orang istimewa, seperti halnya presiden.

Meskipun belum ada kepastian penamaan ibu kota baru, namun netizen sudah ramai-ramai membuat nama khusus di media sosial. Seperti halnya dilansir oleh Reuters, selasa (27/08/2019) lalu bahwa ada Saint Jokoburg dan Jokograd oleh pengguna akun twitter @Enggalpm, Mandalanusa oleh akun @IDThalamus, Sri Mahendrakerta oleh pemilik akun @AnugrahArgaS6, dan masih banyak lagi.

5. Nasib sebutan DKI.

Sebutan DKI memang diperuntukkan untuk wilayah yang berada di kawasan ibu kota, sebagaimana kepanjangannya, Daerah Khusus Ibu kota. Yang menjadi pertanyaan jika ibu kota pindah apakah sebutan tersebut akan tetap melekat dan digunakan untuk Jakarta?

Namun, tampaknya cukup sulit untuk menghilangkannya karena memang sudah lama dan faktor kebiasaan. Kemudian apakah sebutan DKI juga akan disematkan untuk wilayah ibu kota yang baru? Kita lihat saja nanti.

6. Kenapa baru sekarang dan begitu cepat keputusannya.

Wacana pemindahan ibu kota memang sering dilontarkan bahkan sejak awal pasca kemerdekaan, masa presiden Soekarno dan Soeharto. Namun itu hanya sekadar wacana tanpa adanya realisasi karena alasan tertentu mulai dari biaya hingga situasi.

Baru kali ini wacana pemindahan ibu kota menjadi rencana hingga akhirnya diresmikan. Pertanyaannya, kenapa baru sekarang? Begitu pula dengan proses dari wacana, pengambilan keputusan atau peresmian, pemilihan lokasi, hingga awal pembangunan tidak membutuhkan banyak waktu dan inilah yang juga menjadi pertanyaan, sebagaimana komentar Dahlan Iskan yang dilansir dalam finance.detik.com Kamis (29/08/2019).