Brilio.net - Dalam ajaran Islam mengajarkan seluruh umatnya untuk tasamuh. Tasamuh merupakan sikap tenggang rasa terhadap sesama dalam masyarakat. Tasamuh juga sering diartikan sebagai sikap toleransi sosial kemasyarakatan.

Makna tasamuh adalah sabar menghadapi keyakinan, pendapat, dan amalan orang lain walaupun bertentangan dengan keyakinan atau pandangan diri sendiri. Ketika seseorang memiliki rasa toleransi, maka pandangan serta pendapat orang lain tetap perlu dihargai dan tidak boleh mencela.

Tasamuh atau sikap tenggang rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Karena tasamuh memiliki fungsi sebagai menertibkan, mengamankan, dan, mendamaikan komunikasi serta interaksi sosial.

Tolerasi dalam beragama bukan berarti seseorang harus menerima kebenaran secara keseluruhan, Allah berfirman dalam Alquran "Bagimu agamamu, bagiku agamaku" itu menunjukkan bahwa toleransi ada batasannya yakni nggak boleh mencampuri akidah agama Islam dengan agama yang lain.

Lebih lanjut untuk mengetahui penjelasan tentang tasamuh dan dalilnya dalam islam, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Minggu (3/4).

Bentuk dan dampak positif tasamuh dalam kehidupan.

<img style=

foto: freepik.com

 

Tasamuh dalam masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk perilaku sebagai berikut.

- Berusaha menghormati orang lain sebagaimana diri sendiri ingin dihormati.

- Berusaha menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain, walaupun diri sendiri juga mempunyai kelebihan.

- Tidak selalu melihat kekurangan orang lain tanpa mengingat kekurangan diri sendiri.

Selanjutnya, ada beberapa dampak positif tasamuh, yaitu sebagai berikut.

- Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakin eratnya hubungan persaudaraan orang lain dengan dirinya.

- Eratnya hubungan baik dengan orang lain memperlancar terwujudnya kerjasama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

- Dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh rezeki karena banyak relasi.

- Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil hak sebagaimana mestinya.

 

 

Dalil tasamuh dalam Islam.

<img style=

foto: freepik.com

 

Ayat-ayat Alquran yang menjelaskan sikap tasamuh, antara lain sebagai berikut.

1. Surat Al-Ma'idah ayat 8.

Y ayyuhallana man kn qawwmna lillhi syuhad`a bil-qisi wa l yajrimannakum syana`nu qaumin 'al all ta'dil, i'dil, huwa aqrabu lit-taqw wattaqullh, innallha khabrum bim ta'maln

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Surat Al-Hujurat ayat 10.

"Innamal mu’minu ikhwatun fa ashlihu baina akhawaikum wattaqullaaha la’allakum turhamuun."

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

3. Surat Al-Hujurat ayat 12.

"Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim".

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat: 12)

4. Hadist dari Abu Hurairah.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara." (HR Bukhari).