Brilio.net - Wabah pandemi Covid-19 yang terjadi tiga tahun yang lalu membuat dunia berduka. Wabah ini mendadak membuat semua orang harus menerapkan protokol kesehatan dengan menjauhi aktivitas di luar rumah.

Hal ini membuat banyak orang jadi tak bisa berbuat banyak selain memperbanyak berdiam diri di dalam rumah. Akibatnya, banyak orang sedikit orang yang kehilangan aktivitas utamanya dan harus mencari aktivitas baru di dekat rumah. 

Saat pandemi Covid-19 masih ganas pada 2020 lalu, Diana Dee Mohy, seorang ibu rumah tangga berumur 48 tahun, memutuskan untuk mempercantik Posyandu yang kumuh dengan membuat mural bernuansa alam. 

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

Tembok bangunan Posyandu yang sering menjadi sasaran vandalisme ini kini tampak indah dengan lukisan pohon rindang, bunga berwarna-warni, lampu taman, air mancur taman, dan jendela 3D yang dipadukan dengan harmonis.

Diana awalnya diusulkan oleh salah satu pengurus Posyandu untuk mendandani bangunan tersebut dengan lukisan mural. “Daripada dindingnya dicoret-coret anak-anak, lebih bagus dimural. Saya yang bukan muralis, dan baru belajar mural, melihat itu sebagai peluang besar untuk latihan melukis di dinding,” ungkap Diana dikutip brilio.net dari liputan6.com, Senin (3/4). 

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

Selama proses pembuatan mural ini, Diana fokus pada objek utamanya yaitu bunga dan pemandangan, yang selaras dengan letak Posyandu di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Komplek Taman Pagelaran, Ciomas, Bogor, Jawa Barat.

Diana mengungkapkan bahwa ia ingin mendukung suasana Posyandu yang berada di RTH dengan menambah semarak dengan lukisan bunga yang warna-warni. 

“Jadi untuk mendukung suasana, dan menambah semarak saya melukis bunga yang warna-warni dengan pohon bougenville merah sebagai poin interestnya. Jendela berwarna biru seperti yang ada di Italia. Supaya orang yang melihat merasa seperti berlibur di taman bunga,” ujar Diana. 

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

Hasil lukisan mural ini sukses menarik perhatian warga sekitar dan sempat viral di media sosial. Banyak yang merasa terinspirasi dan berharap bisa melakukan hal yang sama untuk mempercantik lingkungan sekitar.

Pembuatan mural Posyandu ini memakan waktu selama tiga minggu pada bulan Agustus 2020. Setiap pagi, Diana mengerjakan mural selama kurang lebih 2 hingga 6 jam. Proses pembuatan mural ini tentunya juga menemui banyak tantangan, seperti cuaca yang sangat panas namun terkadang juga hujan.

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

Diana menjelaskan bahwa ada tantangan yang dialaminya selama proses pembuatan mural, salah satunya cuaca yang sangat panas dan terkadang hujan.

“Ada juga pipa pembuangan yang dijadikan lukisan kolam pancur berundak ternyata bocor, sehingga mural tertunda karena proses perbaikan pipa.” Namun, Diana tidak menyerah dan tetap bekerja keras hingga mural selesai dibuat.

Kerennya, semua proses pembuatan mural Posyandu dilakukan oleh Diana seorang diri. Pihak pengelola Posyandu pun membantu menyediakan cat yang digunakan untuk melukis mural. Adapun cat yang digunakan adalah cat jenis aquaproof dan propan ultraproof yang tahan cuaca dan waterproof.  

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

“Pemilihan cat jenis ini adalah untuk menjaga kualitas mural supaya lebih awet dan tahan lama,” tutur Diana.

Karya Diana ini mendapat sambutan hangat dari para tetangga yang sangat antusias terhadap penampakan hasilnya yang sangat estetik. Hal ini karena pada saat itu, warga diminta untuk tetap beraktivitas di rumah sementara karena pandemi masih melanda.

Mural Posyandu ini sekarang menjadi daya tarik tersendiri bagi para warga sekitar. maupun mereka yang melewati kawasan tersebut Tidak hanya itu, mural ini juga menjadi bukti bahwa seni mural di Indonesia semakin berkembang dan semakin diapresiasi oleh masyarakat.

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

“Ini bisa menjadi hiburan tersendiri bagi warga komplek dengan menjadikan mural sebagai spot foto saat berolahraga pagi atau sore di Ruang Terbuka Hijau. Bahkan ada yang sengaja datang hanya untuk foto-foto,” ujar Diana.

Mural ini juga mendapat apresiasi dari komunitas seniman. Pada November 2020, mural tersebut diikutsertakan dalam Pameran Virtual Komunitas Perupa Kota Tua, bertema 'LAWAN!!!' yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional.

Namun, kini, tembok mural itu sudah tampak berdebu. Diana berharap dapat segera menggantinya kembali. “Rencana setelah idul fitri ingin retouch kembali mural supaya lebih fresh,” ungkapnya.

tembok posyandu estetik Instagram

foto: Instagram/@deemohy

Dalam beberapa unggahan di Instagram pribadinya, Diana kerap terlihat menaiki tangga besi dan memegang kuas untuk melakukan muralnya. Meskipun Diana telah melukis lebih dari lima mural, baik di tembok rumahnya atau bangunan-bangunan terbengkalai di daerah tempat tinggalnya di Bogor, ia mengatakan bahwa melukis mural hanya sekadar hobi. “Sementara mural hanya kegiatan sampingan saja bukan sebagai profesi,” ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Diana Dee Mohy (@deemohy)