Brilio.net - Dalam kehidupan, seseorang terkadang mengalami kejadian yang di luar dugaan. Keadaan tersebut dapat memberi pengaruh negatif pada mental. Ketika perasaan pesimis kepada kehidupan telah menghampiri, keputusan yang terburu-buru dan tak matang akan mudah menjadi pilihan untuk diambil.

Hal ini menjadi alasan bagi seseorang untuk melakukan pelampiasan pada hal keliru, yang pada dasarnya tak dikehendaki. Tari, nama samaran, cewek yang kini berdomisili di Banjarmasin, Kalimantan Selatan adalah salah satu yang mengalami. Melalui sambungan bebas pulsa brilio.net 0-800-1-555-999 pada Kamis (10/12), belia 25 tahun ini mengaku, semenjak ayahnya meninggal pada 2009, dirinya mulai tercebur dalam dunia malam. Menjadi pekerja seks mendekatkannya pada rokok, minuman keras, serta obat-obatan terlarang.

Awalnya Tari hanya menerima pesanan lewat telepon. Namun karena sepi pelanggan maka dia memutuskan masuk lokalisasi. Di sini perempuan keturunan Kalimantan Tengah dan Jawa Timur ini bertemu klien yang bersedia menuntunnya keluar dari kehidupan malam. Pria tersebut, Fauzi, nama samaran, datang pada tahun pertama Tari bekerja di lokalisasi. Fauzi mengajak Tari kencan di luar lokalisasi.

"Aku mencintainya, tapi aku tau kalau posisi aku saat itu cuma simpanan, cuman ada kalau dia lagi perlu, tapi dia juga yang menyadarkan aku yang ngajak aku tobat, akhirnya aku sekarang bisa mandiri, bisa kerja sendiri, cari duit yang halal," ungkap Tari.

Perempuan yang telah merantau 5 tahun di Kota Seribu Sungai ini merasa belakangan ini hubungan mereka renggang. Status perempuan kedua yang otomatis menyebabkan pertemuan mereka tak seintens pasangan 'normal' Fauzi, diakui tari semakin berjarak dengannya. Setiap Tari ingin mengetahui kabar, pacarnya itu selalu menutup diri dan mengaku sibuk dengan pekerjaan sehingga sulit bertemu. Terlebih ketika mereka kepergok berjalan berdua oleh istri Fauzi.

Tari yang kini telah lepas dari kehidupan kelamnya dan mendapat penghidupan dari toko telah menjalani hubungan pacaran dengan Fauzi selama 2 tahun. Tadinya Tari tetap berupaya mempertahankan hubungannya dengan Fauzi dengan alasan pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di kota yang sama itu menjanjikan bersedia menjadi ayah dari anak Tari.

"Dulu alasan dia dekat sama aku karena kurang perhatian dari istrinya, sempet dulu ketahuan sama istrinya, kita jalan berdua dan akhirnya istrinya yang tadinya jarang di rumah sekarang ada di rumah terus,"

Perempuan yang pernah menghabiskan masa kecil di Tabalong dan Hulu Sungai ini mengeluhkan pacarnya yang berusia 42 tahun itu yang jika tidak dihubungi tidak pernah ingat padanya. Prianya itu, diakui Tari, jika bertemu hanya untuk melakukan hubungan badan lantas pulang tanpa melakukan komunikasi karena juga pada dasarnya sifatnya yang tertutup.

Keinginan untuk dinikahi telah disampaikan Tari berulang kali namun Fauzi menolak dengan alasan penghasilannya belum cukup untuk menafkahi. Padahal, Tari tak pernah mengharapkan dinafkahi karena merasa mampu menghidupi diri sendiri dari penghasilan toko. Dia hanya butuh mendapatkan curahan kasih sayang dari Fauzi.

Perempuan yang pernah menjadi mahasiswa di Universitas Lambung Mangkurat ini masih memiliki keinginan untuk bertahan selain masih memiliki perasaan cinta, juga karena dia ingat telah ditolong meninggalkan dunia malam.

Hubungan mereka sebenarnya sempat putus, ketika anak Fauzi meninggal pada awal tahun 2015. Masa-masa ini menyebabkan komunikasi mereka putus sama sekali. Tari merasa depresi sehingga sempat kembali pada rumah bordil. Namun ternyata hubungan mereka bisa diperbaiki kembali, setelah Fauzi mendatangi Tari berkali-kali di lokalisasi dan membujuknya menghentikan pekerjaan tersebut. Namun yang masih disayangkan tari adalah belum adanya kejelasan antara mereka berdua.

"(Pengen) bertahan, tapi dianya seperti tidak ada rasa. Pengen terus tapi nggak ada kepastian. Kalau ditanya sayang ya sayang, tapi kalau begini terus aku nggak tahan," keluhnya.

Fauzi bingung ketika disuruh memilih Tari ataukah istrinya sekarang. Menurut penuturan Tari, pacarnya mengaku mencintai keduanya. Hubungan Tari dengan Fauzi semakin menggantung sebab orangtua Fauzi yang awalnya tidak menolak hubungan Tari dengan anaknya semenjak mengetahui riwayat pekerjaan Tari berubah pikiran.

Tari pun tak berniat pergi meninggalkan kota yang dilalui Sungai Barito itu untuk menjauh dari Fauzi sebab harus membersamai ibunya di kota tersebut. Ditambah sanak keluarga telah menjaga jarak padanya sejak tahu pekerjaannya beberapa waktu silam.

Cerita ini disampaikan oleh Tari melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!