Brilio.net - Solo awalnya merupakan kampung kecil yang kemudian menjadi pusat kerajaan dengan dibangunnya Keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton itu dulunya berada di daerah bernama Kartasura. Makanya disebut Keraton Kartasura. Pemilihan Kampung Solo sebagai lokasi keraton yang baru atas saran dari Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudo dan J.A.B. van Hohendorff setelah Keraton Kartasura dihancurkan dalam kerusuhan Pecinan.

Sejarah kuno Kota Solo dimulai dengan ditemukannya manusia purba Homo erectus di Sangiran, Kabupaten Sragen. Dihimpun brilio.net dari situs Kota Surakarta, Selasa (31/1), penelitian menyebutkan nama Solo ada karena kota Surakarta didirikan di sebuah desa bernama Desa Sala di tepi sungai Solo. Hingga tahun 1744, Solo dikenal sebagai desa terpencil dan damai yang berada di 10 km sebelah timur Kartasura, yang saat itu menjadi pusat Kerajaan Mataram.

Sering ketukar karena punya banyak nama © 2023 brilio.net

foto: pinterest.com

Namun di bawah pimpinan Susuhan Mataram Pakubuwono II, China mendukung Kerajaan Mataram dalam melawan Belanda. Akibatnya, Belanda kemudian menduduki Kartasura. Keadaan tersebut memaksa Pakubuwono II untuk mencari tempat yang lebih menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya. Pada 1745, kerajaan Kartasura dibubarkan dan dipindahkan ke Surakarta di tepi sungai Solo.

Selain memiliki sejarah panjang, Solo juga punya keunikan karena punya banyak nama. Tak sedikit yang dibuat bingung dengan perbedaannya. Sering dikira sama, ternyata Solo, Surakarta, Solo Baru, dan Kartasura berbeda, lho. Sebagian orang ada yang menyebut Solo dengan nama Surakarta, ada juga sebaliknya. Ada juga yang bingung dengan perbedaan Surakarta dan Kartasura. Bahkan, banyak juga yang bingung dengan wilayah Solo dan Solo Baru.

 

 

Solo, Surakarta, dan Kartasura

Sering ketukar karena punya banyak nama © 2023 brilio.net

foto: freepik.com

Dihimpun dari situs Kota Surakarta, Solo merujuk pada nama populer kota Surakarta. Sedangkan Surakarta adalah nama administratif resmi kota Solo. Dengan demikian Solo dan Surakarta memiliki arti yang sama. Namun, masing-masing nama ini memiliki sejarahnya sendiri. Nama Solo berasal dari nama kota "Sala". Sala dulunya adalah sebuah desa Perdika yang dijalankan oleh Kiai bernama Ki Gede Sala atau dikenal dengan Kyai Sala.

Pada masa penjajahan, orang Belanda sulit melafalkan Sala dengan huruf "a". Kemudian ubah menjadi "o" sehingga pengucapannya menjadi Solo, bukan Sala. Jadi, Surakarta adalah nama resmi daerah tersebut, sedangkan Solo adalah nama panggilan khas. Oleh karena itu, kamu tidak akan menemukan kota Solo saat mencarinya di peta, karena nama yang tertulis adalah kota Surakarta.

Sedangkan Kartasura merupakan nama sebuah kecamatan di Sukoharjo. Kebetulan, Kartasura berada di sebelah barat Surakarta atau Solo. Kartasura menjadi titik temu arus lalu lintas dari tiga kota besar yakni Solo, Jogja dan Semarang. Kartasura dulunya adalah wilayah pusat kerajaan, yang istananya dipindahkan ke kota Sala.

Solo dan Solo Baru

Sering ketukar karena punya banyak nama © 2023 brilio.net

foto: Instagram/@fajrinasatu844

Lalu apa perbedaan Solo dan Solo Baru? Jika Solo dan Surakarta adalah daerah yang sama, maka Solo Baru berbeda. Solo Baru itu nama daerah di Kabupaten Sukoharjo. Menurut situs Kota Surakarta, awalnya nama Solo Baru tidak dipilih untuk kawasan tersebut melainkan Grogol Indah, Grogol Permai, Sukoharjo Indah dan Sukoharjo Permai.

Namun saat keputusan diambil, maka nama Solo Baru banyak dipilih untuk kawasan tersebut. Solo Baru juga dikenal sebagai kawasan bisnis dan pemukiman moderen di Kabupaten Sukoharjo. Solo Baru termasuk dalam wilayah Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Tempat ini berada persis di sebelah kota Solo yang ditandai dengan pintu masuk antara kota Solo dan Solo Baru.

Solo adalah nama panggilan umum untuk kota Surakarta dan Surakarta adalah nama resmi daerah tersebut. Selain itu, Solo Baru merupakan kawasan di Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan dengan Surakarta.