Brilio.net - Tasawuf () adalah salah satu ilmu penting dalam Islam. Secara umum, tasawuf diartikan sebagai ilmu untuk menyucikan hati, memperbagus akhlak demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kata tasawuf (tashawwuf) berasal dari kata shuf (wol) dan bentuk fi'il madhi "tashawwafa" berarti "memakai kain wol". Seseorang disebut sufi (pengamal tasawuf) bukan sekadar karena memakai kain wol saja, melainkan karena kesucian dan kebersihan hatinya yang merupakan karunia dari Allah.

Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (21/03), berikut pengertian tasawuf, hukum dan pelaksanaannya.

Pengertian tasawuf.

<img style=

foto: pixabay.com

Banyak orang mempelajari ilmu tasawuf ini lewat perkumpulan thoriqoh (tarekat). Ulama besar Sufi, Syekh Ibnu 'Athoillah As-Sakandari (wafat Tahun 1309), penulis Kitab Al-Hikam menyebutkan, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah sumber dari semua ilmu dan cahaya, bibit dari semua ma'rifat dan sir (rahasia).

Syekh Ibnu 'Athoillah menerangkan, ilmu tasawuf hakikatnya ialah ilmu tauhid untuk mengenal Allah. Ia termasuk semulia-mulia ilmu dan intisari dari pada syariat. Bahkan menjadi sendi utama dalam agama Islam, sebagaimana firman Allah dalam Alquran:

"Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya'buduun."

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku (beribadah kepada-Ku)." (QS. Az-Zariyat Ayat 56)

Karena pengertian ilmu Tauhid telah berubah namanya menjadi ilmu kalam, maka timbul nama ilmu tauhid yang dijernihkan kembali dari sumber yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan sahabatnya.

Dari ilmu inilah memancar nur (cahaya) hakikat, sehingga dapat menilai semua soal hidup dan penghidupan ini dengan bimbingan dan pentunjuk Allah dan pelaksanaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun definisi ilmu tasawuf menurut Imam Junaid Al-Baghdadi yaitu:

"Mengenal Allah, sehingga antaramu dengan Allah tidak ada perantara (hubungan dengan Allah tanpa perantara).

1. Menerapkan dalam kehidupan semua akhlak yang terpuji menurut apa yang telah disunahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan meninggalkan akhlak yang tercela.

2. Mengendalikan hawa nafsu sesuai kehendak Allah.

3. Merasa tidak memiliki apa pun dan juga tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali Allah.

Adapun caranya:

Mengenal asma Allah dengan penuh keyakinan, sehingga menyadari sifat-sifat dan af'al Allah di dunia ini. Maka Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang telah mengajarkan dari tuntunan wahyu dan melaksanakannya lahir-batin sehingga diikuti oleh para sahabat-sahabatnya radhiallahu 'anhum.

Manfaat mempelajari ilmu tasawuf.

<img style=

foto: pixabay.com

 

Imam Junaid Al-Baghdadi mengatakan, manfaat mempelajari ilmu tasawuf yaitu mendidik hati sehingga mengenal dzat Allah, sehingga berbuah kelapangan dada, kesucian hati, dan berbudi pekerti yang luhur menghadapi semua makhluk.

Abul Hasan asy-Syadzili pernah mengatakan, pengembaraan kami terdiri atas lima:

 

1. Takwa kepada Allah lahir dan batin dalam kesendirian dan di depan publik.

2. Mengikuti sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam semua kata dan perbuatan.

3. Mengabaikan semua makhluk dalam kesukaan ataupun dalam kebencian mereka (tidak menghiraukan apakah mereka suka atau benci).

4. Rela (rida) menurut hukum (takdir) Allah, baik yang ringan maupun yang berat.

5. Kembali kepada Allah dalam suka dan duka.

Cara menerapkan tasawuf dalam kehidupan.

<img style=

foto: pixabay.com

Untuk melaksanakan takwa harus berlaku wara' (menjauh dari makruh, subhat, dan haram) dan tetap istikamah dalam menaati semua perintah dan tetap tabah tidak berubah. 

Untuk melaksanakan sunah Rasulullah harus berhati-hati dan menerapkan budi pekerti yang baik. Mengabaikan makhluk harus dengan sabar dan tawakal (berserah diri kepada Allah). Rela (rida) pada Allah atas segala takdir-Nya dan merasa cukup dan tidak tamak terhadap sesuatu. 

Mengembalikan segala-galanya hanya kepada Allah dalam suka dan duka dengan bersyukur dalam suka dan berlindung kepada-Nya dalam duka.

Semua ini pada intinya ada lima hal, yaitu sebagai berikut.

- Semangat yang tinggi.

- Berhati-hati pada yang haram dan menjaga kehormatan.

- Taat dan memahami diri sebagai seorang hamba.

- Melaksanakan kewajiban.

- Menghargai nikmat.