Brilio.net - Kisah percintaan selalu saja menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Ada kisah sedih ada juga kisah bahagia. Seperti yang diceritakan Andi (24) kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa di 0-800-1-555-999, Selasa (8/12).

Saat masih duduk di kelas 1 sekolah menengah atas (SMA) pada tahun 2006 lalu, Andi berkisah bahwa dirinya menyukai seorang cewek yang saat itu masih duduk di kelas 1 sekolah menengah pertama (SMP). Cewek itu kebetulan satu kampung dengannya di Garut, Jawa Barat. Awal perasaan itu tumbuh saat keduanya sama-sama sering berangkat sekolah melalui jalan yang sama, karena setiap hari bertemu akhirnya muncullah benih-benih cinta dalam hati Andi.

"Akhirnya saya pun memberanikan diri, buat menyatakan cinta padanya melalui sepucuk surat cinta kala itu," kenang Andi sambil terkekeh.

Namun, ternyata cewek yang bernama Atis Sadiah ini menolak cintanya. Saat mendapat penolakan, Andi memang agak kecewa namun tidak marah sama sekali dengan gadis pujaan hatinya itu, karena saat itu menurut Andi mungkin si cewek ini masih belum berani berpacaran.

Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012, saat itu usia Andi sudah 21 tahun dan sudah bekerja di sebuah perusahaan finance di Kalimantan Timur. Hobinya berselancar di dunia maya, khususnya Facebook ternyata memberi berkah tersendiri. Saat dia sedang melihat-lihat timeline muncullah nama seorang cewek yang sangat familiar pada kolom saran pertemanan yang tak lain tak bukan adalah gadis yang membuatnya jatuh cinta saat kelas 1 SMA.

"Tanpa ragu lagi saya kirim permintaan pertemanan pada akunnya," ujar anak bungsu dari empat bersaudara ini.

Setelah Andi berteman dengan Atis Saidah di Facebook, tanpa basa basi lagi Andi langsung mengirimi pesan untuk meminta nomor HP-nya. Meskipun sempat diberi syarat untuk membelikan pulsa terlebih dahulu oleh Atis, akhirnya Atis memberikan nomor handphonenya pada Andi.

Tiga tahun mereka menjalin komunikasi dengan baik. Meskipun Atis sudah memiliki kekasih kala itu, Andi tidak pantang menyerah bahkan secara langsung Atis juga memberinya "sinyal" untuk mendekatinya dan meminta Andi menunjukkan keseriusannya. "Kalau kamu mau nikahi saya, kamu harus punya rumah dan mobil dulu," begitu Andi menirukan ucapan Atis kala itu.

Mendengar permintaan sang pujaan hati, Andi malah menjadi semakin terpacu lagi untuk bekerja keras dan sukses. Tak diduga karirnya pun melesat pesat, bahkan karena sudah memiliki tabungan yang cukup Andi memilih resign dari perusahaan finance tersebut kemudian memilih mendirikan perusahaan sendiri di bidang pengadaan barang.

Rumah, mobil bahkan karir yang bisa dibilang sudah mapan telah Andi dapatkan. Hingga pada akhirnya pada Agustus 2015 saat Andi pulang ke kampungnya di Garut, dia memberanikan diri melamar sang kekasih secara pribadi di sebuah rumah makan dan diterima. Dan pada oktober 2015, Andi menyatakan niatnya melamar Atis langsung kepada kedua orangtuanya. "Dan Januari 2016 nanti rencananya, kami akan melakukan lamaran resmi dengan keluarga besar," cerita Andi dengan semangat.

Di akhir perbincangan Andi menuturkan bahwa tidak ada yang dia sesali dari hidupnya. Meskipun pernah mengalami penolakan, namun ketika dia yakin dan berusaha tidak ada yang tidak mungkin.