Brilio.net - Kehidupan selama sekolah menengah memberikan banyak kenangan bagi siapapun yang melaluinya. Kebersamaan dengan teman-teman satu geng, menikmati asyiknya pelajaran yang diminati, atau jenuhnya dididik oleh guru yang cara penyampaiannya membosankan, dan sebagainya. Konflik dengan geng sebelah pun akan mampu menjadi kenangan yang menghibur bahkan membuat tertawa-tawa sendiri ketika mengingatnya. Sebagian orang mengaku ingin kembali lagi ke masa-masa itu.

Seperti Iyas, nama samaran, dia mengisahkan konflik masa sekolahnya pada brilio.net melalui layanan story telling di nomor 0-800-1-555-999. Perempuan yang menempuh pendidikan di salah satu sekolah kejuruan di Sukabumi, Jawa Barat ini menyatakan bahwa di jurusannya hanya ada satu kelas di angkatannya. Mau tak mau dia harus satu kelas dengan orang-orang yang sama selama sejak tingkat awal hingga tingkat akhir sekolah. Selama hampir 3 tahun ini, Iyas seringkali menghabiskan waktu bersama Sasa, Rania, Liani, ketiganya nama samaran. Iyas merasa punya masalah dengan salah satu geng di kelasnya, yang mana orang-orangnya cenderung berlagak dan arogan.

Suatu kali, salah satu dari geng Iyas, Sasa, menyindir geng sebelah di media sosial. Sasa memang seringkali berkoar-koar di facebook, sesuai penuturan Iyas. Hal ini meskipun sempat membuat panas keadaan, namun bisa diselesaikan oleh Iyas.

Pada kesempatan lain, masalah itu muncul lagi ketika mereka sedang praktik berwisata ke Bali. Kebetulan mereka adalah siswa Jurusan usaha Perjalanan Wisata. Perempuan 18 tahun ini mengisahkan, geng yang 'konflik' dengan mereka mencoba merangkul teman-teman lain dan menyisihkan geng Iyas. Perlakuan ini membuat Iyas merasa seolah dikucilkan.

"Orang yang hatinya keras, ya udah doain biar dibukain pintu hatinya," tutur Iyas. Ternyata tak hanya kawanannya, Iyas mendapati bahwa sekelompok anak-anak yang dikenal rajin di kelasnya pun mengaku tak suka dengan geng tersebut karena dinilai omongan dan perbuatan tak bersesuaian.

"Jadi aku ada baca blog gitu, dalam ajaran agama Islam percuma orang ibadahnya bagus, sedekahnya bagus, tapi omongannya nggak bisa dijaga tetap aja dia bakal nggak selamat. Karena omongannya itu nyakitin orang,"

Dari konflik yang dia alami di sekolah, Iyas mendapat pelajaran yang ingin dia bagi kepada banyak orang, "Sebelum kita menilai orang, terus persepsi kamu tentang orang itu gimana, jangan dulu dikeluarin sebelum kamu tahu alasan dia melakukan itu. Kalau kira-kira nggak tahu orang itu gimana nggak usah kamu tanggapin, toh kamu nggak tahu asli sebenarnya dia itu gimana,"

Cerita ini disampaikan oleh Iyas melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!