Walau untuk kebanyakan penonton film Alita: Battle Angel hanyalah film fiksi ilmiah berikutnya, tapi jika melihat proses sejak pra-produksi hingga menjadi film teatrikal bioskop rasanya tidak terlalu berlebihan mengatakan kalau Alita merupakan film yang spesial. Terutama buat James Cameron. Secara eksplisit film ini adalah perwujudan fantasi dari seorang James Cameron yang nge-fans berat komik dan sosok cyborg, Alita; yang dalam format aslinya merupakan manga/komik Jepang berjudul Gunnm karangan Yukito Kishiro tahun 1991 s/d 1995.

16 Tahun penantian Alita: Battle Angel menuju layar teater

Ki-ka: Robert Rodriguez, Yukito Kishiro & James Cameron. (Sumber gambar: Irish Times)

Untuk mencapai kondisi seperti sekarang, film Alita: Battle Angel ini melewati rentang waktu yang sangat lama untuk ukuran pra-produksi, masa produksi, dan pasca produksi sebuah film. Jika film lain mungkin butuh dua atau lima tahun, mulai dari konsep hingga jadi dalam format teatrikal, Alita tidak seberuntung itu.

Mulai dicetuskan oleh James Cameron sejak 2003 pasca kesuksesan film kolosal Titanic, Cameron tidak benar-benar langsung menggarap film Alita walaupun sudah mengantongi ijin adaptasi dari pihak publisher Gunnm di Jepang. Alih-alih mulai mengonsep Alita, James Cameron malah kebablasan bermain dunia fiksi ilmiah lainnya, yaitu Avatar.

https://www.youtube.com/watch?v=5PSNL1qE6VY

Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengherankan karena di Avatar, Cameron seperti menemukan mainan baru yang seru. Tapi mungkin lama kelamaan James Cameron mulai berpikir kalau waktu yang terus terbuang menjadi sia-sia untuk adaptasi Alita ke dalam format film teatrikal. Apalagi selama ini adaptasi manga/anime Jepang ke format film Hollywood hampir semuanya babak belur (seperti adaptasi komik Dragon Ball ke film Dragon Ball Evolution tahun 2009) walau ada juga yang lumayan seperti Ghost in the Shell (2017).

Dengan fakta kalau Alita harus menunggu sampai 16 tahun untuk dapat dinikmati dalam format film bioskop, wajar kalau ekspektasi akan film ini terbelah antara tak sabar menanti dengan tak yakin lagi film ini masih kita inginkan di kalangan fans komik Gunnm/Alita.

16 Tahun penantian Alita: Battle Angel menuju layar teater

(Sumber gambar: The National)

Masuklah sutradara Robert Rodriguez.

Saat Cameron mengumumkan kalau dia memilih Rodriguez sebagai sutradara film Alita, fans kembali terbelah antara setuju dan sebaliknya. Robert Rodriguez sendiri bukan sutradara tanpa prestasi. Siapa masih ingat film keren Desperado (1995), Machete (2010) atau Sin City: A Dame to Kill For (2014)? Itu beberapa karya Robert Rodriguez di dunia perfilman. Dengan pengalaman menjadi sutradara untuk film adaptasi komik (Sin City: A Dame to Kill For), apakah Rodriguez mampu menciptakan film Alita yang -setidaknya- tidak lebih buruk dari Dragon Ball Evolution dan mendekati/melewati Ghost in the Shell-nya Scarlett Johansson?

Penilaian soal itu sudah pasti subjektif karena tiap orang punya selera masing-masing. Harus nonton sendiri untuk memastikannya. Tapi melihat mayoritas review dan komentar soal film Alita: Battle Angel di internet, rasanya cukup aman untuk mengatakan kalau mayoritas fans dan penonton film Alita merasa puas dengan film impian James Cameron yang dikerjakan oleh Robert Rodriguez ini.

16 Tahun penantian Alita: Battle Angel menuju layar teater

Robert Rodriguez berdiskusi dengan James Cameron di lokasi syuting Alita: Battle Angel. (Sumber gambar: Trailer Addict)

Belum ada laporan definitif soal pendapatan film ber-budget US$ 200 juta ini berhubung filmnya sendiri baru dirilis (14 Februari 2019 untuk pasar Amerika Serikat). Tapi hampir rata-rata komentar yang ada bernada positif untuk Alita: Battle Angel sebagai film adaptasi manga Gunnm/Alita yang ideal. Feels yang diciptakan Yukito Kishiro di komik dapat terekam dengan baik di film ini. Beberapa nama dan kondisi dari manga/komik memang diubah atau disesuaikan dalam film agar ideal sehingga jadi menciptakan kondisi yang sedikit 'sesak/kepenuhan'. Bagi yang pernah membaca manga/komik maupun menonton OVA Alita pasti akan mendapatkan kesan tersebut. Tapi bagi yang tidak pernah tahu apa itu Gunnm/Alita, tidak akan jadi masalah karena film ini dapat dimengerti dan dinikmati tanpa harus membaca komik atau menonton video animasinya terlebih dahulu.

16 Tahun penantian Alita: Battle Angel menuju layar teater

Cuplikan OVA Alita. (Sumber gambar: The Haisho)

Dengan kisah fiksi ilmiah ber-setting dunia post apocalyptic yang menarik (bahkan video game Final Fantasy VII sedikit banyak mengambil idea soal dunia atas / dunia bawah Midgar seperti yang ada di Alita ini), film Alita: Battle Angel adalah film yang seru untuk dinikmati rame-rame bersama teman dan sahabat. Tapi jangan salahkan siapapun kalau selepas menonton kamu akan merasa sedikit kesal karena filmnya berasa cliffhanger alias menggantung. Karena mustahil memuat seluruh isi komik Gunnm/Alita ke dalam film cyberpunk berdurasi dua jam-an. Jadi berharap saja kalau James Cameron belum puas dengan film Alita: Battle Angel ini dan membuat sekuelnya.

16 Tahun penantian Alita: Battle Angel menuju layar teater

(Sumber gambar: The Mirror)

Tapi itupun kalau dia tidak sedang sibuk dengan Terminator ataupun Avatar, sih

Trailer "Alita: Battle Angel" https://www.youtube.com/watch?v=w7pYhpJaJW8