Banyak anak muda yang tidak mendapatkan kebebasan dalam menentukan masa depannya. Keputusan-keputusan yang diambil para anak muda cenderung dipengaruhi oleh orang-orang di sekelilingnya, seperti orang tua, teman-teman, dan orang-orang di lingkungannya. Semakin bertumbuhnya seseorang, maka semakin banyak juga permasalahan yang akan dihadapi. Mulai dari permasalahan dengan teman, orang tua, hingga dalam menentukan masa depan masing-masing.

Selama 12 tahun menempuh edukasi di SD, SMP, SMA, pada umumnya para remaja akan melanjutkan ke tahap yang lebih tinggi, yaitu perkuliahan. Tetapi apakah semudah itu untuk menentukan jurusan dan universitas apa yang akan menjadi pilihan berikutnya? Tentu saja tidak, banyak dari anak-anak muda yang kesusahan dalam memilih jurusannya, ada pula yang tidak memiliki pendapat yang sama dengan orang tuanya dalam menentukan jurusan yang diinginkan. Berdasarkan hasil survey, 12 dari 120 anak berkuliah bukan sesuai dengan jurusan yang diinginkannya, melainkan merupakan hasil paksaan dari orang tuanya.

Banyak tantangan yang harus dilewati dalam menentukan jurusan, mulai dari dilema, nilai yang tidak mencukupi, biaya yang tidak sesuai, ataupun adanya perbedaan pendapat antara orang tua dan anak. 48 dari 120 anak menjawab bahwa mereka akan mengikuti jurusan yang dipilihkan oleh orang tuanya. Apakah ini merupakan keputusan yang tepat untuk mengikuti pilihan orang tua? Apakah anak-anak muda ini akan bekerja sesuai dengan jurusan yang dipilihkan oleh orang tuanya, kelak saat mereka selesai berkuliah? Kenyataannya 77 dari 120 anak mengatakan bahwa mereka tidak ingin bekerja sesuai dengan jurusan yang dipilihkan oleh orang tua mereka.

Memilih jurusan sesuai yang diminati penting karena selama 4 tahun kedepan, hal itulah yang akan dipelajari dan didalami selama bangku perkuliahan. Tetapi tidak jarang anak-anak ikut oleh arus, mulai dari ikut-ikutan teman, atau hanya ingin sekedar membuat orang tua bangga dengan pilihan anaknya, padahal anaknya tidak bahagia dengan pilihan itu sendiri. Berdasarkan hasil survei, 116 dari 120 anak menyadari betapa pentingnya untuk berkuliah sesuai dengan jurusan yang diminati. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk menentukan jurusan yang diinginkan.

Banyak pengalaman-pengalaman yang terjadi di kalangan masyarakat terhadap isu ini, misalnya adalah seorang anak bernama Benny yang tumbuh besar di keluarga yang notabene adalah keluarga dokter. Akibatnya, orang tuanya memaksa Benny untuk mengikuti jejak orang tuanya, yaitu mengambil jurusan kedokteran. Pada awalnya, Benny sudah melakukan negosiasi dengan orang tuanya, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, Benny mengikuti kemauan orang tuanya untuk berkuliah sesuai dengan jurusan yang dipilihkan oleh orang tuanya. Tetapi apakah profesi dokter akan dijadikan sebagai masa depan Benny? Tentu saja tidak, akhirnya Benny menyerahkan ijazah kedokteran hanya untuk membahagiakan dan menuruti perkataan orang tuanya. Setelah itu, Benny memilih untuk berkuliah lagi sesuai dengan jurusan yang dia inginkan, yaitu Teknik Informatika di salah satu universitas. Dari kasus ini, kita dapat melihat bahwa sesuatu yang dipaksakan tidak akan menghasilkan jika tanpa didasari oleh kemauan diri sendiri.

Banyak aspek yang menyebabkan orang tua tidak memberikan kebebasan kepada anaknya. Orang tua berpikir bahwa anak-anak mereka masih labil dan membutuhkan orang tua dalam menentukan pilihan hidup. Jadi sebagai anak, kita juga harus sadar akan kecemasan orang tua kita. Apakah selama ini kalian sudah menunjukkan kepada orang tua bahwa kalian mampu untuk dibiarkan dalam mengambil keputusan? Apakah jurusan yang dipilih memang sesuai dengan kemampuan dan bakat atau cuma ikut-ikutan? Apakah memang ingin bekerja di bidang ini kedepannya? Dan masih banyak lagi aspek yang harus dipertimbangkan.

Menurut Yulinda Septiani Manurung, M.Psi, seorang Psikolog Anak, pada dasarnya minat seorang individu akan tumbuh di dalam diri individu itu sendiri, baik karena motivasi internal maupun motivasi eksternal. Pemilihan jurusan atas dasar paksaan dari orang tua dan tidak sesuai minat anak dapat membuat kemampuan anak tidak berkembang secara optimal. Semisal, anak mempunyai minat tinggi dalam bidang seni, namun anak dipaksa kuliah sains. Bisa saja anak menuruti keinginan orang tua, tapi saat kuliah, Ia tidak akan berprestasi karena menjalaninya dengan terpaksa. Selain itu, pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan minat akan menghambat perencanaan karir anak di masa yang akan datang. Bahkan yang paling buruk, anak akan melakukan pemberontakan kepada orang tua, misalnya bolos kuliah, tidak antusias menyelesaikan kuliah, drop out, dsb. Jadi, sangat penting untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat anak.

Berdasarkan hasil interview dengan Yulinda Septiani Manurung, M.Psi, pemaksaan orang tua biasanya didasari oleh banyak faktor, di antaranya.

1. Karena alasan prestise dan anggapan yang salah terhadap suatu profesi.

Anak disuruh kuliah fakultas kedokteran supaya jadi dokter, karena menganggap jika anaknya menjadi dokter, keluarga akan lebih terpandang. Anak dilarang menjadi seniman, karena dianggap tidak punya karir, penghasilan sedikit, dsb.

2. Meneruskan usaha orang tua.

Orang tua punya law firm, anak disuruh kuliah jurusan hukum juga.

3. Harapan orang tua yang tidak tercapai.

Orang tua waktu kecil ingin jadi arsitek, tapi karena tidak ada kesempatan, akhirnya orang tua bertekad agar anaknya kelak yang menjadi arsitek.

4. Ketidakpahaman orang tua akan minat anaknya.

Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak menyebabkan orang tua tidak punya waktu untuk mengamati apa yang menjadi kesukaan anaknya.

Sebagai anak muda, tentu memiliki cita-cita untuk diraih, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap jalan yang dilalui oleh setiap anak berbeda-beda. Ada yang jalannya mulus, ada yang jalannya berbatu ataupun ada juga yang tidak menemukan titik temu. Apakah kamu sebagai anak muda ingin menjadi anak muda yang menyerah begitu saja terhadap mimpi-mimpi yang selama ini kamu impi-impikan? Jadilah anak muda yang memiliki semangat juang yang tinggi atas apa yang kamu impikan karena pada akhirnya, kamu yang menjalani hidup ini.

Meraih mimpi, bukan berarti menjadi anak yang membangkang dan memberontak dari orang tua, tetapi mengkomunikasikan dengan orang tua dan mencari solusi. Berikut ini merupakan tips dan trik untuk meluluhkan hati orang tuamu.

1. Komunikasikan cita-citamu dengan orang tua.

Saat kamu memiliki cita-cita yang diinginkan, coba untuk komunikasikan dengan orang tua apa cita-citamu dan mengapa kamu memilih jurusan tersebut. Apa yang membuat kamu bersikeras untuk berkuliah di jurusan tersebut? Jelaskan juga bagaimana prospek kedepannya mengenai jurusan yang kamu inginkan.

2. Memiliki tujuan jelas untuk kedepannya.

Pada saat kamu mengomunikasikan keinginanmu, apakah kamu telah memikirkan dengan matang keputusan yang kamu pilih? Apakah itu hanya keinginan sesaat atau memang keputusan yang sudah bulat? Apakah kedepannya kamu ingin menekuni bidang tersebut?

3. Jangan langsung membantah argumen orang tua.

Orang tua pasti memiliki pandangannya sendiri terhadap jurusan yang kamu inginkan, jangan langsung membantah pendapat orang tuamu, tetapi coba komunikasikan apa yang ada dipikiran orang tua, dan apa yang ada di pikiranmu sebagai anak. Membantah argumen dan berteriak tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan memperkeruh masalah. Orang tua membutuhkan pembuktian, untuk itu tunjukkan bahwa kamu memang bersungguh-sungguh.

Poin-poin di atas merupakan tips dan trik untuk meluluhkan hati orang tua, tetapi jika tidak bisa diselesaikan juga apa yang akan terjadi? Sebagai anak, kamu bisa mengalah dengan orang tuamu. Misalnya kamu ingin berkuliah di bidang kedokteran, sedangkan orang tuamu menginginkan kamu untuk berkuliah dibidang komunikasi. Kamu bisa mengambil titik tengah, yaitu dengan cara mengikuti jurusan yang dipilihkan orang tua yaitu bidang komunikasi, tetapi kamu bisa memilih peminatan bidang komunikasi kesehatan. Dengan begini, kamu tetap dapat menyalurkan mimpimu dan dapat membahagiakan orang tuamu. Jangan menjadi anak yang memberontak, melainkan komunikasikanlah sampai menemukan titik tengah.

Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, jangan mengganggap bahwa orang tuamu berusaha untuk menghancurkan masa depanmu, tetapi berpikirlah lebih dewasa dan lebih terbuka terhadap pendapat orang tuamu. Tetapi bukan berarti kamu menyerah begitu saja terhadap mimpimu, tunjukkanlah usaha dan kegigihanmu kepada orang tuamu, orang tua pasti akan melihat usaha seorang anak. Ketika orang tua melihat bahwa kamu sangat bersungguh-sungguh terhadap apa yang kamu inginkan, mereka pasti akan mencoba untuk berpikiran lebih terbuka dan akan mendukung pilihan yang kamu inginkan.

Untuk itu, jadilah anak muda yang cerdas, anak muda yang mengetahui tujuan dan apa yang diinginkan. Jadilah anak muda yang gigih akan cita-cita yang ingin diraih. Karena setiap usahamu pasti tidak akan mengkhianati hasil yang akan kamu petik. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian, gapailah mimpimu setinggi langit, kelak kamu akan merasa puas dengan hasil yang kamu dapatkan.