Sejarah cabang olahraga jalan cepat.

<img style=

foto: unsplash.com

 

Cabang olahraga atletik jalan cepat pertama kali dilakukan pada tahun 1912 dengan perlintasan sepanjang 10 km. Selanjutnya, pada tahun 1956 olahraga jalan cepat mulai dipertandingkan dalam olimpiade. Pada tahun 1976, jalan cepat 20 km juga mulai diperlombakan. Semakin berkembang, pada tahun 1980, jalan cepat 50 km juga berhasil dipertandingkan pada Olimpiade yang digelar di Moskow. Olahraga jalan cepat pun semakin luas dikenal di seluruh dunia.

Seiring perkembangannya, perlombaan jalan cepat 20 km dan 50 km menjadi nomor perlombaan yang selalu ada dalam pertandingan. Di Indonesia, olahraga jalan cepat mulai diperlombakan sebagai nomor kejuaraan nasional atletik yaitu pada tahun 1978. Jarak yang diperlombakan di Indonesia adalah 5 km dan 10 km untuk wanita serta 10 km dan 20 km untuk pria.

Teknik jalan cepat.

<img style=

foto: Unsplash/Alex McCarthy

 

Seperti yang telah disinggung di atas bahwa jalan cepat merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik dan resmi diperlombakan dalam kejuaraan atletik baik nasional maupun internasional.

Adapun beberapa teknik dalam olahraga jalan cepat adalah sebagai berikut:

1. Start.
Start jalan cepat menggunakan start berdiri karena start dalam jalan cepat tidak memiliki pengaruh yang berarti sehingga tidak memerlukan teknik khusus. Sikap start yang biasa digunakan adalah pada saat aba-aba "Bersedia", peserta menempatkan kaki kiri di belakang garis start, sedangkan kaki kanan berada di samping belakang kaki kiri. Selanjutnya, pada aba-aba "Ya", peserta harus segera melangkahkan kaki kanan ke depan lalu disusul kaki kiri dan terus berjalan.

2. Langkah.
Langkah dimulai dengan gerakan mengangkat paha kaki yang diayunkan ke depan lutut. Kemudian menapak pada tumit terlebih dahulu menyentuh tanah. Bersamaan dengan mengangkat tumit, ujung kaki lepas dari tanah dan digantikan dengan kaki ayun.

3. Condong badan.
Kepala, punggung pinggang, hingga tungkai bawah sedikit condong ke depan.

4. Ayunan lengan.
Siku ditekuk kurang lebih 90 derajat. Setelah itu, ayunkan lengan kiri ke depan bersamaan dengan mengangkat paha dan kaki kanan. Koordinasinya adalah lengan kiri bersamaan dengan kaki kanan serta lengan kanan bersamaan dengan kaki kiri.

5. Finish.
Dalam olahraga jalan cepat tidak ada teknik khusus untuk gerakan finish. Biasanya peserta akan terus berjalan sampai melewati garis finish, setelah itu peserta akan mengurangi kecepatannya.

Aturan dalam olahraga jalan cepat.

<img style=

foto: Unsplash/Andrew Tanglao

 

Terdapat beberapa peraturan yang wajib diikuti oleh peserta olahraga jalan cepat yaitu sebagai berikut:

1. Pada saat melangkah, salah satu kaki harus selalu kontak dengan tanah.
2. Peserta akan didiskualifikasi jika:
- Gagal atau tidak memenuhi definisi jalan cepat pada waktu perlombaan
- Melakukan pelanggaran pada saat perlombaan berlangsung
- Pada perlombaan jalan cepat yang dilaksanakan di lintasan, peserta yang terkena diskualifikasi harus meninggalkan lintasan. Jika perlombaan dilakukan di jalan raya, maka peserta harus melepas nomor dada dan segera keluar meninggalkan perlombaan.
3. Peserta pada perlombaan jalan cepat akan diberi peringatan terlebih dahulu ketika melakukan pelanggaran sebanyak satu kali.

Manfaat olahraga jalan cepat.

<img style=

foto: Unsplash/Chander R

 

Olahraga jalan cepat memiliki beberapa manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh antara lain:

1. Dapat mengencangkan tubuh
2. Dapat menurunkan berat badan melalui mekanisme pembakaran lemak dalam tubuh
3. Dapat menjaga fleksibilitas tubuh
4. Dapat melancarkan sirkulasi darah
5. Dapat meningkatkan stamina

 

Sumber: Tim Pengembang PGSD. 1999. Pengertian dan Sejarah Atletik. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru SD - Dirjen Dikti Dpedikbud.