Adanya perpustakaan bisa menjadi indikasi bahwa suatu masyarakat atau peradaban telah berkembang baik dan maju. Tentu saja mereka bisa disebut sebagai orang yang berperadaban tinggi karena peduli akan literasi.

Konsep perpustakaan dan keberadaannya ternyata sudah berkembang jauh ratusan tahun sebelum Masehi. Banyak peradaban atau kerajaan kuno yang sudah mempunyai perpustakan di ibu kota masing-masing. Lalu peradaban apa sajakah itu? Berikut ulasannya.

1. Peradaban di Timur Jauh.

Dikutip dari Ancient.com,perpustakaan di Timur Jauh diperkirakan ada dan berkembang pada paruh kedua millinium kedua Sebelum Masehi. Mereka di antaranya dari peradaban Babilonia, Hitties, Asyur, termasuk pula di Kota Emar dan Ugarit (Suriah sekarang).

Koleksi perpustakaan di wilayah tersebut umumnya berupa tulisan yang digoreskan pada lilin, daun papirus, dan tablet tanah. Bahasa yang digunakan bervariasi, seperti bahasa Akkadian, Hurrian, Sumeria, dan Yunani. Salah satu perpustakaan yang terkenal adalah "Library of Ashurbanipal" yang eksis sekitar abad ke-7 SM berlokasi di Ibu kota Nineveh (Syiria Kuno).

2. Mesir Kuno.

Bangsa Mesir kuno sudah mengenal dan mempunyai perpustakaan, bahkan konsepnya bisa dikatakan lebih modern. Koleksinya meliputi teks-teks lama tentang pengkultusan, doa, hingga surat menyurat para firaun.

Salah satu perpustakaan yang terkenal di masa Mesir Kuno berada di Aleksandria, di mana jejaknya masih menjadi misteri. Perpustakaan tersebut menyimpan begitu banyak koleksi, termasuk dokumen modern yang mencapai 500.000-700.000 teks yang ditulis pada papirus.

Perpustakaan tersebut dipercaya dibangun oleh Ptolemy II Philadelphos sekitar tahun 285-246 SM dan digunakan sebagai bahan referensi bagi para cendekiawan atau ilmuwan.

3. Yunani Kuno.

Perpustakaan di Yunani Kuno kebanyakan milik pribadi tertentu, yaitu ilmuwan seperti Aristoteles dan pemimpin seperti Polycrates (538-522 SM). Salah satunya adalah adanya perpustakaan bagi pemimpin Yunani Kuno digunakan sebagai citra atas pemerintahan dan supaya dianggap sebagai pemimpin terpelajar.

Koleksi perpustakaan Yunani kuno cukup banyak, yaitu mencapai 200.000 teks dalam bentuk gulungan papirus. Semuanya dari perpustakaan terkenal pada masanya yang ada di Pergamon, Antioch, dan Pella yang dibangun pada masa Attalids (282-133 SM). Jadi, tak heran jika Yunani kuno mampu menelurkan ilmuwan-ilmuwan hebat dan terkenal hingga saat ini.

4. Romawi Kuno.

Banyak kalangan di Romawi Kuno yang mempunyai koleksi buku pribadi sehingga bisa dikatakan sebagai perpustakaan pribadi. Mereka umumnya adalah kalangan pelajar dan keluarga kerajaan atau bangsawan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman muncul aturan baru mengenai perpustakaan, yaitu diperuntukkan bagi masyarakat luas. Hal itu diusulkan oleh Julius Caesar selaku anggota dewan pada masa Republik Romawi dan diteruskan oleh Raja Augustus.

Diperkirakan ada sekitar 28 perpustakaan umum yang pada masa Romawi Kuno, di antaranya yang terkenal adalah Library of Celcus dan Library of Hadrian. Fungsinya sangat beragam, yaitu tempat membaca dan belajar, menulis serta melakukan penelitian, hingga acara seminar oleh ilmuwan.

5. Cina kuno (Dinasti Han).

Dikutip dari Britannica.com bahwa daratan Cina di bawah pemerintahan Dinasti Han (206 SM-220 M) sangat memperhatikan buku dan perpustakaan. Koleksi kuno berupa dokumen maupun buku-buku dilestarikan kemudian dibuat perpustakaan khusus. Umumnya koleksi terdiri atas buku agama, khususnya konfusianisme, sastra, sejarah, dan filsafat.

Mulai abad ke-2 Masehi pemerintah dinasti mereka mendirikan perpustakaan dengan sistem khusus, yaitu merekrut masyarakat umum sebagai pegawainya dan salah satu syarat bisa masuk adalah menguasai buku klasik.

Hal itu bertujuan supaya mereka dapat mengelompokkan koleksi berdasarkan tahun dan tema. Sistem itu dilanjutkan oleh generasi berikutnya dan berlangsung sangat lama hingga abad ke-20. Sayangnya, belum diketahui pasti nama perpustakaan pada masa Dinasti Han tersebut.