Brilio.net - Tahukah kamu ada banyak perubahan pada pikiran dan tubuh ketika jatuh cinta? Perubahan yang cukup signifikan akan terjadi khusunya pada produksi hormon. Nah, apa lagi perubahan yang terjadi ketika sedang jatuh cinta? Berikut ini penjelasannya, seperti dirilis dari Power of Positivity, Jumat (24/6):

1. Feromon.

Zat kimia yang memiliki aroma samar ini menyebabkan seseorang merasa tertarik secara seksual meskipun belum merasakan cinta yang mendalam.

2. Adrenalin.

Ketika jatuh cinta, tubuh melakukan lonjakan jumlah adrenalin. Inilah sebabnya mengapa ketika jatuh cinta muncul perasaan bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda.

3. Kortisol.

Para peneliti mempelajari tingkat hormon dari orang-orang yang telah jatuh cinta dalam 6 bulan dan membandingkannya dengan produksi hormon dari orang tidak sedang jatuh cinta. Mereka menemukan tingkat produksi kortisol naik secara signifikan.

4. Testosteron.

Kadar testosteron lebih rendah pada laki-laki yang sedang jatuh cinta, namun lebih tinggi pada wanita. Untuk hal ini, para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti mengapa terjadi kebalikan dari hormon testosteron untuk pria dan wanita.

5. Serotonin.

Serotonin membuat seseorang terobsesi pada orang yang dicintainya. Pada orang yang jatuh cinta hormon ini meningkat. Serotonin dapat mendorong kesetiaan hubungan.

6. Dopamin dan oksitosin.

Oksitosin adalah hormon penghilang rasa sakit. Peningkatan kadar oksitosin adalah salah satu hal yang terjadi pada tubuh ketika seseorang jatuh cinta. Oksitosin juga diproduksi seseorang sedang intim dengan orang yang dicintainya.

Kadar dopamin juga meningkat ketika jatuh cinta. Dopamin berfungsi seperti obat pencipta rasa senang. Cinta yang lebih besar kepada pasangan dapat meningkatkan kadar banyak dopamin.

7. Detak jantung dan napas.

Jantung akan berdetak lebih kencang ketika dekat dengan orang yang dicintai. Para peneliti di University of California mengatakan tarikan dan hembusan napas pasangan saat masuk dan keluar memiliki interval yang sama. Wanita cenderung untuk menyesuaikan detak jantung dan pernapasan agar cocok dengan pasangan pria mereka. Perempuan lebih memiliki kecenderungan untuk beradaptasi dengan pasangan mereka dibanding laki-laki.